Lihat saja bagaimana animo masyarakat tentang sinetron Ikatan Cinta. Saking besarnya animo yang muncul, sampai-sampai saya yang sudah bertahun-tahun tidak nonton sinetron pun jadi tahu tentang sinetron itu.
Informasi tentang sinetron itu dengan mudah bisa ditemukan di mana-mana. Sehingga informasi tersebut dengan mudah masuk ke long term memory kita. Hal yang paling penting yaitu, informasi yang telah masuk ke dalam long term memory secara tidak langsung akan mempengaruhi alam bawah sadar. Dan puncaknya, ia akan mempengaruhi cara kita berpikir, berbicara, dan bertindak.
Lihat saja bagaimana masyarakat rela mempertaruhkan nyawanya di masa pandemi yang semakin gawat ini hanya karena ingin menyaksikan syuting sinetron tersebut.
Oleh sebab itu, saya mengajak para pembaca untuk menjadi ‘buzzer halal’. Yaitu buzzer yang pro kepada kelestarian lingkungan.
Bagaimana animo masyarakat terhadap isu lingkungan?
Tahukah kamu kalau beberapa hari yang lalu—tepatnya tanggal 21 Februari—ada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN)?
Mungkin masih banyak yang tidak tahu tentang hari peringatan tersebut. Bahkan mungkin di antara kita ada yang bertanya-tanya, “Memangnya ada ya hari peringatan seperti itu?”
Tetapi rasanya hanya sedikit orang yang tidak tahu berita tentang video permintaan maaf dari kibordis yang selingkuh itu. Yang kebetulan terjadi pada tanggal yang sama.
Begitulah, saking tidak menariknya isu tentang lingkungan sehingga dianggap tidak layak untuk dijadikan hot news dan jarang sekali menjadi hot topic dalam pembicaraan kita sehari-hari.
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh salah satu jurnalis The Jakarta Post. Ia mengeluhkan betapa kecilnya animo masyarakat terhadap isu lingkungan yang ia angkat. Padahal dampaknya sangat luar biasa bagi kehidupan manusia.