Mohon tunggu...
Muhammad Dzakwan Deffa
Muhammad Dzakwan Deffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Andalas jurusan ilmu komunikasi

saya seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan ilmu komunikasi di Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penjelasan Opini Landasan Komunikasi Interpersonal

5 Januari 2025   00:04 Diperbarui: 5 Januari 2025   00:04 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara keseluruhan, pemahaman tentang etika dalam komunikasi interpersonal bukan hanya penting untuk hubungan pribadi, tetapi juga untuk interaksi profesional. Ini mengajak kita untuk berpikir lebih dalam tentang tindakan kita dan dampaknya terhadap orang lain, dan untuk mengembangkan kesadaran etis yang akan memandu kita dalam berkomunikasi dengan cara yang lebih bertanggung jawab dan sensitif.

1.4 Parafrasekan prinsip-prinsip komunikasi interpersonal.

Sekarang sifat komunikasi interpersonal dan elemen-elemennya sudah jelas, kita dapat mengeksplorasi beberapa aksioma atau prinsip yang lebih spesifik yang umum untuk semua atau sebagian besar pertemuan interpersonal. Pandangan transaksional terhadap komunikasi antarpribadi menunjukkan bahwa komunikasi adalah proses yang selalu berubah dan melibatkan elemen-elemen yang saling bergantung serta mempengaruhi satu sama lain.

Setiap pesan yang disampaikan seseorang menjadi stimulus bagi pesan berikutnya, menciptakan interaksi yang dinamis. Hal ini terlihat lebih jelas dalam interaksi tatap muka dibandingkan dengan media sosial, di mana sebagian besar pengguna hanya mengirim informasi tentang diri mereka sendiri tanpa memberikan umpan balik. Elemen-elemen komunikasi saling terkait perubahan dalam satu elemen dapat memengaruhi elemen lainnya.

Mutual influence dalam komunikasi tatap muka memungkinkan kedua pihak untuk saling mempengaruhi, berbeda dengan media tradisional yang cenderung bersifat linier. Ini menggarisbawahi kompleksitas dan kekayaan interaksi manusia. Komunikasi antarpribadi, baik secara tatap muka maupun daring, memiliki beragam tujuan yang sangat penting.

Pertama, komunikasi ini berfungsi untuk belajar. Melalui interaksi dengan orang lain, kita bisa memahami dunia sekitar kita dan juga mengenali diri kita sendiri. Misalnya, melalui umpan balik dari teman, kita bisa menyadari bagaimana perasaan dan pikiran kita diterima oleh orang lain.

kemudian, komunikasi juga membantu kita untuk berhubungan, berbagi perasaan dan menjalin kedekatan. kita memenuhi kebutuhan untuk memiliki hubungan yang dekat, dapat mengurangi rasa kesepian dan meningkatkan kebahagiaan. Selain itu, kita sering kali berusaha untuk mempengaruhi orang lain dalam interaksi kita. Ini bisa berkaitan dengan meyakinkan teman untuk mencoba hal baru atau bergabung dalam suatu kegiatan. Banyak komunikasi sehari-hari kita sebenarnya bersifat persuasif.

Komunikasi juga berfungsi sebagai waktu bermain. Berbincang santai, berbagi lelucon, atau bermain game online memberikan keseimbangan dalam hidup kita dan membantu kita bersantai dari tekanan sehari-hari. Terakhir, kita sering berperan untuk membantu orang lain. Baik dalam konteks profesional maupun pribadi, interaksi kita dapat memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan. Media sosial juga memfasilitasi aspek ini dengan memungkinkan kita untuk meminta dan memberikan bantuan dengan lebih mudah.

Dengan begitu, komunikasi antarpribadi memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk pengembangan diri, hubungan sosial, maupun untuk mendukung satu sama lain. Komunikasi antarpribadi memang memiliki sifat ambigu, yang membuat pesan sering kali dapat diartikan dengan lebih dari satu makna. Hal ini terjadi karena kata-kata yang digunakan bisa memiliki interpretasi yang berbeda bagi setiap orang. Misalnya, istilah seperti "segera" atau "sebentar lagi" dapat berarti hal yang berbeda tergantung pada konteks dan individu yang terlibat.

Ambiguitas ini membuat kita tidak bisa langsung menarik kesimpulan tentang niat seseorang. Misalnya, jika seseorang tidak membalas pesan, bisa jadi mereka tidak tertarik, tetapi juga bisa jadi karena kesibukan atau ketidaktahuan. Semua hubungan pasti memiliki ketidakpastian, yang mengarah pada pertanyaan tentang apa yang dapat atau tidak bisa kita katakan, serta bagaimana kita dan pasangan kita melihat hubungan tersebut.

Ada juga yang disebut ambiguitas strategis, di mana seseorang sengaja menyampaikan pesan yang tidak jelas untuk menjaga minat atau menghindari konflik. Ini berguna dalam berbagai situasi, seperti saat memberikan umpan balik yang tidak terlalu menyakitkan atau ketika tidak ingin membuat keputusan yang segera. Dengan begitu, memahami ambiguitas dalam komunikasi sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman dan meningkatkan kualitas hubungan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun