Mohon tunggu...
Muhammad
Muhammad Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Berbagi gagasan untuk kehidupan yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Baca 100 Buku dalam 5 Bulan, Kamu Bisa? Anak SD Ini Aja Bisa

23 Januari 2019   07:00 Diperbarui: 23 Januari 2019   07:38 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam Literasi!

Di cuaca yang sering hujan kaya gini, enaknya minum kopi sambil makan roti. Pasti nikmat luar biasa. Apalagi sambil baca artikel-artikel Kompasiana, rasanya lengkap sudah kebahagiaan hari ini.

Bener gak kompasianer? 

***

Seperti judul di atas, hari ini kita akan membahas tentang membaca. Sebelumnya, penulis mau tanya dulu nih, selama 5 bulan belakangan, udah berapa buku yang Kompasianer baca? Mungkin 5, 10, 20, 30 atau mungkin lebih dari 100 buku? Atau malah gak ada satu buku pun yang selesai dibaca? Hahaha

Tenaaaang... walaupun gak ada buku yang selesai dibaca, kalau Kompasianer mampu membaca artikel ini sampai habis, itu kemajuan yang sangat pesat. Ditambah prestasi Kompasianer yang gak pernah alpa baca pesan WhatsApp, kalau di-record pasti bisa mecahin rekor dunia tuh... hehehe

Penulis berharap Kawan-kawan Kompasianer selalu semangat dalam membaca. Jangan mau kalah nih sama Nayla. Dia baru duduk di kelas 4 SD, tapi semangat membacanya sangat luar biasa. Hanya dalam waktu 5 bulan, Nayla mampu membaca 168 buku. Penulis sendiri kalah dengannya,  karena hanya mampu membaca 18 buku selama 5 bulan terakhir.

Buku yang dibaca Nayla tentunya tidak "seberat" buku bacaan Kawan-kawan Kompasianer. Buku bacaannya masih berkisar antara komik sampai cerita untuk anak-anak. Meskipun demikian, membaca buku-buku --yang dianggap ringan-- seperti itu sebanyak 168 buah pastinya bukan perkara mudah dan tidak bisa dibilang sedikit. Mungkin kita sendiri memiliki satu dua buku bacaan ringan, tetapi tetap tidak habis dibaca. Jangankan yang begitu, artikel Kompasiana yang biasanya hanya satu halaman saja, seringkali tidak habis dibaca... hahaha

Sebab prestasinya tersebut, Nayla berhak menerima penghargaan dari sekolah. Sebuah penghargaan sederhana yang meninggalkan kesan luar biasa.

Beberapa hari setelah pemberian penghargaan tersebut, siswa-siswa lain semakin termotivasi untuk melakukan hal yang sama seperti Nayla (membaca buku sebanyak-banyaknya). Sesekali saya mendengar pertanyaan dari beberapa siswa kepada petugas perpustakaan, "Bu/Pak, saya sudah baca berapa buku?" Hal ini dilakukan untuk memastikan rekapitulasi jumlah buku yang sudah mereka baca, sehingga tidak ketinggalan dengan teman-teman lainnya. Bagaimana kalau hal ini juga terjadi di rumah kita, setiap anak selalu semangat membaca. Tentu pemandangan yang sangat menyenangkan bukan? Terlebih di era digital seperti ini, di mana anak-anak lebih suka bermain game daripada membaca buku. 

Bapak Wahyudi selaku Kepala Sekolah memberikan penghargaan kepada salah seorang siswa pembaca terbanyak/Dok. Pribadi
Bapak Wahyudi selaku Kepala Sekolah memberikan penghargaan kepada salah seorang siswa pembaca terbanyak/Dok. Pribadi
Saat menerima penghargaan, Nayla tidak seorang diri. Ada 5 orang teman satu angkatannya dan ada puluhan siswa lain dari angkatan yang berbeda-beda. Setiap angkatan --mulai dari kelas satu sampai kelas enam-- dipilih 5 sampai 10 siswa pembaca buku terbanyak. Rata-rata setiap siswa membaca lebih dari 100 buku. 

Penghargaan ini rutin diberikan oleh pihak Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kepada siswa-siswinya setiap awal semester. Setiap akhir semester, petugas perpustakaan melakukan rekapitulasi jumlah buku yang dibaca oleh tiap-tiap siswa. Lalu dari setiap angkatan dipilih 5-10 orang siswa yang membaca buku paling banyak. Siswa-siswa yang terpilih mendapatkan medali dan buku bacaan yang diberikan langsung oleh kepala sekolah sebagai penghargaan atas prestasi mereka.

Penulis sempat kaget saat mengetahui di antara penerima penghargaan ada siswa-siswa dari kelas 1. Bagi penulis, siswa kelas satu biasanya masih kesulitan untuk membaca dan menulis. Tapi ternyata hal itu tidak menyurutkan semangat mereka. Terbukti dengan terpilihnya 5 orang siswa sebagai pembaca terbanyak di angkatannya. Jumlah buku yang mereka baca mulai dari 20-60 buku. Sungguh pencapaian yang luar biasa bagi siswa kelas satu.

Bagi Kompasianer yang sudah punya anak, coba sekali-kali anaknya ditanya, mungkin jumlah bacaannya sudah melebihi siswa-siswa di atas. Jangan lupa dikasih hadiah ya, biar mereka tambah semangat membacanya.

Setiap lembaga pendidikan juga sebaiknya melakukan hal seperti ini, sehingga seluruh siswa semakin termotivasi untuk membaca. Penghargaan yang diberikan tidak harus mahal, sebuah penghargaan sederhana pada momen yang tepat --seperti upacara-- akan memberikan kesan yang luar biasa.

***

Masih ingat pepatah lama yang bunyinya, "Buku adalah jendela ilmu".

Kalau buku diibaratkan sebagai jendela, maka kita harus menengok jendela itu agar mampu melihat pemandangan indah di baliknya.

Oleh sebab itu, pemandangan indah di balik jendela ilmu tidak akan pernah terlihat, kecuali jika kita mau 'menengoknya' --dengan cara membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun