Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apa yang Membuat Proses Menunggu Sulit Diterima oleh Sebagian Orang?

6 Oktober 2024   14:00 Diperbarui: 6 Oktober 2024   14:11 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Proses menunggu adalah sesuatu yang harus kita alami dalam banyak hal di kehidupan sehari-hari, seperti menunggu antre di supermarket, menunggu jadwal pertemuan, menunggu hasil tes atau pengumuman, menunggu antrean di tempat parkir, dan banyak lagi.

Meskipun menunggu adalah bagian dari rutinitas kita, sayangnya, bagi sebagian orang, proses menunggu sering kali menjadi pengalaman yang sulit diterima.

Kebanyakan orang mengalami kekhawatiran, rasa cemas, atau rasa tidak sabar saat menunggu. Sebagai contoh, menunggu terlalu lama untuk menyusun alat pijat di supermarket atau berada dalam antrean yang sangat panjang di bandara dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan membuat seseorang menjadi lebih tidak sabar. 

Apa yang membuat proses menunggu sulit diterima oleh sebagian orang dan bagaimana mengatasinya?

Kurangnya pengendalian diri 

Kurangnya pengendalian diri menjadi salah satu faktor penting dan pemicu utama mengapa orang merasa kesulitan dalam menunggu. Beberapa orang mungkin cenderung menunjukkan kecemasan dan rasa tidak sabar secara berlebihan saat menunggu, terutama jika proses menunggu terbukti menjadi lebih lama dari yang diharapkan.

Bukan hanya itu, masalah pengendalian diri juga kerap ditemukan pada orang-orang yang rentan terhadap stres, rasa frustrasi, dan kesulitan menahan emosi dalam situasi tertentu. Pada kasus ini, kurangnya kemampuan mempertahankan fokus dapat membuat proses menunggu terlihat lebih sulit diterima.

Namun, pengendalian diri bukan hanya masalah temperamen atau karakteristik pribadi seseorang saja. Beberapa faktor konteks dan lingkungan juga memengaruhi kemampuan seseorang untuk tetap tenang dan terkendali saat menunggu, seperti:

  • Kualitas pelayanan. Pelayanan yang buruk dan tidak terorganisir menjadi salah satu penyebab utama terjadinya ketidaknyamanan dan ketidakjelasan informasi selama menunggu. Pada kondisi ini, seseorang dapat menjadi tidak sabar dan mudah kehilangan kendali karena tidak adanya kejelasan tentang perkembangan situasi.
  • Kepastian dan pendugaan waktu yang tidak jelas. Kepastian waktu dan pendugaan waktu yang tidak jelas menjadi penyebab lain yang membawa kepada rasa frustasi dan kegelisahan selama menunggu. Terlebih, jika waktu tunggu yang tidak pasti harus dihabiskan dalam ruangan yang ramai atau tempat yang sempit dan sumpek, maka hal ini akan bertambah lebih buruk lagi.
  • Tekanan sosial. Tekanan sosial, seperti tuntutan untuk segera melakukan hal tertentu atau mencapai tujuan dalam waktu singkat, juga dapat membuat seseorang merasa stres dan tidak sabar. Pada kondisi tertentu, seperti dalam persaingan kerja atau situasi yang menyebabkan seseorang merasa malu jika tidak dapat memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu, dapat membuat seseorang merasa tertekan dan kehilangan kontrol.

Tuntutan peredaran informasi yang cepat 

Dalam era digital dan teknologi saat ini, kebanyakan orang telah terbiasa dengan kemudahan akses informasi yang cepat dan praktis. Hal ini membuat proses menunggu menjadi terasa sulit diterima oleh beberapa orang karena mereka telah terbiasa mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan cepat.

Terlebih lagi, kecepatan teknologi mempengaruhi kebiasaan konsumen dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, seseorang dapat melakukan pembayaran melalui aplikasi dalam hitungan detik atau memesan makanan online tanpa perlu mengantri di restoran. Namun, hal ini seringkali membuat orang menjadi tidak sabar saat menunggu, terutama ketika mereka harus menghadapi situasi di luar kendali mereka.

Penting untuk diingat bahwa pengaruh teknologi terhadap kemampuan seseorang untuk menunggu dapat merugikan diri sendiri dalam jangka panjang. Terlalu terbiasa dengan kemudahan dan kecepatan informasi yang diberikan teknologi dapat membuat seseorang kehilangan kesabaran dan kemampuan untuk menangani situasi yang tidak dapat diprediksi dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diselesaikan.

Beberapa sifat perilaku manusia lainnya telah mempengaruhi kebiasaan menunggu. Salah satunya adalah menunjukkan kecenderungan untuk mencari pengalaman baru dan sensasi yang berbeda setiap saat. Hal ini disebabkan oleh rasa bosan atau kurangnya ketertarikan pada satu aktivitas atau hal yang sama dalam jangka waktu yang panjang.

Kebiasaan masa lalu 

Beberapa orang mungkin memiliki kebiasaan masa lalu yang memengaruhi kemampuan mereka dalam menangani situasi menunggu. Pengalaman yang buruk, seperti terjebak di kemacetan lalu lintas yang panjang atau merasa kesulitan untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dapat meningkatkan rasa tidak sabar saat harus menunggu sesuatu.

Seseorang perlu memahami bahwa pengalaman buruk di masa lalu tidak selalu mengindikasikan bahwa masa depan akan sama. Jangan sampai pengalaman buruk di masa lalu membuat kita selalu takut dalam menunggu dan terus-menerus merasa kesulitan. Menemukan cara yang lebih positif dan efektif untuk menyelesaikan masalah selama menunggu dapat membantu membuka pikiran positif dan membangun kembali kepercayaan diri.

Ketika kita mengalami kesulitan saat harus menunggu di masa sekarang, mengingat pengalaman masa lalu dan bagaimana kita menyelesaikannya secara positif dapat membantu membangun kembali kepercayaan diri dan mengurangi rasa tidak sabar. Seseorang harus bersedia mengambil beberapa hal positif dari pengalaman masa lalu, termasuk bagaimana mengatasi rasa frustasi dan stres selama menunggu.

Rasa tidak terkendali 

Rasa tidak terkendali atau hilangnya kontrol atas situasi dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang dan membuat mereka merasa putus asa dan tidak berdaya. Hal ini khususnya terjadi saat seseorang merasa tidak mampu mengendalikan situasi tertentu, seperti ketika sedang menunggu sesuatu.

Penting untuk dipahami bahwa kendali kita atas situasi tertentu memang terbatas dan kadang-kadang kita harus belajar menerima situasi yang tidak dapat kita kontrol. Pada saat-saat tersebut, penting untuk tetap fokus pada hal-hal yang masih dapat kita kontrol, seperti pikiran dan tindakan kita sendiri.

Salah satu hal yang dapat membantu dalam menghadapi rasa tidak terkendali saat menunggu adalah dengan mengambil tindakan positif yang dapat meningkatkan rasa kontrol kita atas situasi. Misalnya, seseorang bisa mencari informasi pendukung tentang proses penyelesaian suatu hal yang sedang ditunggu, atau merencanakan kegiatan lain yang efektif dan bermanfaat selama menunggu.

Selain itu, seseorang dapat berlatih teknik-teknik relaksasi yang dapat membantu mengurangi perasaan tidak terkendali dan membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka. Teknik-teknik ini termasuk, pernapasan dalam-dalam, meditasi, memvisualisasikan situasi yang positif, atau melakukan aktivitas fisik yang dapat membantu melepaskan ketegangan dan memberikan kesegaran pikiran.

Bagi sebagian orang, proses menunggu harus diterima sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Hal ini karena menunggu ingatannya berbeda dengan menyerah dalam keadaan pasrah ketika semua kemungkinan terbatas. Mengatasi rasa tidak sabar saat menunggu adalah keterampilan yang penting untuk dikuasai oleh setiap orang.

Menerima kenyataan bahwa menunggu adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari adalah awal yang baik untuk mengatasi rasa tidak sabar saat menunggu. Orang dapat mengarahkan pikiran mereka ke aktivitas lain selama menunggu, atau membuat daftar tugas yang perlu diselesaikan selama menunggu dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Bagi sebagian orang, menjalankan aktivitas lain bahkan dapat membantu meningkatkan kreativitas dan produktivitas.

Mengambil sikap positif yang aktif selama menunggu dapat membantu mengatasi kesulitan menghadapi situasi di luar kendali kita. Ketika seseorang memutuskan untuk mengubah fokus mereka dan mengambil kendali atas situasi yang mereka hadapi, mereka membangun kepercayaan diri dan merasa lebih terkendali atas situasi. Ini dapat membantu mengurangi perasaan cemas yang mungkin muncul selama menunggu.

Kemudian, penting juga untuk menemukan sumber relaksasi yang dapat membantu mengurangi ketegangan selama menunggu. Seseorang dapat melakukan peregangan, bermeditasi, atau menarik napas dalam-dalam untuk membantu mengurangi perasaan cemas dan merilekskan tubuh.

Akhirnya, setiap orang harus menghargai waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tujuan dan menerimanya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan menerima bahwa menunggu adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan, seseorang dapat membangun kemampuan untuk bersabar dan menikmati waktu bersama dengan diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun