Mohon tunggu...
Muhammad Din Ridho Ichsandi
Muhammad Din Ridho Ichsandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030070 UIN Sunan Kalijaga

Seorang Mahasiswa yang suka bermain game

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Cara Berhenti Menunda-nunda Pekerjaan dengan Menggunakan "Aturan 2 Menit"

22 Mei 2024   01:44 Diperbarui: 22 Mei 2024   02:40 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: healthcentral.com

Semakin Kalian melakukan ritual di awal suatu proses, semakin besar kemungkinan Kalian tergelincir ke dalam kondisi fokus mendalam yang diperlukan untuk melakukan hal-hal besar. Dengan melakukan pemanasan yang sama sebelum setiap latihan, Kalian akan lebih mudah mencapai kondisi performa puncak. 

Dengan mengikuti ritual kreatif yang sama, Kalian akan lebih mudah melakukan kerja keras dalam berkreasi. Dengan mengembangkan kebiasaan mematikan listrik secara konsisten, Kalian akan lebih mudah tidur pada waktu yang wajar setiap malam. Kalian mungkin tidak dapat mengotomatiskan seluruh proses, tetapi Kalian dapat melakukan tindakan pertama tanpa berpikir panjang. Permudahlah untuk memulai dan sisanya akan mengikuti.

Aturan Dua Menit mungkin tampak seperti tipuan bagi sebagian orang. Kalian tahu bahwa tujuan sebenarnya adalah melakukan lebih dari dua menit, jadi Kalian mungkin merasa seperti mencoba membodohi diri sendiri. Tidak ada seorang pun yang benar-benar bercita-cita membaca satu halaman atau melakukan push-up atau membuka catatan mereka. Dan jika Kalian tahu itu adalah tipuan mental, mengapa Kalian tertipu?

Jika Aturan Dua Menit terasa dipaksakan, coba ini: lakukan selama dua menit lalu berhenti. Berlarilah, tetapi Kalian harus berhenti setelah dua menit. Mulailah bermeditasi, tetapi Kalian harus berhenti setelah dua menit. Belajar bahasa Arab, tapi Kalian harus berhenti setelah dua menit. Ini bukanlah strategi untuk memulai, melainkan keseluruhannya. Kebiasaan Kalian hanya bisa bertahan seratus dua puluh detik.

Strategi seperti ini juga berhasil karena alasan lain: memperkuat identitas yang ingin Kalian bangun. Jika Kalian muncul di gym lima hari berturut-turut---meskipun hanya dua menit---Kalian memberikan suara untuk identitas baru Kalian. Kalian tidak khawatir untuk menjadi bugar. Kalian fokus untuk menjadi tipe orang yang tidak melewatkan latihan. Kalian mengambil tindakan terkecil yang menegaskan tipe orang seperti apa yang Kalian inginkan.

Kita jarang memikirkan perubahan dengan cara ini karena semua orang terpaku pada tujuan akhir. Tapi satu kali push-up lebih baik daripada tidak berolahraga. Latihan gitar satu menit lebih baik daripada tidak sama sekali. Membaca satu menit lebih baik daripada tidak pernah mengambil buku. Jauh lebih baik melakukan lebih sedikit dari yang Kalian harapkan daripada tidak melakukan apa pun.

Kapan pun Kalian kesulitan mempertahankan suatu kebiasaan, Kalian dapat menerapkan Aturan Dua Menit. Ini adalah cara sederhana untuk membuat kebiasaan Kalian menjadi mudah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun