"Generasi Z, yang terdiri dari mereka yang lahir mulai pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, semakin menunjukkan minat pada karir yang berlandaskan hobi."
Mereka memilih pekerjaan yang sesuai dengan hobi dan bakat yang dimilikinya. Inovatif dan penuh semangat, karir yang disesuaikan dengan hobi memberikan Gen Z kepuasan yang lebih dibandingkan dengan karir yang dipilih hanya karena alasan finansial atau tekanan dari orang lain.
Salah satu contoh hobi yang bisa disesuaikan dengan karir adalah kepenulisan. Banyak penulis muda dan blogger remaja yang sudah berhasil menorehkan prestasi dengan cara mengekspresikan bakat menulisnya. Bau dikenal sebagai "influencer" atau "content creator" dan telah menjadi pekerjaan resmi. Mereka bisa memanfaatkan keahlian menulis untuk bekerja sebagai penulis buku, jurnalis, copywriter, atau content creator di perusahaan digital dan media sosial.
Fotografi juga bisa menjadi karir yang memuaskan bagi Gen Z yang memiliki bakat di bidang ini. Dalam era digital, kebutuhan akan fotografer semakin meningkat, khususnya dalam bidang desain grafis, pemasaran, dan media. Fotografer bisa menjual karya mereka ke perusahaan, agen, maupun marketplace online.
Seni visual, seni peran, dan seni menu juga bisa menjadi pilihan bagi Gen Z yang ingin menjalankan karir berdasarkan hobi mereka. Bagi mereka yang berminat pada seni visual atau seni peran, bisa bercita-cita menjadi pelukis, desainer grafis, sutradara, atau aktor. Sedangkan bagi yang berminat pada seni kuliner, bisa menjajal karir sebagai chef atau food blogger.
Bisnis teknologi dan perangkat lunak juga kian marak di era digital. Gen Z yang antusias terhadap teknologi dan gadget bisa mengejar karir sebagai web developer, software engineer, game developer, atau designer UI/UX. Selain itu, mereka juga bisa memanfaatkan pemahaman teknologi untuk mengejar karir di bidang social media, digital marketer, atau analis data.
Bekerja dengan passion memang bisa memberikan keuntungan finansial. Gen Z percaya bahwa fokus pada hal yang mereka sukai akan membuat mereka menjadi lebih bersemangat dan seringkali menghasilkan seperti pegawai yang lebih produktif. Menghasilkan pendapatan yang stabil dapat diwujudkan dengan mengorganisir hobi mereka menjadi bisnis yang menghasilkan uang.
Gen Z bisa memanfaatkan platform online seperti media sosial dan marketplace untuk mempromosikan dan menjual karya mereka. Misalnya, seorang pelukis dapat menjual lukisannya kepada orang-orang yang tertarik membeli karyanya lewat website atau marketplace. Seorang penulis blog dapat menghasilkan uang dari iklan yang ditempatkan di blognya. Influencer media sosial juga bisa mendapatkan pendapatan dari endorsement produk.
Bekerja dengan passion juga memiliki banyak ujian. Salah satunya adalah penghasilan yang tidak menentu. Tidak semua pekerjaan yang dilakukan oleh Gen Z terkait dengan hobi donya bisa menghasilkan penghasilan yang stabil. Misalnya, seorang seniman yang sukses tiba-tiba menciptakan karya seni abstrak yang tidak banyak mendapatkan daya tarik di pasaran bisa mendapatkan penghasilan yang jauh berkurang.
Mempertahankan motivasi dan semangat dalam pekerjaan yang didasarkan pada hobi juga bisa menjadi tantangan. Hobi yang dahulu begitu menyenangkan bisa berubah menjadi menuntut dan menimbulkan stres ketika berkolaborasi dengan orang lain atau kerjaan yang semakin berat. Oleh karena itulah, Gen Z sebaiknya selalu memperhatikan kestabilan punya pendapatan dan selalu terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pekerjaan mereka.