Namun, bukan hanya nilai-nilai sosial yang penting. Generasi muda juga menginginkan perusahaan yang transparan dan autentik dalam tindakan mereka. Mereka tidak tertipu oleh slogan atau janji yang kosong, tetapi lebih menghargai perusahaan yang benar-benar menunjukkan hasil nyata dari komitmen mereka.Â
Misalnya, perusahaan yang secara terbuka mengungkapkan upaya mereka dalam mengurangi jejak karbon atau yang aktif mendukung kebijakan inklusivitas yang berkelanjutan, lebih mungkin untuk menarik talenta muda yang berorientasi pada nilai-nilai tersebut.
Pandemi COVID-19 juga menjadi titik balik yang memperkuat pencarian makna ini. Krisis global yang mengguncang seluruh dunia ini memaksa banyak orang untuk merenung dan mengevaluasi ulang prioritas hidup mereka.Â
Bagi banyak Milenial dan Gen Z, pandemi bukan hanya sekadar peristiwa yang mengubah cara bekerja, tetapi juga menggugah kesadaran tentang pentingnya kesejahteraan mental, hubungan pribadi, dan tujuan hidup. Selama masa isolasi sosial, banyak dari mereka yang menyadari bahwa kehidupan tidak hanya tentang pekerjaan atau pencapaian material, tetapi tentang bagaimana menjalani hidup yang lebih seimbang dan bermakna.
Bagi generasi muda, pandemi menunjukkan betapa rapuhnya sistem yang selama ini dianggap stabil. Ketidakpastian ekonomi, kekhawatiran akan kesehatan, dan pembatasan sosial membuat banyak orang merasa cemas dan kehilangan arah. Hal ini memicu keinginan untuk mencari pekerjaan yang tidak hanya menawarkan penghasilan, tetapi juga memberikan kepuasan dan rasa aman yang lebih dalam.Â
Mereka mulai mencari pekerjaan yang dapat mendukung kesehatan mental dan emosional mereka, bukan hanya fisik. Pekerjaan yang memberi kesempatan untuk bekerja dari rumah, fleksibilitas jam kerja, serta budaya perusahaan yang peduli terhadap kesejahteraan pribadi menjadi lebih dicari.
Selain itu, pandemi juga memperlihatkan betapa pentingnya koneksi sosial dan peran perusahaan dalam menciptakan dampak positif di masyarakat. Banyak dari mereka yang semakin sadar bahwa perusahaan harus lebih dari sekadar penyedia pekerjaan, mereka harus bertanggung jawab secara sosial dan etis.Â
Melihat perusahaan-perusahaan besar yang memberikan dukungan kepada komunitas terdampak pandemi atau yang memperkenalkan kebijakan kerja fleksibel untuk mendukung karyawan, semakin memperjelas bahwa makna dalam pekerjaan bisa ditemukan dalam cara perusahaan berinteraksi dengan dunia luar.
Pencarian makna ini tidak berarti mereka mengabaikan kebutuhan finansial. Meskipun generasi Milenial dan Gen Z lebih memprioritaskan pekerjaan yang memberikan dampak positif dan sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka, mereka tetap menyadari bahwa stabilitas ekonomi adalah hal yang penting.Â
Generasi ini cenderung menginginkan pekerjaan yang tidak hanya memuaskan secara emosional dan sosial, tetapi juga dapat memberikan penghasilan yang cukup untuk hidup dengan nyaman dan mandiri.
Namun, perbedaan terletak pada bagaimana mereka mendefinisikan keseimbangan antara uang dan kepuasan. Bagi mereka, pekerjaan ideal adalah yang dapat memenuhi kebutuhan finansial tanpa mengorbankan kebahagiaan atau kesehatan mental. Mereka lebih memilih untuk bekerja di perusahaan yang menawarkan paket kompensasi yang adil, tetapi juga memberikan fleksibilitas waktu dan ruang untuk kehidupan pribadi.