Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kesepian dalam Pernikahan: Apakah Bahaya atau Hal Biasa yang Bisa Diatasi?

26 Oktober 2024   08:55 Diperbarui: 26 Oktober 2024   09:01 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pernikahan adalah sebuah institusi yang dikatakan merupakan langkah menuju kebahagiaan dan kedamaian hidup."

Tidak jarang pasangan mendapati diri mereka justru merasa kesepian ternyata setelah menikah. Pertanyaannya adalah apakah itu sebenarnya hal yang normal ataukah merupakan tanda bahaya yang perlu ditangani?

Ketika pasangan hidup bersama dalam satu atap rumah yang sama, rasa kesepian sebenarnya sangat mungkin terjadi. Pasangan bisa merasa seperti ada jarak yang tercipta di antara mereka, terlepas apakah mereka bermasalah atau tidak. Kendati biasanya lebih terlihat pada pasangan yang merasa tidak bahagia dalam pernikahannya, tetapi faktanya, pasangan yang merasa puas dalam pernikahan juga bisa merasakan kesepian.

Mengapa kesepian bisa terjadi di dalam pernikahan? Ada beberapa alasan yang mungkin menyebabkan hal ini terjadi, seperti kurangnya waktu yang berkualitas bersama pasangan, kurangnya komunikasi, perbedaan dalam ekspektasi, dan lebih sering memperhatikan hal-hal yang negative dalam hubungan dibandingkan mencari kesamaan dan hal positif.

Hampir selalu ada harapan bahwa pernikahan akan membuat pasangan merasa lebih dekat dan hubungan mereka akan lebih intim. Namun, kenyataannya hubungan yang merawat dan memperkuat kedalaman pasangan membutuhkan usaha yang terus menerus dari kedua belah pihak. 

Banyak yang berpendapat bahwa menjaga api cinta dalam pernikahan lebih sulit daripada ketika waktu pacaran. Hubungan yang berkualitas pada awalnya sesungguhnya tidak selalu menjamin keberhasilan pernikahan tersebut di kemudian hari.

Kesepian dalam pernikahan bisa terjadi karena tidak merawat hubungan secara berkala. Maka, untuk menghindari kesepian di dalam pernikahan, pasangan bisa melakukan beberapa cara seperti berkualitas waktu bersama, membuat komitmen untuk melakukan hal-hal bersama yang disenangi, memberikan perhatian dan dukungan secara emosional, dan terus terhubung dengan pasangan.

Tidak perlu menunggu perasaan kesepian itu hadir. Pasangan dihimbau untuk lebih proaktif menjalin komunikasi dengan cara saling mendengarkan. Hal ini akan membantu pasangan mengetahui kebutuhan masing-masing dan saling memperkuat kedekatan yang terjalin di antara keduanya. Bukan hanya itu, pasangan juga sebaiknya membahas secara terbuka ekspektasi mereka satu sama lain, dan mencari jalan keluar terbaik untuk memenuhi kebutuhan dan rasa nyaman masing-masing.

Dalam menghadapi kesepian dalam pernikahan, kesediaan untuk menunjukan dan membuka perasaan merupakan senjata terbaik. Ketika pasangan merasakan perasaan kesepian, mereka harus berani mengungkapkan apa yang mereka rasakan, dan bagaimana tinggal di rumah yang seharusnya menjadi tempat perlindungan dari kesepian, sebenarnya membuat perasaan tersebut bertambah buruk.

Pasangan yang tidak mengatasi perasaan kesepian dalam pernikahan bisa bertambah buruk dan memicu ketidakbahagiaan yang lebih besar. Ketika suatu pasangan bermasalah dalam hubungannya, tentunya hal ini akan sangat mempengaruhi suasana rumah tangga dan kebahagiaan individu. Maka dari itu, penting bagi pasangan yang merasa kesepian di dalam pernikahannya untuk mencari tahu penyebab dari rasa tersebut dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahannya.

Selain bantuan profesional, pasangan juga bisa menemukan solusi lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan kasus masing-masing. Sebagai contoh, pasangan bisa mengalokasikan waktu khusus setiap minggu untuk berkualitas dengan pasangan tanpa gangguan dari luar, melakukan kegiatan yang menyenangkan dan bermakna bersama-sama, atau memperdalam komunikasi antara pasangan.

Berbicara dengan terbuka dan jujur merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mengatasi kesepian dalam pernikahan. Pasangan harus memperhatikan komunikasi non verbal antara satu sama lain juga untuk dapat memahami apa yang sebenarnya ada di balik penyebab kesepian tersebut. Cara-cara komunikasi yang tidak melibatkan kata-kata juga bisa menunjukkan banyak tentang perasaan pasangan, seperti senyum atau bahkan ketidaksabaran. 

Satu hal penting lainnya adalah jangan saling menyalahkan, namun saling mendukung satu sama lain. Keterbukaan dan kejujuran harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari pasangan, dan tidak hanya dijadikan sebagai alat untuk menyelesaikan masalah.

Selain itu, menjaga kebahagiaan dan gairah dalam hubungan pernikahan juga merupakan kunci utama untuk membantu pasangan terhindar dari kesepian. Pergilah ke acara keluarga atau teman-teman, berkencan kembali seperti masa-masa pacaran, atau melakukan perjalanan bersama adalah hal-hal kecil yang bisa membuat hubungan semakin mesra.

Dalam situasi apapun, pasangan tidak perlu takut untuk mencari bantuan ketika memerlukannya. Terapis konseling terlatih atau pemimpin agama dapat membantu pasangan menangani masalah dan menghindari kesepian dalam hubungan. Terkadang, pasangan hanya butuh seseorang untuk mendengarkan tanpa merasa dihakimi, dan seorang terapis atau pemimpin agama dapat berkonsultasi dengan objektif dan membantu pasangan mengeksplorasi pilihan mereka.

Ketika pasangan sudah mencoba untuk berbicara dengan terbuka dan jujur satu sama lain, melakukan kegiatan bersama, dan mencoba berbagai cara untuk mengatasi kesepian, namun perasaan tersebut tetap hadir dan tumbuh semakin kuat, maka memang disarankan untuk mencari bantuan profesional. Seorang terapis konseling pernikahan dapat membantu pasangan dalam mengatasi kesepian di dalam pernikahan, berbicara tentang masalah yang mendasarinya, serta cara terbaik untuk mengatasi konflik yang terjadi.

Terapis konseling pernikahan dapat membantu pasangan untuk mengeksplorasi perasaan mereka secara mendalam dan membantu merancang langkah-langkah yang sesuai untuk mengatasi kebutuhan masing-masing. Selain itu, terapis konseling pernikahan juga dapat membantu pasangan mengevaluasi ekspektasi mereka satu sama lain, serta membangun dasar baru untuk hubungan yang sehat, mendalam, dan terus berkembang di masa depan.

Selain terapis, pasangan juga dapat meminta bantuan dari pemimpin agama atau figur otoritas lainnya yang dianggap mampu memberikan layanan konseling yang tepat. Namun, terapis konseling pernikahan menjadi pilihan yang paling umum dipilih untuk membantu pasangan yang mengalami kesepian dalam pernikahan.

Kesepian dalam pernikahan bisa dianggap sebagai tanda bahaya jika tidak ditangani dengan baik dan dibiarkan tumbuh terus menerus, karena dapat menyebabkan ketidakbahagiaan dalam hubungan dan akhirnya berpotensi merusak pernikahan itu sendiri. Perasaan kesepian yang terus berlanjut tanpa penanganan dapat memperburuk komunikasi dan hubungan yang sehat antara pasangan.

Namun, di sisi lain, kesepian dalam pernikahan juga dapat dianggap sebagai hal yang normal. Setiap hubungan akan mengalami pasang surut, dan kadang kala perasaan kesepian muncul sebagai bagian dari dinamika hubungan yang berkembang. Sebagai manusia, kita terkadang merasa kesepian bahkan di tengah keramaian, dan hal ini tidak selalu menjadi indikator bahwa hubungan pernikahan sedang dalam bahaya atau tidak berfungsi dengan baik.

Dalam hal ini, penting bagi pasangan untuk mengetahui perbedaan antara kesepian yang sifatnya sementara dan yang memerlukan perhatian serius. Kesepian sementara bisa diatasi dengan komunikasi yang baik, melakukan aktivitas bersama, dan berbagi perasaan dengan pasangan. Sementara itu, kesepian yang terus-menerus dan mempengaruhi kesejahteraan emosional dan hubungan pernikahan perlu ditangani dengan serius dan membuka diri untuk mencari bantuan dari profesional.

Jadi, kesepian dalam pernikahan dapat dianggap sebagai tanda bahaya atau hal yang normal, tergantung pada konteks dan seberapa besar dampaknya terhadap hubungan dan individu. Memiliki kesadaran akan perasaan kesepian, terbuka terhadap komunikasi, dan siap untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi perasaan tersebut adalah hal yang penting untuk menjaga keberlangsungan hubungan pernikahan yang sehat dan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun