Mohon tunggu...
Muhammad
Muhammad Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Berbagi gagasan untuk kehidupan yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Baca 100 Buku dalam 5 Bulan, Kamu Bisa? Anak SD Ini Aja Bisa

23 Januari 2019   07:00 Diperbarui: 23 Januari 2019   07:38 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penghargaan ini rutin diberikan oleh pihak Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kepada siswa-siswinya setiap awal semester. Setiap akhir semester, petugas perpustakaan melakukan rekapitulasi jumlah buku yang dibaca oleh tiap-tiap siswa. Lalu dari setiap angkatan dipilih 5-10 orang siswa yang membaca buku paling banyak. Siswa-siswa yang terpilih mendapatkan medali dan buku bacaan yang diberikan langsung oleh kepala sekolah sebagai penghargaan atas prestasi mereka.

Penulis sempat kaget saat mengetahui di antara penerima penghargaan ada siswa-siswa dari kelas 1. Bagi penulis, siswa kelas satu biasanya masih kesulitan untuk membaca dan menulis. Tapi ternyata hal itu tidak menyurutkan semangat mereka. Terbukti dengan terpilihnya 5 orang siswa sebagai pembaca terbanyak di angkatannya. Jumlah buku yang mereka baca mulai dari 20-60 buku. Sungguh pencapaian yang luar biasa bagi siswa kelas satu.

Bagi Kompasianer yang sudah punya anak, coba sekali-kali anaknya ditanya, mungkin jumlah bacaannya sudah melebihi siswa-siswa di atas. Jangan lupa dikasih hadiah ya, biar mereka tambah semangat membacanya.

Setiap lembaga pendidikan juga sebaiknya melakukan hal seperti ini, sehingga seluruh siswa semakin termotivasi untuk membaca. Penghargaan yang diberikan tidak harus mahal, sebuah penghargaan sederhana pada momen yang tepat --seperti upacara-- akan memberikan kesan yang luar biasa.

***

Masih ingat pepatah lama yang bunyinya, "Buku adalah jendela ilmu".

Kalau buku diibaratkan sebagai jendela, maka kita harus menengok jendela itu agar mampu melihat pemandangan indah di baliknya.

Oleh sebab itu, pemandangan indah di balik jendela ilmu tidak akan pernah terlihat, kecuali jika kita mau 'menengoknya' --dengan cara membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun