Di sisi lain, orang dewasa juga memiliki pola konsumsi yang terbentuk dari kebiasaan dan preferensi rasa. Jika makanan yang disajikan dianggap hambar atau kurang memuaskan, besar kemungkinan mereka akan mencari alternatif makanan di luar program, yang sering kali tidak bergizi.Â
Menciptakan Sinergi Antara Rasa dan Gizi
Untuk menciptakan sinergi antara rasa dan gizi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), pendekatan inovatif diperlukan agar makanan sehat tidak lagi dianggap membosankan atau kurang menarik.Â
Proses ini dimulai dari pengembangan menu yang tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi tetapi juga disesuaikan dengan selera lokal. Menggunakan bahan-bahan segar dan rempah-rempah alami dapat menjadi solusi untuk meningkatkan cita rasa tanpa mengorbankan kualitas gizi.
Selain itu, kolaborasi dengan para ahli gizi dan koki profesional dapat membantu merancang resep yang menggugah selera. Misalnya, memasukkan sayuran ke dalam makanan favorit seperti nasi goreng atau membuat hidangan manis sehat dari buah-buahan lokal.Â
Pendekatan ini tidak hanya memperkaya rasa tetapi juga membuat makanan sehat lebih diterima oleh masyarakat, terutama anak-anak.
Program MBG juga dapat memperkenalkan variasi menu secara berkala untuk menghindari kebosanan dan meningkatkan antusiasme penerima manfaat. Dengan cara ini, makanan sehat dapat menjadi bagian dari kebiasaan makan sehari-hari tanpa perlu dipaksakan.Â
Kesuksesan MBG adalah Kesuksesan Bersama
Program MBG memiliki potensi besar untuk mengubah pola konsumsi masyarakat, tetapi hanya jika makanan yang disediakan mampu menyeimbangkan antara rasa dan manfaatnya.Â
Hal ini menuntut pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, ahli gizi, pelaku industri pangan, hingga masyarakat itu sendiri.Â
Pemerintah dapat memastikan keberlanjutan program melalui alokasi dana yang memadai, pengawasan kualitas, dan kolaborasi dengan ahli untuk menciptakan menu yang sesuai dengan kebutuhan gizi dan selera lokal.