Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Revitalisasi Bantaran Sungai, Lahan Pertanian Tanaman Sayur yang Ramah Lingkungan

11 Oktober 2024   15:30 Diperbarui: 13 Oktober 2024   06:12 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Warga beraktivitas di bantaran sungai Ciliwung. (Foto: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Pada era modern ini, semakin banyak orang yang menyadari pentingnya keberlanjutan lingkungan dan memperoleh makanan sehat yang tergolong baik. Terlebih, dengan kondisi bencana alam yang terus meningkat, seperti banjir besar, sedikit banyaknya memiliki hubungan dengan kurangnya pelestarian lingkungan. 

Untuk menjawab kebutuhan dan tantangan ini, revitalisasi bantaran sungai sebagai lahan pertanian tanaman sayur yang ramah lingkungan dapat menjadi salah satu solusi yang tepat.

Bantaran sungai sering dianggap sebagai lahan yang tidak produktif, tidak memiliki potensi ekonomi, dan hanya sebatas lahan peruntukan industri. Lahan-lahan ini sering dibiarkan tidak dimanfaatkan selama bertahun-tahun dan menyebabkan terjadinya erosi dan banjir. 

Namun, melalui pengelolaan yang baik, bantaran sungai dapat dimanfaatkan untuk menjadi lahan pertanian yang berkelanjutan dan cukup menguntungkan secara ekonomi. Pertanian di bantaran sungai dapat menghasilkan sayuran yang segar dan bersih dengan biaya produksi yang rendah.

Pertanian di bantaran sungai juga dapat membantu mengurangi risiko banjir karena tanah tersebut memiliki kemampuan menyerap air dengan baik. Ketika sebuah sungai meluap, maka air akan terserap oleh tanah sehingga risiko banjir dapat dikurangi.

Pengelolaan lahan bantaran sungai juga dapat membantu menjaga keanekaragaman hayati dan mempertahankan habitat alami di sekitarnya. Lahan pertanian yang ramah lingkungan tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati dengan menanam beberapa jenis tanaman sekaligus.

Metode pertanian ramah lingkungan dapat diterapkan pada lahan bantaran sungai, dengan memanfaatkan tanaman sayur sebagai tanaman utama. 

Tanaman sayur yang dapat ditanam di lahan bantaran sungai cukup bervariasi, seperti sayuran hijau, sayuran umbi-umbian dan sayuran buah seperti tomat dan cabai. Sebelum menanam, perlu dilakukan analisis tanah untuk mengetahui kandungan unsur hara dan kondisi lingkungan sekitar.

Metode pertanian organik yang digunakan meliputi pemanfaatan limbah organik yang dijadikan pupuk, pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan jenis tanaman pengusir hama atau pengontrol hama alami, seperti tanaman obat dan jenis tanaman lainnya. 

Dalam pertanian organik dilarang menggunakan bahan kimia dan pestisida, selain karena berdampak buruk pada lingkungan, penggunaan pestisida secara berlebihan juga dapat meningkatkan resiko kesehatan dan berdampak buruk pada produksi.

Ilustrasi pemanfaatan tanah bantaran sungai dengan menanam sayur yang ramah lingkungan (sumber gambar: teropongmedia.id)
Ilustrasi pemanfaatan tanah bantaran sungai dengan menanam sayur yang ramah lingkungan (sumber gambar: teropongmedia.id)

Perawatan lahan pertanian dilakukan dengan menyediakan perlindungan terhadap tanaman dari hama dan penyakit. Sistem pengairan juga harus diperhatikan, terutama pada musim kemarau, sehingga tanaman tetap terjaga kelembapannya.

Dalam skala petani kecil dan desa pertanian pada bantaran sungai dapat menjadi mata pencaharian penduduk dan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar, sehingga membantu mendorong pembangunan ekonomi dan ketahanan pangan daerah.

Pembangunan pertanian di lahan bantaran sungai sesungguhnya juga berpotensi menjadi alternatif bagi daerah-daerah perkotaan yang sangat membutuhkan sumber sayur-sayuran segar dan sehat. Hal ini dapat menstimulasi ketersediaan sayuran segar yang lebih murah dan ramah lingkungan bagi warga kota, terutama di daerah sekitar sungai.

Organisasi masyarakat dapat memainkan peran penting dalam membantu pengelolaan lahan bantaran sungai yang ramah lingkungan. Dengan bergabung dalam sebuah organisasi, masyarakat dapat bekerja sama untuk meningkatkan produktivitas lahan, saling menyediakan bantuan dan membagikan pengetahuan tertentu yang dapat membantu meningkatkan sistem pertanian yang dijalankan. 

Keterlibatan anggota masyarakat dalam organisasi juga dapat membantu mempertahankan langkah-langkah keberlanjutan di sekitar bantaran sungai.

Organisasi masyarakat juga dapat membantu untuk menggalang dukungan dari berbagai pihak untuk melaksanakan upaya-upaya pelestarian lingkungan dan menjaga pertanian di bantaran sungai. 

Keberhasilan sebuah organisasi membangun dan menjaga hubungan baik dengan pemerintah setempat dan instansi terkait, pemilik tanah, pelanggan, anggota, dan lingkungan sekitar.

Melalui organisasi masyarakat, warga daerah dapat menerima lebih banyak informasi dan pelatihan tentang bagaimana membangun sistem pertanian di lahan bantaran sungai yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 

Bahkan, informasi akurat tentang keadaan lingkungan dan cara menjaga keseimbangan ekosistem bantaran sungai juga bisa dijadikan program pemberdayaan masyarakat.

Keberhasilan manajemen pertanian di bantaran sungai juga dapat dilakukan melalui program program kerja sama satu pihak dengan pemerintah dan organisasi masyarakat lainnya, sehingga hal tersebut dapat menjadi model pelestarian lingkungan dan inspirasi bagi komunitas-di sekitar Indonesia untuk menerapkan lahan bantaran sungai sebagai lahan pertanian secara ramah lingkungan.

Dalam rangka menjadikan bantaran sungai sebagai lahan pertanian yang berkelanjutan, kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangatlah penting. Pemerintah perlu memberikan dukungan dan sumber daya untuk mempercepat pengembangan sistem pertanian yang ramah lingkungan di bantaran sungai, termasuk petunjuk dalam melakukan manajemen lahan, pemberian bibit tanaman yang unggul, teknologi tepat guna, serta pelatihan bagi petani dan masyarakat sekitar.

Sementara itu, masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola pertanian yang berkelanjutan. 

Organisasi masyarakat dapat menyusun program program pelatihan dan peningkatan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lahan bantaran sungai, serta menjalin kerja sama dengan pihak pemerintah untuk mengoptimalkan pengembangan lahan bantaran sungai menjadi lahan pertanian yang ramah lingkungan.

Peran serta pemerintah daerah juga sangat penting dalam membuka akses dan memfasilitasi dalam pengembangan lahan pertanian di bantaran sungai. Hal ini dapat mencakup memberikan bantuan modal, penyediaan fasilitas irigasi dan penyediaan lahan untuk diolah serta penyediaan bantuan permodalan bagi petani kecil melalui program pinjaman modal.

Langkah lanjutan yang dapat diambil oleh pemerintah adalah menjadikan bantaran sungai sebagai salah satu objek wisata edukasi yang memperlihatkan model-model pertanian ramah lingkungan. Hal ini dapat memotivasi masyarakat medi perkotaan untuk mengembangkan pertanian ramah lingkungan dan membuatnya menjadi tren di sekitar daerah perkotaan.

Kesimpulannya, revitalisasi bantaran sungai menjadi lahan pertanian tanaman sayur ramah lingkungan dapat menjadi solusi untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dan membantu penghidupan masyarakat. 

Dengan mengelola lahan bantaran sungai sebagai lahan pertanian yang ramah lingkungan, maka lebih memperkuat keberlangsungan lingkungan dan keanekaragaman hayati tanah subur yang kita miliki.

Keuntungan lain dari revitalisasi bantaran sungai sebagai lahan pertanian ramah lingkungan adalah menghasilkan bahan makanan yang sehat dan berkualitas tinggi dan membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar. 

Pemanfaatan lahan bantaran sungai sebagai area pertanian bukan hanya meningkatkan produktivitas tanah dan ketersediaan bahan makanan, tetapi juga mengurangi risiko bencana banjir dan menjaga kelestarian lingkungan.

Pembangunan pertanian di lahan bantaran sungai dapat direalisasikan melalui kerja sama antara masyarakat dan pemerintah, serta menerapkan sistem pertanian yang ramah lingkungan dengan menggunakan metode pertanian organik. 

Transformasi pertanian di bantaran sungai ke arah pertanian yang berkelanjutan perlu didukung, dengan konsep membangun lingkungan yang berkelanjutan dengan keanekaragaman hayati yang dapat dijumpai di sekitar sungai.

Dalam jangka panjang, revitalisasi bantaran sungai diharapkan dapat menopang keberlangsungan hidup manusia dan planet ini secara keseluruhan dengan mempertahankan keseimbangan ekosistem dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun