Mohon tunggu...
Faiz
Faiz Mohon Tunggu... Lainnya - Ruang kost

Sebuah coretan yang menghasilkan pengalaman yang tidak bisa di ulang yang akan kita kenang sampai pengalaman itu membuat kita kagum atas pencapaian yang kita raih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Evaluasi Pendidikan yang Berujung Stagnan

4 Desember 2024   00:22 Diperbarui: 4 Desember 2024   00:40 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Evaluasi pendidikan adalah elemen krusial dalam memastikan keberlanjutan mutu pendidikan. Namun, sering kali evaluasi ini berujung stagnasi karena berbagai faktor yang saling berkaitan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa hal ini dapat terjadi:

1. Pendekatan Evaluasi yang Kaku

Evaluasi sering kali menggunakan metode yang tidak fleksibel, seperti fokus pada ujian standar tanpa mempertimbangkan aspek holistik pembelajaran. Hal ini dapat membatasi inovasi dalam pengajaran dan tidak mencerminkan kemampuan siswa secara komprehensif.

Solusi:
Mengintegrasikan metode evaluasi yang lebih beragam, seperti portofolio, proyek, atau penilaian berbasis kompetensi, agar hasil evaluasi lebih relevan dengan kebutuhan siswa dan dunia nyata.

2. Kurangnya Data-Driven Decision Making

Hasil evaluasi sering kali tidak dimanfaatkan secara optimal untuk mengambil keputusan yang strategis. Data yang dikumpulkan hanya menjadi laporan, bukan alat untuk perbaikan kebijakan pendidikan.

Solusi:
Pemanfaatan teknologi dan analitik data untuk menganalisis hasil evaluasi secara mendalam dan menentukan langkah-langkah strategis berdasarkan temuan tersebut.

3. Minimnya Perubahan Kurikulum yang Relevan

Kurikulum yang tidak berkembang atau terlalu lama diperbarui menjadi salah satu penyebab stagnasi. Evaluasi yang tidak diiringi dengan revisi kurikulum dapat menghambat pembelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman.

Solusi:
Melibatkan pakar pendidikan, guru, dan pemangku kepentingan dalam revisi kurikulum secara berkala untuk memastikan relevansi materi ajar.

4. Kurangnya Pelibatan Guru dan Siswa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun