Meja yang penuh dengan beragam hidangan dicicipinya silih berganti oleh setiap guru, tidak ada batasan yang dibuat. Meski sudah duduk di satu meja namun bila tertarik dengan masakan yang ada di meja lain maka sangat dianjurkan mengambilnya saja tanpa malu-malu. Di meja pojok sebelah kiri tempat kami diarahkan terlebih dahulu untuk mengambil piring. Nasi yang terdapat pada rantang kami ambil perlahan. Sesekali ibu guru yang berada di meja yang lain menawarkan lauk yang ada di mejanya. Lauk yang ada di atas meja tempat saya mengambil nasi tak kalah enak membuat saya tidak tertarik dengan lauk yang ada di meja lain. Â
Nambah lagi Dani kata pak guru Irwan sambil menepuk punggung, tidak sempat menyahut lantaran nasi sudah kadung di dalam mulut membuat saya hanya membalas dengan menganggukkan kepala. Buah anggur, jeruk, salak menjadi penutup santap kami hari itu. Makanan yang masih banyak tersisa di atas meja membuat ibu guru yang lain berinisiatif membawanya pulang sebagai buah tangan atau yang lebih dikenal dengan memberkat. Hari Sabtu Budaya berakhir membentuk memory menjadi cerita indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H