Becak dayung telah melewati perjalanan panjang sebagai transportasi tradisional di Kota Medan. Di masa lalu, becak dayung menjadi satu-satunya transportasi yang tersedia untuk masyarakat kota Medan. Kendaraan yang terdiri dari kursi yang digantung di antara dua roda dan dikayuh oleh pengayuh dengan dayung kayu ini menjadi pilihan bagi masyarakat untuk berpindah tempat.
Di era modern ini, penggunaan kendaraan bermotor sebagai transportasi unggulan di kota Medan membuat peran becak dayung menurun. Meskipun begitu, becak dayung tetap menjadi bagian dari warisan budaya Kota Medan. Berbagai aspek tradisi dan budaya masyarakat Kota Medan terkandung di dalamnya.
Bagi sejumlah masyarakat Kota Medan, becak dayung masih terus digunakan karena kemampuannya untuk memasuki daerah yang terbatas dan tidak bisa dicapai oleh kendaraan bermotor. Selain itu, becak dayung akan selalu terkait erat dengan sejarah dan peradaban masyarakat kota Medan.
Seperti yang telah diketahui, becak dayung tidak hanya sekadar sebagai tempat duduk bagi penumpang yang ingin bergerak dari suatu tempat ke tempat lain. Becak dayung menjadi identitas Kota Medan yang memberikan ciri khas tersendiri. Perjalanan menggunakan becak dayung mengundang kehangatan dan keakraban dengan pengayuh becak dayung. Sifat humanis dan keramah-tamahan menjadi keunggulan becak dayung yang membuat siapa saja merasa nyaman dan terasa berada di lingkungan yang saling mendukung.
Perkembangan Transportasi Kota Medan
Peningkatan penggunaan kendaraan bermotor di Kota Medan memang memiliki dampak signifikan pada peran dan perkembangan becak dayung. Namun, beberapa pihak masih meyakini bahwa becak dayung tetap memiliki tempat di dalam dunia transportasi di Kota Medan.
Selain mempertahankan nilai historis dan budaya dari penggunaan becak dayung sebagai sarana transportasi, beberapa orang juga melihat potensi untuk memodifikasi becak dayung agar tetap relevan di era modern ini. Modifikasi yang direncanakan antara lain memodifikasi becak dayung agar dapat menggunakan bahan bakar listrik atau menggunakan teknologi ramah lingkungan lainnya sehingga menjadi sarana transportasi yang lebih ramah lingkungan.
Becak dayung juga dapat dijadikan sebagai alternatif mengatasi masalah kemacetan dan polusi udara di kota. Dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, hal ini dapat membantu mengurangi kerumunan kendaraan di jalan dan mencegah peningkatan polusi udara di kota.
Namun, beberapa peraturan pemerintah juga memiliki dampak pada penggunaan becak dayung sebagai sarana transportasi. Dalam beberapa kasus, penggunaan becak dayung dilarang oleh pemerintah karena dianggap memicu kemacetan di jalan, tidak aman.
Wajah Baru Becak Dayung
Modifikasi menjadi kendaraan ramah lingkungan dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah penurunan penggunaan becak dayung sebagai sarana transportasi di Kota Medan. Namun, hal ini tidak semudah yang dibayangkan. Diperlukan penelitian dan pengembangan teknologi yang memadai untuk membuat becak dayung menjadi kendaraan yang ramah lingkungan.