"Dalam beberapa tahun terakhir, konsep net zero telah menjadi topik utama dalam diskusi tentang perubahan iklim."
Istilah ini sering muncul dalam komitmen pemerintah, perusahaan, dan organisasi global untuk menghadapi tantangan lingkungan.Â
Konsep net zero berhubungan erat dengan upaya untuk menanggulangi dampak buruk dari pemanasan global, yang disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer.Â
Pencapaian net zero tidak hanya menjadi tujuan bagi negara-negara maju, tetapi juga bagi negara-negara berkembang, yang semakin menyadari pentingnya kontribusi mereka dalam menjaga kestabilan iklim global.
Fenomena perubahan iklim yang semakin nyata, seperti cuaca ekstrem, kekeringan, banjir, dan penurunan kualitas udara, memicu urgensi untuk mengurangi emisi karbon. Oleh karena itu, banyak negara dan perusahaan yang berkomitmen untuk mencapai net zero pada pertengahan abad ini. Hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga sektor swasta dan masyarakat secara keseluruhan.Â
Apa Itu Net Zero?
Secara sederhana, net zero adalah kondisi di mana jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang dilepaskan ke atmosfer seimbang dengan jumlah yang dihilangkan atau diserap kembali, baik melalui mekanisme alami seperti hutan atau teknologi seperti carbon capture and storage (CCS).
Tujuan utama dari mencapai net zero adalah untuk mengurangi dampak pemanasan global dan perubahan iklim yang diakibatkan oleh penumpukan emisi gas rumah kaca.
Proses untuk mencapai net zero melibatkan dua langkah utama: pertama, mengurangi emisi GRK yang dihasilkan, dan kedua, menambah kapasitas untuk menyerap atau menghilangkan karbon yang ada di atmosfer.Â
Mengurangi emisi bisa dilakukan dengan cara beralih ke sumber energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, serta menerapkan kebijakan dan teknologi yang ramah lingkungan.Â