Mohon tunggu...
Muhammad Diyan
Muhammad Diyan Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga Pendidik pembelajaran ALQURAN

JADILAH MANUSIA YANG BERMANFAAT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi dalam Proses Pembelajaran

13 Juli 2021   10:55 Diperbarui: 13 Juli 2021   10:57 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

STRATEGI PEMBELAJARAN.

Secara umum, strategi dapat didefinisikan sebagai metode atau prosedur yang dipilih dari sekian alternatif untuk menyelesaikan tugas kognitif tertentu [tujuan], yang digunakan secara sengaja dan secara simultan (Kruse & Schmitt, 2001). Akdeniz (2016, hal. 62), menjelaskan bahwa strategi pembelajaran sebagai pendekatan dan metode yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan. Tujuannya adalah agar siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Strategi pembelajaran umumnya mengacu pada pendekatan tertentu dan akan mengarahkan pada penentuan jenis metode, teknik, taktik dan peralatan. Metode pembelajaran sendiri diartikan sebagai kegiatan khusus untuk menciptakan lingkungan kelas dengan mempertimbangkan komponen-komponen yang akan mempengaruhi pembelajaran serta disesuaikan dengan tujuan dan fitur dari materi yang dipelajari agar pembelajaran yang berkualitas baik terjadi sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditargetkan.

Teknik pembelajaran adalah cara penggunaan semua sumber daya mental dan fisik secara sadar, soliter, dan aktif untuk mewujudkan suatu kegiatan pembelajaran. Teknik pembelajaran melibatkan aturan, prosedur, alat, dan keterampilan yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran secara efektif, membuat siswa belajar dengan mudah.

Taktik Pembelajaran diartikan sebagai urutan langkah pembelajaran, dari awal sampai akhir. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kita menjelaskan secara rinci kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiganya termasuk komponen dari taktik pembelajaran (Sever, 2016, hal. 233).

Ada beberapa strategi pembelajaran yang bisa kita aplikasikan diantaranya Strategi Pembelajaran Generatif,Strategi Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction),Strategi Pembelajaran 9 peristiwa Belajar(NINE EVENTS OF INSTRUCTION),Strategi pembelajaran Pencapaian Konsep,Strategi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning),Pembelajaran penguasaan(Mastery learning).

A. KONSEP PEMBELAJARAN GENERATIF

Dalam pembelajaran generatif, pemrosesan kognitif pelajar memainkan peran sentral. Belajar bukan hanya proses menambahkan informasi ke memori, tetapi mengintegrasika dan mengaturnya sehingga mudah dipanggil kembali saat dibutuhkan.

Selain itu, faktor pengetahuan sebelumnya memainkan peran sentral dalam pembelajaran generatif. Dalam pembelajaran Generatif ini ada beberapa praktik belajar diantaranya Meringkas,Memetakan,Membandingkan.

B. KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG (Direct Instruction).

Pembelajaran langsung (direct instruction, DI) adalah strategi pembelajaran yang menerapkan prinsip pendekatan behaviorism. Behaviorism memandang bahwa belajar terjadi dalam bentuk perubahan perilaku (behavior) sebagai tanggapan (respons) atas stimulus dan pemberian penguatan (feedback) (Guey, Cheng, & Shibata, 2010; W. O'Donohue & F. Kitchener, 1999). Perilaku yang diinginkan dinyatakan sebagai tujuan pembelajaran.

C. KONSEP PEMBELAJARAN 9 PERISTIWA

Model NEI (Nine Events of Instruction) dari Gagn didasarkan pada teori pemrosesan informasi yang terdiri tiga tahap yaitu seleksi, integrasi, dan organisasi, yang merupakan salah satu sub-teori belajar kognitif.

Meskipun NEI didasarkan pada pendekatan kognitif, strateginya mengandung implikasi dari behaviorism. Belajar terjadi sebagai hasil dari serangkaian fase pembelajaran internal yang dipengaruhi oleh peristiwa eksternal. Peristiwa eksternal sebagai stimulus bagi munculnya peristiwa internal (respons). Sembilan Peristiwa Belajar Gagne adalah langkah berurutan sebagai berikut ;

Langkah 1 --- Mendapatkan perhatian

Langkah 2 --- Memberi tahu peserta didik tentang tujuan pembelajaran

Langkah 3 --- Merangsang mengingat kembali pembelajaran prasyarat (sebelumnya)

Langkah 4 --- Mempresentasikan materi stimulus

Langkah 5 --- Memberikan bimbingan belajar

Langkah 6 --- Menunjukkan kinerja

Langkah 7 --- Memberikan umpan balik tentang kebenaran kinerja

Langkah 8 --- Menilai kinerja

Langkah 9 --- Meningkatkan retensi dan transfer.

 

D. KONSEP STRATEGI PENCAPAIAN KONSEP

Pembelajaran konsep dapat diajarkan secara tidak langsung-induktif, dengan meminta siswa menemukan atribut kritis dari konsep itu dengan menganalisis contohnya. Pembelajaran konsep secara induktif seringkali menjadi bagian dominan dalam discovery learning (Tang, Wang, Huang, Bai, & Liu, 2017). 

Sebagai pendekatan tidak langsung berdasarkan pembelajaran penemuan (discovery learning) dari Jerome Bruner, model pencapaian konsep menjadi cara efektif dalam mengajarkan konsep dan mendorong kemampuan klasifikasi (mengidentifikasi dan mengelompokkan), dua kemampuan dasar untuk berfikir tingkat tinggi. Menjelaskan proses pencapaian konsep dalam sembilan langkah :

Langkah 1 --- Memilih dan mendefinisikan konsep

Langkah 2 --- Memilih atribut

Langkah 3 --- Mengembangkan contoh dan bukan contoh

Langkah 4 --- Memperkenalkan proses pencapaian konsep kepada siswa

Langkah 5 --- Menyajikan contoh dan menyebutkan atribut

Langkah 6 --- Mengembangkan definisi konsep

Langkah 7 --- Memberikan contoh tambahan

Langkah 8 --- Membahas proses dengan siswa

Langkah 9 --- Mengevaluasi.

 

E. KONSEP PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Pembelajaran kooperatif, yang dikembangkan oleh Slavin.

Kerjasama (cooperative) dipandang sebagai keterampilan sosial yang paling penting yang harus dimiliki siswa dalam pengalaman kerja masa depan (Koenig, 2011). Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kognitif.

Untuk pembelajaran kooperatif di kelas, siswa membentuk kelompok-kelompok kecil; kemudian mereka memutuskan bagaimana mencapai tujuan atau mempelajari konten; setiap siswa memikul tanggung jawabnya, belajar sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan, dan membantu orang lain untuk belajar.

Kelompok belajar kooperatif bersifat heterogen,Kelompok heterogen yaitu kelompok diisi oleh siswa dengan latar belakang yang beragam dan tampaknya memiliki kelebihan kemampuan,siswa di tugaskan di kelompoknya tergantung pada variabel (tidak terbatas pada) seperti: jenis kelamin, kecerdasan ganda, etnis, pertimbangan sosial, kebutuhan khusus, dan penggunaan internet.

 

F. KONSEP MASTERY LEARNING

Model pembelajaran penguasaan (mastery learning, ML) dikembangkan oleh Bloom untuk pembelajaran kelompok, tetapi cocok juga untuk pembelajaran individual. Model didasarkan pada pandangan bahwa semua siswa dapat mempelajari perilaku (materi) baru dengan bantuan yang terencana dan sensitive,Menurut Guskey (T. R. Guskey, 2015), alasan kegagalan siswa tidak terkait dengan kemampuan mereka, melainkan dari layanan belajar yang disediakan guru. 

Jika diberikan waktu dan kesempatan belajar, hampir semua siswa dapat mempelajari perilaku (materi) baru. Di sisi lain, jika kesulitan belajar siswa tidak dipertimbangkan dan diselesaikan, mereka tidak dapat mencapai hasil pada tingkat penguasaan, Konsep penting lainnya dari pembelajaran penguasaan adalah unit pembelajaran. 

Unit pembelajaran didefinisikan sebagai modul pengajaran yang terdiri dari serangkaian kompetensi yang harus dipelajari siswa. Unit bukan keseluruhan mata pelajaran atau seukuran konsep, fakta atau hubungan.

Pembelajaran penguasaan mengusulkan tiga variabel dasar untuk pembelajaran yang efektif dan efisien, Variabel bebas pertama adalah karakteristik siswa. Karakteristik siswa adalah perilaku kognitif dan afektif awal yang diperlukan untuk unit pembelajaran baru, yang dapat berubah selama mereka belajar. Variabel bebas kedua terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas belajar, termasuk: petunjuk, partisipasi, penguatan, umpan balik, dan koreksi (T. R. Guskey, 2015). Variabel terikat berhubungan dengan hasil belajar yang terdiri dari tingkat pembelajaran, kecepatan belajar, pembelajaran dalam ranah afektif (T. R. Guskey, 2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun