Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Warkop Lhok Peulangan Kupi: Inovasi BUMDes yang Menyulut Semangat Ekonomi Desa

10 Januari 2025   10:16 Diperbarui: 10 Januari 2025   10:16 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis, 9 Januari 2025 – Hari ini menjadi tonggak sejarah bagi Gampong Krueng Dhoe, Kecamatan Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie, Aceh. Peresmian Warkop Lhok Peulangan Kupi, yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), menandai langkah besar dalam menggerakkan roda perekonomian desa dengan semangat kolaborasi dan inovasi.

Warkop ini tidak hanya menjadi tempat bersantai, menikmati kopi, dan mencicipi kuliner khas Kembang Tanjong seperti Adee, tetapi juga menjadi simbol transformasi ekonomi berbasis komunitas. Kehadirannya diharapkan menjadi magnet bagi warga setempat dan wisatawan, menciptakan peluang usaha baru, serta memperkuat identitas budaya lokal.

Dalam acara peresmian yang berlangsung pagi ini, Bapak Iswadi, Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat Gampong dari DPMG Pidie, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif ini. "Keberhasilan Warkop Lhok Peulangan Kupi adalah bukti nyata bahwa dengan manajemen yang baik, BUMDes mampu menjadi motor penggerak ekonomi desa. Ini patut menjadi contoh bagi seluruh gampong di Kabupaten Pidie," ungkapnya.

Lokasi warkop (foto: iswadi)
Lokasi warkop (foto: iswadi)

Inspirasi dari Kesuksesan BUMDes Lain

Kisah sukses ini selaras dengan pencapaian BUMDes di daerah lain yang berhasil menjadi pilar penguatan ekonomi desa. 

"Sebut saja BUMDes Reungkan Tari Milik Gampong Dayah Beuah Kec. Delima Kab. Pidie yang berhasil mengelola unit usaha Perdagangan (Foto Copy, ATK dll) dan Penjualan Kawat Bronjong yang di kerjakan oleh para Emak Emak ( Kaum Ibu) yang kini menjadi andalan masyarakat setempat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.". Ujarnya bapak iswadi.

Selain itu, BUMDes Karangrejo di Magelang sukses mengelola sektor wisata Desa Balkondes yang mampu mendatangkan ribuan wisatawan setiap tahun, memberikan dampak signifikan pada peningkatan pendapatan masyarakat.

BUMDes-bumdes ini menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, kolaborasi kuat antara pemerintah desa dan masyarakat, serta pemanfaatan potensi lokal, desa bisa mandiri secara ekonomi. Mereka membuktikan bahwa sektor-sektor seperti pariwisata, pertanian, dan pengelolaan sumber daya alam dapat menjadi roda penggerak perekonomian desa yang berkelanjutan.

Seperti halnya BUMDes lain yang sukses, Warkop Lhok Peulangan Kupi berpotensi menjadi penggerak utama dalam membangun ekosistem ekonomi di Gampong Krueng Dhoe. 

Dengan memberdayakan masyarakat lokal sebagai pekerja warung, misalnya, warkop ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi langsung bagi pemilik usaha, tetapi juga bagi komunitas yang lebih luas. Selain itu, keterlibatan penjual kuliner khas untuk melengkapi menu, menciptakan rantai nilai yang terintegrasi.

Langkah ini tidak hanya memperkuat ketahanan ekonomi desa tetapi juga memperkenalkan identitas lokal ke pasar yang lebih luas. Dengan begitu, Gampong Krueng Dhoe dapat menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara inovasi modern dan kearifan lokal mampu menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.

Tidak dapat dipungkiri, dukungan dari pemerintah daerah melalui pelatihan, pendampingan, dan bantuan modal menjadi faktor penting dalam kesuksesan ini. Program pelatihan manajemen usaha yang diselenggarakan oleh DPMG Pidie, misalnya, telah membantu pengelola BUMDes untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam mengelola unit usaha secara profesional.

Lebih jauh, kolaborasi dengan instansi lain, seperti Dinas Pariwisata untuk mempromosikan kuliner khas dan budaya lokal, serta Dinas Koperasi dan UKM untuk memfasilitasi akses permodalan dan pasar, bisa menjadi strategi lanjutan yang memastikan kelangsungan usaha ini dalam jangka panjang.

Kehadiran Warkop Lhok Peulangan Kupi menjadi titik terang dalam pembangunan ekonomi berbasis desa di Aceh. Semangat yang ditunjukkan oleh masyarakat Gampong Krueng Dhoe harus terus dipelihara, tidak hanya untuk menciptakan keuntungan finansial, tetapi juga untuk menginspirasi desa-desa lain di Indonesia.

Harapan Masa Depan

Dengan desain yang memadukan nuansa tradisional dan modern, Warkop Lhok Peulangan Kupi tidak hanya menjual produk, tetapi juga pengalaman. Pengunjung dapat merasakan suasana khas Aceh yang hangat dan autentik, dengan ornamen tradisional yang menghiasi interior warkop, seperti ukiran kayu dan anyaman bambu yang memperkuat identitas lokal. 

Di sisi lain, fasilitas modern seperti akses Wi-Fi gratis, area co-working space, dan sistem pemesanan digital memberikan kenyamanan bagi generasi muda yang gemar bersosialisasi atau bekerja di luar rumah.

Warkop ini menjadi ruang inklusif bagi semua kalangan. Anak muda dapat menikmati kopi sambil berselancar di dunia maya, keluarga dapat bersantai sambil mencicipi kudapan khas seperti Adee Kembang Tanjong, sementara pengusaha lokal memiliki tempat strategis untuk bertemu dan menjalin kemitraan. 

Dengan pendekatan ini, Warkop Lhok Peulangan Kupi tidak hanya menjadi pusat kuliner, tetapi juga pusat aktivitas sosial dan ekonomi yang menyatukan berbagai lapisan masyarakat. Hal yang membuat warkop ini istimewa adalah kemampuannya menggabungkan tradisi dengan inovasi.

Misalnya, kopi yang disajikan menggunakan biji kopi lokal dari petani Aceh, diolah dengan metode tradisional untuk menjaga cita rasa khasnya. Namun, penyajiannya memanfaatkan konsep modern seperti manual brewing yang sedang populer, menarik perhatian penggemar kopi milenial.

Tidak hanya itu, warkop ini juga menjadi wadah edukasi. Para pengunjung dapat belajar tentang proses pembuatan kopi, mulai dari pemilihan biji, penggilingan, hingga penyeduhan. Aktivitas ini memberikan nilai tambah, menjadikan setiap kunjungan lebih dari sekadar menikmati minuman tetapi juga memahami warisan budaya Aceh yang kaya.

Warkop Lhok Peulangan Kupi juga menjadi katalis bagi ekonomi kreatif lokal. Sebagian besar produk makanan dan minuman yang dijual berasal dari pemasok lokal, mulai dari kudapan tradisional hingga bahan baku kopi. 

Bahkan, peralatan dan dekorasi warkop sebagian besar diproduksi oleh pengrajin setempat. Pendekatan ini tidak hanya mendukung pengusaha kecil, tetapi juga memastikan bahwa keuntungan ekonomi dirasakan oleh komunitas secara langsung.

Grand Opening Warkop Lhok Peulangan Kupi adalah awal dari babak baru bagi Gampong Krueng Dhoe. Dengan semangat inovasi yang mengedepankan kearifan lokal, warkop ini membuka peluang besar bagi masa depan perekonomian desa. Kehadiran tempat ini membawa harapan baru tidak hanya bagi masyarakat setempat, tetapi juga bagi generasi muda yang ingin menciptakan perubahan positif melalui usaha yang berbasis pada nilai-nilai bersama.

Sebagai pusat ekonomi dan sosial yang modern, warkop ini juga menjadi simbol keberhasilan BUMDes dalam mengelola potensi lokal. Ini membuktikan bahwa dengan manajemen yang baik, kolaborasi yang erat antarwarga, dan dukungan pemerintah, desa mampu berkembang dengan pesat, menciptakan lapangan pekerjaan, dan memperkenalkan kekayaan budaya daerah kepada dunia luar.

Melihat potensi yang ada, Warkop Lhok Peulangan Kupi diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Pidie dan bahkan di seluruh Aceh, untuk berinovasi dan memanfaatkan peluang ekonomi yang ada dengan cara yang kreatif dan berkelanjutan. 

Dengan demikian, Gampong Krueng Dhoe dapat menjadi contoh nyata bagaimana pemberdayaan ekonomi berbasis desa bisa membawa kemajuan yang lebih luas, bukan hanya untuk kesejahteraan masyarakatnya, tetapi juga untuk pembangunan daerah secara keseluruhan.

Semoga langkah ini membuka jalan bagi lebih banyak inovasi di desa-desa lain, yang pada akhirnya akan membawa perubahan positif yang berkelanjutan bagi masyarakat desa, serta meningkatkan daya saing daerah di kancah nasional. Warkop ini, lebih dari sekadar tempat ngopi, menjadi simbol kebangkitan perekonomian desa dan kekuatan kolektif yang mampu mewujudkan masa depan yang lebih cerah. (Muhammad Dahron)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun