Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menggali Potensi Urban Farming dalam Menunjang Kebutuhan Ibu Rumah Tangga di Kota

1 September 2024   19:45 Diperbarui: 1 September 2024   19:53 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lahan urban farming (sumber gambar: freepik)


Urban farming merupakan sebuah solusi untuk mengurangi ketergantungan masyarakat perkotaan pada pasokan bahan pangan yang selalu terkait dengan pasar modern. 

Salah satu kelompok masyarakat di perkotaan yang dapat memanfaatkan urban farming adalah ibu rumah tangga. Para ibu rumah tangga seringkali menghadapi kendala dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan sehari-hari, terlebih lagi di tengah kenaikan harga pangan yang tidak menentu setiap tahunnya. Sehingga, adanya solusi untuk bisa menanam sayur sendiri di rumah menjadi suatu pilihan yang cukup menarik.

Urban farming dapat diterapkan di berbagai lahan sempit di lokasi perkotaan, seperti lahan sekitar rumah atau balkon, ruang di rooftop gedung, atau bahkan pada lahan yang tidak terpakai seperti tempat parkir. Dengan menggunakan teknik bertani vertikal, para ibu rumah tangga dapat menanam berbagai sayur-mayur dengan tetap memaksimalkan fungsi lahan yang tersedia.

Saat ini, sudah banyak contoh-contoh nyata keberhasilan penerapan urban farming di kota-kota besar di dunia. Salah satu contoh sukses adalah masyarakat di Singapura, yang telah dikenal dengan konsep farming di dalam bangunan (indoor farming) dan rooftop farming di banyak gedung pencakar langit Singapura.

Dalam mengembangkan urban farming, para ibu rumah tangga bisa mengikuti beberapa panduan berikut ini:

1. Pilih Jenis Tanaman yang Sesuai 

Di perkotaan, lahan yang tersedia seringkali terbatas. Oleh karena itu, ibu-ibu perlu memilih jenis tanaman yang sesuai untuk ditanam di lahan sempit. Beberapa jenis tanaman yang cocok untuk ditanam di lahan sempit seperti halaman rumah atau balkon antara lain sayuran hijau seperti daun bayam, daun bawang, daun kangkung, dan selada. Selain itu, sayuran seperti tomat ceri, cabai, dan mentimun juga cukup cocok untuk ditanam dalam pot atau media tanam vertikal. Bahkan, tumbuhan buah seperti stroberi dapat ditanam dalam pot dengan keberhasilan yang cukup baik.

Pilihan tanaman yang tepat akan membantu para ibu rumah tangga dalam menghasilkan panen yang maksimal. Selain memilih jenis tanaman yang sesuai, penting juga untuk memilih bibit tanaman yang berkualitas dan segar untuk hasil panen yang baik.

Untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman, perlu juga diperhatikan bahwa media tanam yang digunakan harus cocok dengan kebutuhan masing-masing tanaman. 

Perawatan tanaman urban farming juga harus dilakukan secara rutin dan baik untuk mendapatkan hasil panen yang optimal. Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam perawatan tanaman, antara lain menyiram tanaman secara rutin, memberikan nutrisi tanaman yang cukup, serta menjaga kebersihan media tanam dan wadah tempat tanaman ditanam.

Selain memperhatikan aspek-aspek teknis yang diperlukan, ibu-ibu perlu memperhatikan juga faktor keamanan dari bahan-bahan yang digunakan dalam urban farming seperti tempat menanam, media tanam, dan pupuk yang digunakan. Sebaiknya hindari untuk menggunakan bahan-bahan berbahaya dan memastikan bahwa benar-benar aman digunakan.

2. Perlu Tahu Potensi Lahan untuk Pertanian 

Memilih lokasi yang tepat untuk urban farming sangat penting dalam meningkatkan keberhasilan panen. Sebelum menanam, para ibu rumah tangga perlu memperhatikan karakteristik dan kondisi lahan sekitar. Setiap lahan memiliki potensi kesuburan tanah yang berbeda-beda, meskipun lahan terbatas namun tetap bisa dinikmati potensinya.

Adapun hal yang perlu dipertimbangkan adalah:

  • Menentukan Tipe Tanaman yang Cocok: Lahan di perkotaan dapat memiliki kandungan bahan kimia yang tinggi, seperti logam, pestisida dan limbah lainnya. Oleh karena itu, jenis tanaman yang cocok untuk ditanam mungkin akan berbeda-beda dengan pedesaan. Pilihlah tanaman yang sesuai dengan jenis tanah dan cuaca di sekitar daerahmu. Jenis tanaman yang tidak cocok akan sulit tumbuh dan hasil panen tidak maksimal.
  • Menentukan Suhu yang Tepat untuk Pertumbuhan Tanaman: Setiap tanaman memiliki suhu yang ideal untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, para ibu rumah tangga perlu memeriksa suhu lingkungan sekitar dan memilih tanaman yang cocok untuk suhu tersebut. Beberapa tanaman lebih cocok ditanam di tempat yang pencahayaan lebih sedikit, sementara yang lainnya membutuhkan sinar matahari yang banyak.
  • Mengetahui Kualitas dan Kondisi Tanah di Sekitar Rumah: Lahan di perkotaan juga bisa memiliki karakteristik tanah yang berbeda-beda seperti keasaman, tebal dan komposisi yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu, sebelum menanam disarankan untuk memeriksa dan memahami kondisi tanah serta kualitas tanah tersebut.
  • Mengetahui Tipe Drainase Air di Sekitar Rumah: Tanaman juga membutuhkan air yang cukup agar bisa tumbuh sehat dan optimal. Di sisi lain, jika air tidak dapat keluar dengan lancar, akar-akar tanamanmu bisa membusuk dan tidak dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, penting juga untuk mengecek tipe drainase air di sekitar lahan pertanian untuk memastikan kualitas dan kondisi tanahmu.

3. Menjadi Bahan Konsumsi Harian Keluarga 

Salah satu keuntungan dari urban farming adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan keluarga dengan cara menanam sayur-mayur di kebun sendiri di rumah. Menanam sayur-mayur sendiri membantu para ibu rumah tangga untuk menghemat pengeluaran untuk membeli sayur-mayur di pasar. 

Selain itu, tanaman-tanaman yang ditanam di kebun sendiri umumnya lebih sehat dan dapat menghasilkan sayur-mayur yang lebih segar dan sehat untuk keluarga dan menjaga kesehatan dengan makanan lebih sehat.

Penanaman sayur-mayur bukanlah hal yang rumit, terutama pada lahan sempit seperti perkotaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memulai kebun di rumah antara lain:

  • Menentukan Jenis dan Lokasi Tanaman: Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ibu rumah tangga dapat menanam berbagai jenis sayur-mayur dalam pot atau media tanam vertikal, sehingga memungkinkan tanaman untuk tumbuh optimal pada lahan sempit sekalipun. Maka perlu bagi ibu-ibu untuk menentukan jenis dan lokasi yang tepat untuk tanaman yang akan ditanam agar tumbuh dengan baik.
  • Lakukan Perawatan yang Tepat: Perawatan yang baik terhadap tanaman adalah kunci sukses dalam memperoleh hasil panen yang maksimal. Menyiram tanaman sehingga cukup air, pemupukan, serta penyulaman secara teratur dapat membantu mempercepat pertumbuhan tanaman.
  • Memastikan Kondisi Lingkungan yang Baik: Kondisi lingkungan di sekitar kebun perlu diperhatikan seperti keamanan kebun perlu dijaga, sinar matahari yang cukup dan tanah yang subur. Usahakanlah untuk menghindari tanaman dari paparan radiasi berlebih seperti pembakaran sampah atau limbah industri yang terkontaminasi tak sehat untuk tanaman.

Dalam mengembangkan kebun di rumah, ibu rumah tangga juga dapat memperoleh pengalaman baru dalam bercocok tanam, menumbuhkan rasa kepedulian lingkungan dan konservasi, serta menunjukkan pentingnya menanam dan mengonsumsi makanan yang sehat bagi keluarga. Dengan menekankan pentingnya konsumsi sayur-mayur dalam pola makan keluarga, diharapkan secara perlahan akan terjadi perubahan kebiasaan mengonsumsi makanan kurang bergizi menjadi makanan sehat dan berkualitas.

4. Berbagi Hasil Panen dengan Warga Sekitar 

Selain menjadi sumber bahan konsumsi keluarga, hasil panen dari urban farming biasanya dapat menghasilkan lebih banyak sayur-mayur dari yang dibutuhkan oleh keluarga. Oleh sebab itu, para ibu rumah tangga dapat memilih untuk menjual atau memberikan hasil panen yang berlebihan kepada warga sekitar.

Penjualan sayur-mayur hasil panen urban farming di perkotaan juga semakin meluas dan mendapat sambutan baik dari masyarakat. Hal ini mengingat kesadaran masyarakat akan makanan sehat dan organik semakin meningkat, karena kebanyakan sayur-mayur di pasar modern sudah dicemari dengan pestisida dan bahan kimia lain. Dengan adanya urban farming, kualitas dan keamanan makanan dapat dijaga dengan baik. Dalam hal ini, para ibu rumah tangga dapat memanfaatkan hal ini sebagai alternatif sumber penghasilan keluarga, dan memberikan keuntungan finansial yang menarik dari penjualan hasil panen.

Dalam memasarkan hasil panen, para ibu rumah tangga dapat menggunakan beberapa cara seperti menjualnya langsung ke konsumen atau bermitra dengan pasar malam yang mengutamakan makanan organik. Selain itu, di era digital seperti saat ini, para ibu rumah tangga juga dapat memanfaatkan aplikasi marketplace atau jejaring sosial untuk mempromosikan hasil panen.

Melalui penjualan sayur-mayur hasil urban farming, juga dapat menjadi peluang untuk mempererat hubungan antar warga di sekitar lingkungan rumah. Para ibu rumah tangga dapat memberikan bantuan dan informasi terkait dengan teknik bercocok tanam, pemilihan jenis tanaman, cara perawatan, dan tips lainnya. Lingkungan yang ramah dan saling membantu dapat memperkuat rasa kebersamaan dan persahabatan di lingkungan sekitar.

Dalam kesimpulan, urban farming merupakan sebuah solusi kebutuhan pangan yang menjanjikan terutama untuk ibu rumah tangga di kota besar. Dengan penerapan teknologi bertani vertikal di lahan sempit, ibu rumah tangga dapat menanam berbagai jenis sayur-mayur di rumahnya. Selain menghemat biaya dan mengurangi ketergantungan pada pasar modern, urban farming juga bisa menjadi aktivitas yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan keluarga dan berbakti pada masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun