Teknologi dalam pengelolaan sampah dan limbah juga memainkan peran penting dalam menciptakan kota berkelanjutan. Sistem pengelolaan sampah berbasis sensor dapat mengoptimalkan pengumpulan dan pemrosesan sampah, mengurangi timbunan sampah yang mencemari lingkungan. Teknologi daur ulang yang lebih efisien juga memungkinkan pemulihan material yang lebih baik, mengurangi kebutuhan akan sumber daya baru.
Selain teknologi, perencanaan kota yang cerdas menjadi elemen penting dalam mewujudkan kota berkelanjutan. Perencanaan yang matang dan terintegrasi adalah dasar dari setiap pembangunan kota yang berhasil, di mana faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi saling mendukung untuk menciptakan sebuah ekosistem perkotaan yang berkelanjutan.Â
Dalam perencanaan kota yang cerdas, penggunaan ruang harus dilakukan secara efisien, mempertimbangkan aksesibilitas, keberagaman fungsi, dan dampak jangka panjang terhadap lingkungan. Salah satu prinsip utama dari perencanaan kota yang berkelanjutan adalah pengembangan kawasan yang padat namun tetap nyaman dihuni, yang dikenal dengan konsep kota compact.Â
Desain kota yang padat memungkinkan mobilitas yang lebih efisien dengan mengurangi jarak antara tempat tinggal, tempat kerja, dan fasilitas publik, sehingga menurunkan ketergantungan pada kendaraan pribadi dan mengurangi emisi karbon.Â
Di samping itu, perencanaan kota harus mempertimbangkan pentingnya ruang terbuka hijau sebagai penyeimbang pembangunan. Kawasan hijau, taman kota, dan jalur pejalan kaki memberikan manfaat ekologis, seperti penyerapan karbon dan peningkatan kualitas udara, serta memberikan ruang bagi aktivitas sosial dan rekreasi yang mendukung kualitas hidup warganya.
Pengelolaan air dan limbah juga merupakan aspek penting dalam perencanaan kota berkelanjutan. Infrastruktur yang dirancang untuk mengelola air hujan dengan bijak, seperti sistem drainase yang ramah lingkungan dan penggunaan teknologi penampungan air hujan, dapat mengurangi risiko banjir dan meningkatkan ketahanan kota terhadap perubahan iklim.Â
Perencanaan yang baik juga mencakup pengelolaan sampah yang efektif, termasuk pemisahan limbah sejak awal dan sistem daur ulang yang terintegrasi dengan sistem kota. Pengurangan sampah yang menuju tempat pembuangan akhir, serta pengolahan limbah yang ramah lingkungan, adalah langkah penting dalam menciptakan kota yang lebih bersih dan sehat.
Aspek penting lainnya adalah penerapan prinsip desain yang berbasis pada prinsip keberlanjutan dalam bangunan dan infrastruktur. Penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan, efisiensi energi dalam desain bangunan, serta penggunaan teknologi hijau seperti sistem pemanas dan pendingin yang hemat energi menjadi hal yang tak terpisahkan dalam perencanaan kota berkelanjutan.Â
Kota yang dibangun dengan prinsip ini dapat mengurangi konsumsi energi, menghemat sumber daya, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Perencanaan kota yang cerdas juga mengutamakan integrasi antara kawasan hunian dan area komersial, yang meminimalkan kebutuhan akan transportasi panjang.Â
Dengan menghubungkan berbagai kawasan dengan sistem transportasi umum yang efisien dan ramah lingkungan, serta memastikan aksesibilitas untuk semua lapisan masyarakat, kota menjadi lebih inklusif dan mengurangi ketimpangan sosial. Inilah yang disebut dengan konsep "15-minute city", di mana warga dapat mengakses sebagian besar kebutuhan dasar mereka hanya dalam waktu 15 menit berjalan kaki atau bersepeda.
Keterlibatan masyarakat juga sangat penting dalam revolusi kota berkelanjutan. Masyarakat adalah aktor utama dalam keberhasilan penerapan konsep kota berkelanjutan, karena mereka yang akan langsung merasakan dampaknya. Oleh karena itu, partisipasi aktif dari warga dalam perencanaan, pengelolaan, dan pemeliharaan kota sangat penting untuk menciptakan solusi yang tepat guna dan diterima oleh semua pihak.Â