Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menghadapi Bornout: Solusi untuk Pekerja Milenial dan Gen Z

10 Januari 2025   08:36 Diperbarui: 10 Januari 2025   08:34 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menghadapi Bornout saat bekerja (sumber gambar: pro-int.co.id)

Bagi mereka yang merasa lingkungan kerja menjadi faktor utama pemicu burnout, penting untuk mengevaluasi apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan nilai dan tujuan hidup. Pekerjaan yang tidak selaras dengan prinsip dan aspirasi pribadi sering kali menjadi sumber stres yang berkelanjutan. Ketidakcocokan ini dapat membuat seseorang merasa terjebak atau kehilangan makna dalam apa yang mereka lakukan, sehingga memperburuk kondisi burnout.

Evaluasi ini bisa dimulai dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri, seperti: "Apakah pekerjaan ini memberikan saya rasa kepuasan?" atau "Apakah lingkungan kerja saya mendukung pertumbuhan pribadi dan profesional?" Jika jawabannya lebih banyak negatif, maka sudah saatnya untuk mempertimbangkan langkah-langkah yang lebih besar untuk mengatasi situasi tersebut.

Jika memungkinkan, diskusikan masalah ini dengan atasan atau pihak manajemen. Bicarakan tentang beban kerja, ekspektasi yang tidak realistis, atau faktor lain yang memengaruhi kesejahteraan Anda. Banyak perusahaan saat ini mulai memahami pentingnya kesehatan mental karyawan dan bersedia mencari solusi bersama, seperti fleksibilitas waktu kerja, perubahan tugas, atau pengurangan target.

Jika lingkungan kerja tetap tidak mendukung meskipun sudah ada upaya untuk perbaikan, mempertimbangkan perubahan karier mungkin menjadi langkah yang perlu diambil. Memilih pekerjaan atau perusahaan baru yang lebih sesuai dengan nilai dan kebutuhan Anda dapat memberikan semangat baru dan membantu memulihkan keseimbangan hidup.

Pada akhirnya, menghadapi burnout adalah tentang mengenali kebutuhan diri sendiri dan memberikan ruang untuk pulih. Milenial dan Gen Z perlu memahami bahwa kesehatan mental adalah aset yang tak ternilai, dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik. Burnout bukan tanda kelemahan, tetapi sebuah sinyal bahwa tubuh dan pikiran membutuhkan perhatian lebih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun