Dataran curah hujan rendah adalah daerah yang memiliki curah hujan yang rendah, biasanya di bawah 1.500 mm per tahun. Daerah ini cenderung memiliki tanah yang kurang subur dan sulit untuk ditanami tanaman apa pun.Â
Tanah ini sangat berharga bagi masyarakat setempat, karena telah menjadi sumber hidup mereka selama berabad-abad. Oleh karena itu, membuka lahan perkebunan sawit di daerah ini dapat membawa dampak yang sangat berbahaya bagi masyarakat dan lingkungan.
Saat ini, semakin banyak organisasi lingkungan dan masyarakat yang sadar akan dampak buruk yang disebabkan oleh ekspansi perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah.Â
Beberapa organisasi ini mencoba meningkatkan kesadaran mengenai masalah yang dihadapi masyarakat melalui kampanye dan advokasi publik. Mereka juga mendorong kebijakan pemerintah yang lebih berpihak pada masyarakat dan lingkungan.
Selain itu, ada pula beberapa solusi teknologi yang dapat membantu mengurangi dampak negatif pembukaan lahan perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah.Â
Salah satunya adalah teknologi agroforestry, yang memungkinkan tanaman lain tumbuh seiring dengan perkebunan sawit. Dengan cara ini, tanaman lain dapat berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan produktivitas lahan.
Teknologi lain yang digunakan adalah sistem irigasi tetes. Sistem irigasi tetes memungkinkan pengelolaan air dan penggunaan pupuk lebih efisien, sehingga tanah lebih subur dan produktivitas pertanian terjaga.Â
Selain itu, teknologi pengelolaan limbah juga dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dari perkebunan sawit.
dampak dari membuka lahan perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah
Salah satu dampak dari membuka lahan perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah adalah hilangnya keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati memainkan peranan penting dalam menjaga keseimbangan alam dan keberlangsungan hidup manusia.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya