Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan langkah strategis pemerintah dan berbagai pihak dalam upaya menekan angka malnutrisi, terutama di kalangan anak-anak dan masyarakat kurang mampu.Â
Namun, keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari jumlah penerima manfaat, tetapi juga dari seberapa efektif makanan yang disediakan mampu memenuhi kebutuhan gizi dan diterima oleh masyarakat.Â
Tantangan utama yang dihadapi adalah menciptakan keseimbangan antara kualitas gizi yang tinggi dan rasa yang disukai, terutama oleh anak-anak yang sering kali memilih makanan berdasarkan selera dibandingkan kandungan nutrisinya.
Program ini tidak hanya soal memberikan makanan, tetapi juga mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat terhadap pentingnya konsumsi makanan sehat.Â
Dengan menghadirkan makanan bergizi secara konsisten, MBG diharapkan dapat menjadi solusi nyata untuk mengatasi masalah kekurangan gizi, sekaligus mendorong masyarakat untuk menjalani pola hidup yang lebih sehat.Â
Namun, bagaimana memastikan program ini tetap menarik dan efektif bagi semua kalangan?
Mengapa Rasa Penting?
Makanan yang bergizi tanpa rasa yang nikmat sering kali ditinggalkan oleh anak-anak dan bahkan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan makan yang cenderung mengutamakan rasa dibandingkan manfaat kesehatan.Â
Anak-anak, misalnya, lebih memilih makanan manis, gurih, atau makanan cepat saji yang sering kali minim gizi, daripada makanan sehat seperti sayuran atau biji-bijian.Â
Akibatnya, tujuan utama dari program MBG, yaitu memastikan asupan nutrisi yang memadai, bisa terhambat jika makanan yang disajikan tidak menarik bagi penerima manfaat.