Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mengapa Pentingnya untuk Tidak Membuka Lahan Perkebunan Sawit di Dataran Curah Hujan Rendah?

6 Juni 2024   11:08 Diperbarui: 7 Juni 2024   13:45 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Pekebunan sawit. (Sumber: Shutterstock via kompas.com)

Perkebunan sawit adalah salah satu jenis produksi pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun, pada kenyataannya ekspansi perkebunan sawit seringkali menimbulkan berbagai dampak negatif, terutama dalam hal lingkungan dan sosial. 

Hal ini menjadi semakin buruk ketika perkebunan sawit dibuka di daerah dataran curah hujan rendah, yang merupakan daerah yang sangat sensitif dan rentan terhadap kerusakan lingkungan.

Di samping itu, pembukaan lahan perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah dapat pula menyebabkan terjadinya erosi tanah. Tanah di dataran rendah memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk menyimpan air. 

Ketika terjadi hujan, air tidak dapat terserap oleh tanah dan merembes ke bawah permukaan tanah. Akibatnya, air mengalir di atas tanah dan kemudian membawa bersamanya lapisan tanah yang subur. Hal ini dapat menyebabkan bekas lahan perkebunan sawit menjadi tandus dan tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.

Dalam hal pemanfaatan lahan, perkebunan sawit juga seringkali merusak kemampuan tanah untuk menghasilkan hasil panen yang optimal di masa depan. 

Kebutuhan akan pupuk kimia untuk perkebunan sawit seringkali menghambat siklus alami tanah dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada tanah tersebut. Jika lahan tidak dikelola dengan benar, maka potensi untuk produksi pertanian di masa depan akan menurun drastis.

Masyarakat di sekitar lokasi perkebunan sawit juga seringkali mengalami dampak negatif dari pembukaan lahan perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah. 

Kebanyakan masyarakat di daerah ini bergantung pada sumber daya alam, seperti air dan lahan pertanian, untuk berbagai kebutuhan mereka. 

Ketika perkebunan sawit mengambil alih sebagian besar tanah, maka masyarakat setempat kehilangan sumber kehidupan mereka dan terpaksa beralih mencari pekerjaan yang lebih sulit dan berbahaya.

Dataran curah hujan rendah

Dataran curah hujan rendah adalah daerah yang memiliki curah hujan yang rendah, biasanya di bawah 1.500 mm per tahun. Daerah ini cenderung memiliki tanah yang kurang subur dan sulit untuk ditanami tanaman apa pun. 

Tanah ini sangat berharga bagi masyarakat setempat, karena telah menjadi sumber hidup mereka selama berabad-abad. Oleh karena itu, membuka lahan perkebunan sawit di daerah ini dapat membawa dampak yang sangat berbahaya bagi masyarakat dan lingkungan.

Saat ini, semakin banyak organisasi lingkungan dan masyarakat yang sadar akan dampak buruk yang disebabkan oleh ekspansi perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah. 

Beberapa organisasi ini mencoba meningkatkan kesadaran mengenai masalah yang dihadapi masyarakat melalui kampanye dan advokasi publik. Mereka juga mendorong kebijakan pemerintah yang lebih berpihak pada masyarakat dan lingkungan.

Selain itu, ada pula beberapa solusi teknologi yang dapat membantu mengurangi dampak negatif pembukaan lahan perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah. 

Salah satunya adalah teknologi agroforestry, yang memungkinkan tanaman lain tumbuh seiring dengan perkebunan sawit. Dengan cara ini, tanaman lain dapat berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan produktivitas lahan.

Teknologi lain yang digunakan adalah sistem irigasi tetes. Sistem irigasi tetes memungkinkan pengelolaan air dan penggunaan pupuk lebih efisien, sehingga tanah lebih subur dan produktivitas pertanian terjaga. 

Selain itu, teknologi pengelolaan limbah juga dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dari perkebunan sawit.

dampak dari membuka lahan perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah

sumber gambar: pexels.com
sumber gambar: pexels.com

Salah satu dampak dari membuka lahan perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah adalah hilangnya keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati memainkan peranan penting dalam menjaga keseimbangan alam dan keberlangsungan hidup manusia. 

Hilangnya keanekaragaman hayati yang disebabkan oleh ekspansi perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah dapat mengancam kelestarian lingkungan hidup dan kesejahteraan manusia. 

Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengurangi dampak ekspansi perkebunan sawit terhadap keanekaragaman hayati.

Salah satu tindakan nyata yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi area yang tepat untuk membuka lokasi perkebunan sawit, melalui study scientific dan analisa keberlangsungan ekosistem. 

Penerapan pembukaan lahan perkebunan sawit harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip konservasi sumber daya alam dan perlindungan keanekaragaman hayati. 

Konservasi melalui pembentukan hutan lindung dan daerah konservasi berpotensi meningkatkan jumlah keanekaragaman hayati di daerah tersebut.

Pendekatan lain yang dapat dilakukan adalah melalui pemilihan tumbuhan yang dapat tumbuh bersama-sama dengan perkebunan sawit, seperti tanaman herbal atau tanaman penaung lainnya. 

Selain dapat menjaga tanah tetap subur, bercampur dengan tanaman lain juga dapat membantu untuk mengurangi dampak negatif pada keanekaragaman hayati.

Dampak yang ditimbulkan dari ekspansi perkebunan sawit di daerah dataran curah hujan rendah tidak dapat diselesaikan secara instan. Membutuhkan waktu dan kerja sama dari semua pihak untuk agar dapat mengurangi dampak tersebut. 

Penting bagi pemerintah, industri perkebunan sawit, dan masyarakat untuk saling bekerja sama menuju lingkungan yang lebih berkelanjutan dan kesejahteraan yang lebih baik. 

Kendati demikian, kesadaran individu juga sangat penting dalam upaya menjaga keanekaragaman hayati dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup.

Dampak lainnya dari ekspansi perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah

Dampak lainnya dari ekspansi perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah adalah masalah sosial. Kehidupan masyarakat sekitar seringkali sangat bergantung pada sumber daya alam di sekitar mereka, terutama tanah dan air. 

Ketika lahan perkebunan sawit dibuka, banyak lahan pertanian tradisional yang telah ditempati oleh generasi-generasi sebelumnya menjadi hilang. 

Hal ini dapat menyebabkan migrasi paksa masyarakat dan konflik sosial yang mempengaruhi keharmonisan dan keamanan di daerah tersebut.

Ketidakpuasan masyarakat sekitar lokasi perkebunan sawit yang hilangnya lahan pertanian tradisional mereka dapat menyebabkan konflik antara masyarakat dan industri perkebunan sawit.

Banyak masyarakat dan kelompok aktivis yang menyatakan bahwa perkebunan sawit seharusnya menjadi alat untuk pembangunan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan. 

Namun, masih banyak faktor politik dan ekonomi yang mencegah pengembangan perkebunan sawit yang berkelanjutan dan memastikan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Sejalan dengan kebutuhan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan, dibutuhkan juga adanya upaya yang melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam. 

Program-program bantuan yang membantu masyarakat setempat untuk mengembangkan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, serta mengurangi konflik sosial yang disebabkan oleh pembukaan lahan perkebunan sawit.

Dalam jangka panjang, upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan harmonis membutuhkan kerjasama dan kebijakan yang kuat dari pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. 

Kita perlu memahami bahwa lingkungan dan kesejahteraan manusia adalah satu kesatuan, dan adanya pengelolaan sumber daya alam yang benar dapat memberikan keseimbangan yang sehat bagi keduanya.

Kesimpulan

Ekspansi perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah memiliki dampak negatif yang sangat besar terutama pada lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat sekitar perkebunan sawit tersebut. 

Dampak-dampak negatif tersebut tidak hanya bersifat jangka pendek saja, tetapi juga bersifat jangka panjang, yang dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia dan kelestarian lingkungan alam.

Dampak negatif pembukaan lahan perkebunan sawit dapat diatasi melalui peningkatan kesadaran dan upaya bersama dari semua pihak, termasuk masyarakat, pemerintah dan industri perkebunan sawit itu sendiri. 

Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah tegas, termasuk melakukan kajian ilmiah dan audit lingkungan sebelum memutuskan untuk membuka lokasi perkebunan sawit, serta memberikan perlindungan hukum untuk masyarakat yang terdampak. 

Sementara itu, industri perkebunan sawit perlu mengambil tanggung jawab sosial dan lingkungannya secara lebih serius, termasuk menjaga keragaman hayati dan mengadopsi praktik-praktik bisnis yang berkelanjutan.

Masyarakat setempat juga harus menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan dan lingkungan. Mereka harus memperjuangkan hak mereka untuk hidup dan berkarya di lingkungan yang sehat dan berkelanjutan, serta berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada.

Dengan kesadaran dan kerja sama yang kuat antara semua pihak, diharapkan penanganan dampak negatif dari ekspansi perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah dapat diatasi secara efektif. 

Sehingga, pembangunan perkebunan sawit yang sehat, berkelanjutan, dan memperhatikan masyarakat sekitar dan lingkungan sekitar dapat terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun