Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Makan Vegan: Tren atau Kesadaran Baru?

20 Januari 2025   08:39 Diperbarui: 20 Januari 2025   08:39 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sektor peternakan menyumbang sekitar 14,5% dari total emisi gas rumah kaca global---angka yang setara dengan emisi dari seluruh sektor transportasi dunia. 

Selain itu, produksi daging dan susu membutuhkan lahan, air, dan sumber daya dalam jumlah besar, sering kali menyebabkan deforestasi dan kekeringan di berbagai wilayah. Bagi mereka yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan, pola makan vegan menawarkan solusi yang lebih ramah lingkungan. 

Dengan menggantikan daging dan produk hewani dengan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan, tahu, tempe, dan quinoa, seseorang dapat secara signifikan mengurangi jejak karbon pribadi mereka. 

Pola makan ini juga dianggap lebih efisien dalam penggunaan sumber daya karena tanaman yang langsung dikonsumsi manusia membutuhkan lebih sedikit energi daripada yang digunakan untuk mendukung rantai produksi hewani.

Alasan Etika dan Hak Hewan

Bagi sebagian orang, keputusan menjadi vegan adalah bentuk kepedulian terhadap hak hewan. Mereka meyakini bahwa setiap makhluk hidup berhak untuk hidup bebas dari eksploitasi, penderitaan, dan kekerasan yang sering terjadi dalam industri peternakan. 

Dalam banyak kasus, hewan ternak diperlakukan secara tidak manusiawi ditempatkan di kandang sempit, dipisahkan dari anaknya, dan mengalami proses pemotongan yang menyakitkan. Hal ini memicu perasaan empati dan mendorong individu untuk menolak menjadi bagian dari sistem yang mereka anggap tidak adil.

Pandangan ini sering kali didukung oleh dokumentasi dan laporan dari organisasi advokasi hak hewan, seperti PETA atau Animal Equality, yang memperlihatkan realitas di balik industri peternakan. Gambar dan video dari kondisi peternakan intensif atau rumah potong hewan menjadi alat yang kuat untuk menyadarkan banyak orang tentang apa yang terjadi sebelum makanan hewani sampai ke piring mereka.

Bagi para vegan, pilihan ini tidak hanya mencakup pola makan, tetapi juga gaya hidup. Mereka cenderung menghindari produk lain yang melibatkan eksploitasi hewan, seperti pakaian dari kulit, wol, atau bulu, serta kosmetik yang diuji pada hewan. Semua ini dilakukan dengan keyakinan bahwa manusia memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi dan menghormati semua makhluk hidup.

Manfaat Kesehatan

Veganisme juga sering dikaitkan dengan manfaat kesehatan. Pola makan berbasis nabati yang kaya akan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan protein nabati dapat membantu tubuh mendapatkan nutrisi yang lebih alami dan minim kolesterol jahat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun