Tren bekerja dengan passion berdasarkan hobi membuka banyak peluang dalam industri kreatif. Perusahaan yang kebanyakan terfokus pada produksi, pemasaran, dan distribusi konten kreativitas dan barang-barang kreatif lainnya dapat memilih dan merekrut Gen Z yang memiliki keterampilan dan bakat di bidang yang mereka garap.
Gen Z dapat membantu perusahaan kreatif dengan ide-ide dan strategi baru untuk memenuhi ekspektasi konsumen dan memenuhi permintaan pasar. Kreatifitas dan inovatif serta sikap terbuka Gen Z merupakan modal yang sangat berharga bagi perusahaan kreatif yang menghargai dan melestarikan kreativitas pribadi setiap karyawan.
Melihat tren bekerja berdasarkan hobi, banyak perusahaan yang telah memperkenalkan cara baru dalam pengelolaan karyawan dan produksi kreatifnya. Memberikan karyawan kebebasan dalam memilih warna yang mereka gunakan, jenis musik yang mereka dengarkan, dan lingkungan tempat kerja yang kondusif bagi mereka. Hal itu membantu menjaga kesejahteraan pekerja mereka dan meningkatkan kinerja produksi.
Industri kreatif pun memberikan kesempatan bagi Gen Z untuk menjalani karir yang lebih dinamis dan menantang. Sebagai contoh, seorang desainer grafis yang menghasilkan karya dalam banyak bentuk format baik itu digital maupun fisik. Desainer grafis juga memiliki kontribusi yang dihargai bagi perusahaan kreatif dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan desain mereka dengan perangkat lunak dari Adobe dan Corel Draw.
Bekerja dengan passion dan berlandaskan hobi memang bukan satu-satunya kunci untuk kebahagiaan dan kesuksesan di karir. Peluang karir yang didasarkan pada hobi membutuhkan kerja keras, waktu, dan usaha yang lebih dalam mengelola dan mengoptimalkan hobi untuk dilakukan sebagai sebuah profesi.
Setiap bidang memiliki tantangan unik yang harus ditangani. Seorang penulis mungkin harus menyusun jadwal ketat untuk menjaga disiplin dalam menulis, mempertahankan ide-ide mereka pada target pembaca mereka, atau mencari nafkah selain dari menulis buku. Seorang fotografer harus memahami berbagai jenis teknik fotografi dan mempertimbangkan selera klien mereka ketika memilih gambar yang paling sesuai.Â
Sedangkan seorang seniman perlu terus mengasah keterampilan mereka untuk menghasilkan karya seni yang berkualitas dan mempromosikan pekerjaannya secara teratur agar dikenali oleh banyak orang.
Namun, perlu diingat bahwa seseorang tidak selalu bisa bekerja dengan hobi yang dicintainya. Terkadang keterampilan dan bakat seseorang belum cukup berkembang untuk dijadikan karier atau tidak ada memadai pasar untuk mengeksploitasi keahlian tersebut.Â
Ada juga hobi yang memang terbatas dalam kemampuan pangsa pasar dan penghasilannya lebih rendah dibandingkan dengan karir yang mungkin lainnya. Dalam situasi seperti itu, seorang Gen Z mungkin perlu menggabungkan antara hobi dan karir atau mengambil jalur karir yang lebih layak dan menguntungkan.
Secara keseluruhan, karir berlandaskan hobi bisa menjadi pilihan yang tepat bagi Gen Z yang ingin mengejar karir yang memuaskan dan mendapatkan penghasilan yang stabil dengan memanfaatkan hobi yang mereka miliki. Bekerja dengan passion akan memberikan kepuasan tersendiri diantaranya kesempatan untuk mengasah bakat kreatifnya, memperoleh penghasilan dari pekerjaan senang yang dilakukan, serta dapat meningkatkan produktivitas di tempat kerja.
Sebelum memilih jalur karir ini, penting untuk mempertimbangkan risiko dan tantangan yang terkait dengan memasarkan dan menjalankan pekerjaan yang didasarkan pada hobi. Gen Z perlu mempertimbangkan pengaruh pekerjaan ini terhadap keseimbangan hidup, kemungkinan penghasilan yang tidak stabil, dan kompetensi dalam bidang ini juga tertentu.