Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budaya Bullying di Media Sosial: Bagaimana Menekan Perilaku Negatif Ini?

15 September 2024   13:15 Diperbarui: 15 September 2024   13:57 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi korban bullying di medsos (sumber gambar: freepik)

"Popularitas media sosial semakin meningkat di seluruh dunia, sehingga pemilik akun media sosial telah menjadikan platform ini sebagai alat untuk berinteraksi, mencari informasi, berbagi pengalaman dan kegiatan sehari-hari, serta untuk mempromosikan brand atau produk tertentu."

Namun, sayangnya, media sosial juga sering kali dijadikan tempat untuk membully atau mencaci maki orang lain.

Budaya bullying di media sosial semakin menjadi perhatian utama, dengan munculnya berbagai akun dan grup media sosial yang bertujuan untuk merendahkan dan mempermalukan orang lain. Perilaku ini tidak hanya menimbulkan rasa sakit hati dan penderitaan mental pada orang yang diperlakukan seperti itu, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan mental mereka dan berakibat pada dampak sosial yang lebih luas.

Budaya ini ada di mana-mana - dari komentar yang kasar dan melecehkan hingga meme dan hashtag yang mengandung kata-kata kasar, kata-kata diskriminatif seperti bullying homofobia, dan dokumen yang akan mengekspos atau mempermalukan seseorang. Dalam beberapa kasus, bullying online telah menyebabkan penganiayaan fisik.

Namun, ada cara untuk menekan perilaku negatif ini. Berikut adalah beberapa cara untuk menghentikan budaya bullying:

1. Berbicara tentang bullying

Orang-orang harus mampu berbicara terbuka tentang budaya bullying di media sosial dan bagaimana perilaku negatif ini memengaruhi kesehatan mental dan masyarakat pada umumnya. 

Budaya bullying dapat memicu masalah kecemasan, depresi, dan dapat menimbulkan perasaan terisolasi dan kesepian. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk dapat mengatasi budaya bullying ini dengan memulai percakapan terbuka dan mengedukasi orang lain tentang bagaimana perilaku ini dapat memengaruhi kesehatan mental kita.

Dalam konteks masyarakat, budaya bullying di media sosial dapat menghasilkan lingkungan sosial yang tidak menyenangkan dan tidak sehat. Hal ini dapat merusak interaksi sosial yang biasanya baik-baik saja dan menimbulkan perpecahan antar kelompok masyarakat. 

Dengan berbicara terbuka tentang budaya ini dan mengedukasi orang lain tentang dampaknya, kita dapat mempersatukan masyarakat dan memperkuat keterikatan sosial antara sesama.

2. Melakukan tindakan penghapusan

Platform media sosial harus memperketat kebijakan mereka tentang perilaku pengguna dan memberlakukan sanksi pada akun atau grup media sosial yang cenderung mempromosikan budaya bullying. Para pengembang platform juga dapat mempertimbangkan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi dan menangani bullying secara otomatis.

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh platform media sosial untuk lebih memperketat kebijakan mereka terhadap bullying, yaitu:

  • Melarang konten bully secara eksplisit. Platform media sosial harus memperketat kebijakan mereka dengan secara eksplisit melarang konten bullying dan memberi sanksi kepada pengguna atau grup yang bertindak melanggar.
  • Memberi sanksi tegas. Sanksi yang dijatuhkan harus sesuai dengan tingkat kesalahan, dari hanya melakukan peringatan atau blokir akun hingga menjatuhkan sanksi yang lebih berat. Hal ini akan memberikan peringatan dan mencegah pengguna yang cenderung untuk melakukan perilaku bullying.
  • Lebih sering memperbarui kebijakan. Platform media sosial harus terus memperbaharui kebijakan mereka secara berkala untuk menangani perkembangan tentang bullying online. Dalam pelaksanaannya, kebijakan yang diperbaruinya harus sejalan dengan pandangan dan nilai-nilai perusahaan.
  • Mengarahkan pengguna pada sumber daya bantuan. Platform media sosial dapat memberikan informasi sumber-sumber anti-bullying, sumber daya bantuan, atau konseling bagi pengguna yang mengalami bullying. Hal ini dapat membantu mencegahnya terjadinya masalah yang lebih parah.
  • Memperkuat kerjasama. Platform media sosial dapat bekerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat atau pemerintah untuk menangani lebih serius masalah bullying online. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas dalam memberikan sanksi dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi para pengguna.

3. Mengedukasi diri

Masyarakat harus memperoleh pengetahuan tentang dampak dan konsekuensi dari bullying online. Hal ini penting agar orang-orang dapat memahami betapa seriusnya masalah ini dan bagaimana dampaknya pada kesehatan mental dan kesejahteraan sosial. 

Selain itu, masyarakat juga dapat berpartisipasi aktif dalam kampanye anti-bullying dan membantu menangani masalah ini secara efektif. Berikut adalah beberapa cara agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam kampanye anti-bullying:

  • Menjadi bagian dari komunitas anti-bullying. Masyarakat dapat bergabung dengan komunitas atau kelompok anti-bullying yang bergerak di bidang pencegahan, melindungi korban bullying, dan mempromosikan lingkungan online yang sehat dan positif.
  • Mempromosikan kesadaran tentang bullying. Masyarakat dapat memposting artikel, video atau gambar yang mempromosikan kesadaran tentang bullying online di akun media sosial mereka agar menciptakan kesadaran dan menginspirasi orang lain untuk bergabung dalam kampanye anti-bullying.
  • Disiplin dalam menggunakan media sosial. Masyarakat harus menciptakan standar bagaimana mereka menggunakan media sosial secara sehat dan bertanggung jawab, dan mendorong orang lain untuk mengikuti panduan tersebut.
  • Menyuarakan keberatan mengenai bullying online. Masyarakat harus dapat menekan platform media sosial dan pihak berwenang untuk lebih berperan dalam memerangi bullying online. Menyuarakan keberatan dapat membantu untuk menciptakan perubahan dan tanggung jawab yang lebih besar pada pihak platform media sosial.
  • Memberikan dukungan pada korban bullying. Masyarakat harus dapat memberikan dukungan pada para korban bullying dan menunjukkan rasa empati dan pengertian terhadap masalah yang dihadapi. Memberikan perlindungan dan dukungan akan memperkuat ketahanan mental para korban dalam mengatasi bullying online.

4. Mensosialisasikan perilaku baik

Selain itu, orang-orang harus diedukasi tentang perbedaan antara kritik yang konstruktif dan kata-kata kasar, dan harus merencanakan cara menumbuhkan budaya yang baik di internet. 

Kritik yang konstruktif dapat memberikan umpan balik yang positif dan membantu pengguna untuk meningkatkan kinerja dan kualitas konten yang mereka unggah. Namun, kritik yang menyerang dan kasar dapat memicu kesedihan dan menurunkan kepercayaan diri seseorang.

Untuk mencegah terjadinya bullying online dan menumbuhkan budaya yang baik di internet, orang-orang dapat melakukan hal-hal berikut:

  • Memilih kata-kata dengan hati-hati. Sebelum mengetik kata-kata, kita harus memikirkan bagaimana akan terlihat di mata orang lain.
  • Berbicara dan berperilaku secara sopan. Hal ini termasuk memberikan komentar yang sopan dan respek serta menghindari menyebarkan rumor atau informasi yang tidak benar.
  • Menghargai perbedaan pendapat. Orang perlu memahami bahwa orang lain dapat memiliki pandangan yang berbeda dan menghargai perbedaan pendapat tersebut.
  • Melakukan tindakan positif. Orang dapat melakukan tindakan positif seperti mempromosikan kampanye anti-bullying di media sosial atau bertindak sebagai asisten moderator pada forum online. Hal ini dapat membantu menciptakan lingkungan online yang positif dan mengurangi dampak bullying.
  • Mendorong orang lain untuk bertindak dengan baik. Terakhir, orang dapat memperkuat budaya baik dalam media sosial dengan mendorong orang lain untuk bertindak dengan baik dan menjadi contoh perbuatan yang baik dalam kehidupan online mereka.

5. Menempuh jalur hukum

Saat menjadi korban bullying, masyarakat harus tahu bahwa mereka memiliki hak dan dapat mengambil tindakan hukum. Hal ini penting karena bullying dapat menimbulkan dampak yang signifikan pada kesehatan mental dan tingkat kepercayaan diri seseorang.

Beberapa tindakan yang dapat diambil oleh korban bullying online meliputi:

  • Menjaga bukti. Korban harus mencatat dan menyimpan bukti dari setiap tindakan bullying yang mereka terima, termasuk tangkapan layar atau screenshot dari komentar dan pesan negatif.
  • Melapor pada pihak berwenang. Korban dapat menghubungi pihak berwenang seperti kepolisian atau otoritas penegak hukum lain yang mengatur cybercrime. Melalui laporan dan bukti yang lengkap, pelakunya akan dihukum dengan tindakan yang setimpal.
  • Mencari bantuan dari organisasi anti-bullying. Korban juga dapat mencari bantuan dari organisasi anti-bullying yang terpercaya untuk mendapatkan dukungan dan nasihat. Didalamnya mereka akan mendapat perlindungan dan bimbingan hukum terkait masalah yang dihadapi.
  • Menghubungi platform media sosial. Korban dapat melaporkan tindakan bullying pada tim pengembang platform media sosial dan mengajukan permohonan penghapusan konten atau blokir akun pelakunya.
  • Mengambil tindakan hukum. Korban dapat mengambil tindakan hukum terhadap pelaku bullying dengan melibatkan pengacara dan memberikan bukti kasus di pengadilan.

Dalam ringkasan, mengatasi budaya bullying di media sosial memerlukan pengetahuan dan kesadaran tentang masalah ini. Platform media sosial harus memperketat kebijakan mereka terhadap perilaku negatif ini agar dapat menciptakan komunitas online yang lebih sehat dan positif. Sebagai pengguna media sosial, mari kita saling mendukung dan mengerahkan upaya untuk menghentikan budaya bullying di media sosial dan menciptakan lingkungan online yang aman dan positif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun