Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benarkah Orang Buta Dapat Merasakan Cahaya? Mengungkap Misteri Mata Ketiga Manusia

3 Juli 2024   11:24 Diperbarui: 3 Juli 2024   21:18 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang buta sedang berjalan (sumber gambar: id.quora.com)

Dalam kondisi mata yang sehat, lampu atau sumber cahaya memancarkan cahaya yang membuat pembuluh darah di retina menghasilkan energi listrik, yang kemudian dikirim ke otak dan diinterpretasikan sebagai gambar. Namun, dalam kasus orang buta, proses ini tidak terjadi dengan cara yang sama. Sel-sel pendeteksi cahaya pada retina dan saraf yang terhubung dengan otak telah rusak atau tidak berfungsi dengan baik. Sebagai akibatnya, sel-sel ganglion menjadi lebih peka terhadap cahaya dan mulai menghasilkan sinyal elektrik yang dikirimkan ke otak, meskipun sinyal tersebut tidak diolah menjadi gambar.

Walaupun beberapa orang mungkin menganggap kemampuan merasakan cahaya pada orang buta sebagai kemampuan pengindraan keenam atau aspek mistis lainnya, tetapi secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa hal tersebut bersumber dari sifat fisik tubuh manusia. Hal ini juga menunjukkan kemampuan luar biasa manusia dalam menyesuaikan diri dengan kondisi dan lingkungan sekitarnya.

Seiring berjalannya waktu, penelitian tentang kemampuan pengindraan keenam atau penglihatan gaib pada manusia terus berkembang. Hasil penelitian tersebut telah membuktikan bahwa manusia memiliki potensi yang luar biasa dalam memanfaatkan kemampuan pengindraan keenam dalam menjelajahi ragam dunia yang tak terbatas.

Maka, mari kita tetap membuka pikiran dan berpikir terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan lainnya, dan terus-menerus mencari informasi dan pengetahuan baru. Siapa tahu, dari proses eksplorasi tersebut mungkin kita dapat menemukan potensi luar biasa pada diri kita masing-masing.

Mengapa Sel-Sel Ganglion pada Orang Buta Lebih Peka Terhadap Cahaya?

Namun begitu, ada sel lain dalam retina yang disebut sel ganglion, yang terhubung ke pusat saraf sempurna pada otak dan dapat merasakan perubahan cahaya. Dalam kasus orang buta, sel-sel ganglion ini sering kali lebih peka terhadap cahaya, karena mereka tidak ditekan oleh penglihatan visual. Selain itu, beberapa studi juga telah menemukan bahwa kemampuan merasakan cahaya pada orang buta dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi penyakit mata yang dialami, durasi kebutaan, serta genetika. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal PLOS ONE pada tahun 2010 menunjukkan bahwa orang yang mengalami kebutaan sejak lahir memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk merasakan cahaya dibandingkan dengan mereka yang mengalami kebutaan pada usia beranjak dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan merasakan cahaya pada orang buta memang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.

Selain itu, kemampuan pengindraan keenam atau mata ketiga pada manusia telah dianggap sebagai kemampuan intrinsik yang dimiliki oleh manusia sejak zaman dahulu. Pengalaman pengindraan keenam sering kali dikaitkan dengan meditasi, yoga, serta praktik-praktik spiritual dan keagamaan lainnya. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa meditasi dan yoga dapat membantu meningkatkan kemampuan mata ketiga manusia, dengan meningkatkan kesadaran, konsentrasi, dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Dalam hal ini dapat artikan bahwa, kemampuan orang buta dalam merasakan cahaya telah dipelajari secara ilmiah dan dapat dimengerti dengan cara yang logis. Hal ini telah memantapkan keyakinan bahwa pengindraan keenam atau mata ketiga manusia tidaklah bersumber dari aspek mistis atau gaib, melainkan berasal dari kemampuan fisik dan neurologis manusia itu sendiri. Bagi sebagian orang, kemampuan ini terasa begitu ajaib atau luar biasa, sehingga sering kali dikaitkan dengan aspek mistis atau paranormal. Namun, dalam pandangan ilmiah, kemampuan manusia dalam mengindra ke-6 ini merupakan bukti keajaiban dari kemampuan fisik tubuh manusia yang sangat luar biasa dan mendalam.

Bagaimana Kemampuan Pengindraan Keenam Membantu Meningkatkan Kualitas Spiritualitas Manusia?

Jadi, kemampuan merasakan cahaya pada orang buta memang sangat nyata, meskipun hal ini sering dianggap sebagai kemampuan pengindraan keenam atau kuasa gaib. Namun, pada kenyataannya kemampuan ini bukanlah hal yang gaib atau mistis, melainkan merupakan kemampuan intrinsik yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk hidup yang sangat adaptif dengan lingkungan sekitarnya.

Selain kemampuan merasakan cahaya, kemampuan pengindraan keenam atau mata ketiga manusia juga bisa memungkinkan manusia untuk memperoleh kemampuan-kemampuan spiritual tertentu. Dalam praktik spiritual tertentu, pengindraan keenam dapat membantu manusia untuk meningkatkan intensitas pengalaman keagamaan mereka melalui perasaan keterhubungan yang lebih dalam dengan alam semesta dan entitas-entitas spiritual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun