Manusia memiliki banyak pandangan dalam memahami peristiwa tersebut. Apalagi bila peristiwa tersebut bisa dilihat secara langsung. Dalam realitas subjektif, terdapat tiga kerangka. Yaitu peristiwa, persepsi, dan perspektif.
Manusia sebagai objek peristiwa tersebut, dapat diduga sebagai peristiwa yang memang akan terjadi, bila manusia terlibat peristiwa tersebut.Â
Contohnya, perang salib yang terjadi karena bantuan paus urbanus II atas permintaan kaisar alexius comnesus, karena kekuasaannya di asia telah di serang oleh bani saljuk di sepanjang pesisir marmora. Bila, paus urbanus II tidak ikut terlibat, pastinya tidak akan terjadi namanya peristiwa perang salib tersebut.Â
Manusia sebagai objek persepsi, dapat diduga sebagai pandangan setiap orang yang berbeda-beda terhadap peristiwa yang terjadi. Contohnya, dalam indonesia sendiri, bagi banyak orang indonesia, proklamasi kemerdekaan pada 17 agustus 1945 adalah momen kebanggaan nasional dan simbol perjuangan melawan penjajahan. Namun, bagi beberapa pihak yang terlibat dalam pemerintahan kolonial, peristiwa ini mungkin adalah akhir dari kekuasaan mereka di indonesia.
Manusia sebagai objek perspektif, dapat diduga sebagai sudut pandang yang dialami setiap orang berbeda-beda dalam peristiwa tersebut. Contohnya, dalam perspektif seorang prajurit, perang adalah sesuatu yang mengerikan. Apalagi prajurit tersebut, melihat teman atau rekannya tertembak mati oleh peluru musuh. Mereka juga trauma berat, ketika rakyat sipil yang tidak terlibat Ikut tertembak.Â
Sedangkan, dalam perspektif seorang pemimpin dan pejabat, perang adalah sesuatu untuk mempertahankan wilayah negaranya. Tidak peduli siapapun yang tertembak mati, yang penting negaranya aman dari serangan musuh. Apalagi bila menang, mereka dapat menguasai wilayah negara tersebut. Dan yang mati dalam perang tersebut, akan mendapatkan sebuah penghargaan bila mereka ikut berjuang dalam perang tersebut ataupun bagi yang tidak, nama mereka akan dikenang dalam sebuah tugu atau sebuah monumen.
Dalam indonesia sendiri, bagi rakyat dan pejuang, kemerdekaan itu sebagai hasil perjuangan panjang melawan para penjajah seperti belanda dan jepang dalam meraih suatu kebebasan.
Sedangkan bagi belanda, kemerdekaan indonesia sebagai suatu pemberontakan dan tindakan yang melanggar hukum internasional, karena indonesia mengumumkan kemerdekaannya tanpa persetujuan belanda.
Dan untuk jepang, kemerdekaan indonesia sebagai sesuatu yang mereka pahami. Sebab, walaupun mereka menjajah indonesia. Tujuan mereka di indonesia Cuma ingin menghapus penjajahan yang dilakukan oleh orang eropa dan mereka juga membantu indonesia untuk meraih kemerdekaan. Walaupun caranya lebih kejam dari pada belanda waktu menjajah indonesia. Juga mereka membantu indonesia merdeka, untuk mendapatkan dukungan rakyat indonesia dalam melawan sekutu di perang pasifik. Juga sebagai tanda propaganda dan mengurangi perlawanan yang akan terjadi di indonesia.
KESIMPULANNYA
Oleh karena itu, berdasarkan pendapat dan pandangan saya serta beberapa referensi, dapat dikatakan bahwa manusia dan realitas sejarah saling berhubungan satu sama lain. Dimana, tanpa manusia, realitas sejarah tidak akan muncul. Dan pandangan setiap orang terkait peristiwa yang terjadi, tidak akan pernah ada.Â