Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meningkatkan Rasa Bangga dan Cinta Tanah Air Melalui Lomba-lomba Unik di Setiap Sekolah Menjelang 17 Agustus

24 Juli 2024   08:33 Diperbarui: 24 Juli 2024   08:37 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi, dalam lomba makan kerupuk ini, mungkin juga ada beberapa peserta yang gagal atau merasa sulit menyelesaikan permainan ini dengan sukses. Namun, bagi peserta yang kalah di dalam lomba ini, mereka masih dapat meraih pengalaman yang berharga dan mengambil pelajaran tentang bagaimana cara mengatasi kegagalan dengan cara positif. Para peserta didik dapat belajar tentang rasa sportivitas dan kesiapan dalam menerima kekalahan dalam sebuah pertandingan atau kompetisi di mana pemenang dan kalah akan selalu ada.

Lomba makan kerupuk dapat menimbulkan kesenangan dan rasa kebersamaan serta keterampilan tim. Selain itu, lomba tersebut juga dapat membantu para peserta didik memahami pentingnya menjaga kesehatan, mengapresiasi nilai-nilai kebersamaan, dan menghargai tradisi serta kearifan lokal dalam masyarakat.

Lomba Tapis 

Lomba Tapis adalah salah satu lomba kreatif yang menarik dan unik karena melibatkan budaya daerah dari Sumatera Selatan dalam kegiatan peringatan HUT kemerdekaan Indonesia. Tapis adalah sejenis kain tradisional yang disulam dengan pola-pola khas Sumatera Selatan. Lomba ini biasanya diikuti oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau akademi desain karena membutuhkan keterampilan khusus dan teknik sulaman yang rumit.

Saat mengikuti lomba ini, para peserta didik akan mendapatkan pengetahuan tentang pendidikan sejarah dan kebudayaan. Mempelajari budaya daerah tidak hanya dapat membantu meningkatkan apresiasi terhadap keanekaragaman budaya Indonesia, tapi juga menjadi cara untuk memahami lebih dalam tentang kearifan lokal yang berpotensi bermanfaat untuk sebuah negara yang majemuk seperti Indonesia.

Para peserta lomba Tapis biasanya diberi tugas untuk membuat kain Tapis dengan desain yang menarik dan kreatif. Mereka harus pandai memadukan warna dan pola Tapis dan memahami arti atau pesan yang ingin disampaikan melalui Kain Tapis tersebut. Para peserta didik juga dituntut mengimplementasikan keterampilan tangan mereka dalam kerajinan sulaman, membantu mengembangkan keahlian tangan dan meningkatkan kreativitas.

Melalui kesediaannya untuk belajar dan mengekspresikan ide-idenya, para peserta didik dapat belajar banyak tentang budaya Sumatera Selatan dan kekayaannya. Lomba Tapis juga dapat menjadi sarana pengembangan ketrampilan teknis untuk menciptakan karya seni dengan menggunakan teknik sulaman. Keikutsertaan dalam lomba ini memberikan kesempatan bagi para siswa untuk mengembangkan bakat dalam bidang kreatif yang menarik dan sponsor potensial di masa depan.

Secara keseluruhan, peringatan 17 Agustus di setiap sekolah memberikan kesempatan bagi para siswa untuk belajar dan memperkuat cinta serta rasa bangga pada tanah air, sejarah, budaya, dan nilai-nilai kebangsaannya. Melalui lomba-lomba yang beragam, anak-anak dapat belajar tentang perjuangan para pahlawan serta nilai-nilai yang mereka perjuangkan, serta keaneka ragaman budaya di dalam negeri.

Lomba Menjelang 17 Agustus ini membantu mengembangkan keterampilan siswa, seperti kreativitas, penulisan, analisis, dan pemahaman tentang budaya daerah di Indonesia. Lomba-lomba tersebut dapat membangkitkan semangat kebersamaan dan rasa persatuan di antara para siswa, guru, dan anggota masyarakat lainnya.

Mengajarkan anak-anak untuk mencintai dan menghargai negara, sejarah, dan budayanya merupakan bagian esensial dari pendidikan yang menentukan nasib bangsa. Melalui lomba-lomba yang menarik dan unik di sekolah, anak-anak dapat belajar memahami berbagai persoalan mengenai bangsa dan bernegara. Selain itu, lomba-lomba tersebut juga mendorong siswa untuk menghargai keanekaragaman budaya serta menjaga perbedaan diantara mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun