Hybrid working memberikan peluang bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih adaptif dan inklusif, sekaligus memungkinkan karyawan untuk bekerja dengan cara yang lebih sesuai dengan kebutuhan individu mereka.
Keberhasilan hybrid working tidak hanya bergantung pada fleksibilitasnya, tetapi juga pada bagaimana perusahaan dan karyawan mengelola tantangan yang ada. Perusahaan perlu mengadopsi pendekatan yang strategis, mulai dari investasi dalam teknologi, penerapan kebijakan kerja yang jelas, hingga memastikan keseimbangan antara kebutuhan bisnis dan kesejahteraan karyawan.Â
Di sisi lain, karyawan juga perlu mengembangkan keterampilan manajemen waktu, kedisiplinan, dan kemampuan beradaptasi agar dapat bekerja secara efektif dalam model ini.
Jika diterapkan dengan baik, hybrid working dapat menjadi katalisator perubahan positif dalam dunia kerja, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan pengalaman kerja yang lebih memuaskan bagi semua pihak. Namun, jika tantangan-tantangan seperti kurangnya komunikasi, pengelolaan waktu yang buruk, atau kesenjangan teknologi tidak diatasi, hybrid working bisa menjadi penghambat produktivitas dan kolaborasi.
Karena itu, hybrid working bukan hanya soal memilih tempat kerja, tetapi juga tentang membangun cara kerja baru yang lebih seimbang, efektif, dan berkelanjutan. Dengan evaluasi dan penyesuaian yang terus menerus, model ini memiliki potensi untuk menjadi standar baru yang tidak hanya relevan untuk masa depan, tetapi juga mampu mendukung kebutuhan dunia kerja yang terus berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H