Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepi di Tengah Keramaian

14 Mei 2024   13:47 Diperbarui: 14 Mei 2024   13:53 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keramaian dan hiruk-pikuk
Menghiasi kota yang mempesona
Namun di sudut salah satu jalan
Ada orang yang merasa terluka

Ia meratapi kesepiannya
Di tengah kerumunan yang riuh
Seperti tak ada yang mengenali
Hatinya yang sepi dan tegang

Matahari terus bergerak
Waktu berjalan seribu langkah
Sepi di tengah keramaian
Bagaikan gelombang yang mendekat

Tapi dalam kesepiannya
Ia menemukan keberanian
Merangkul kesendirian
Hingga tak sepi lagi menjadi ancaman

Lalu ia kembali tenggelam
Di keramaian yang tak lagi terasa berarti
Namun semua sudah berbeda
Karena ia tak merasa sepi lagi

Kaki langkahnya kian mantap
Menguatkan diri di setiap jalan
Sekarang ia tak takut lagi
Tersesat di kerumunan yang tak berujung

Pertemuan singkat dengan kesepian
Membuatnya semakin merasa hidup
Menikmati waktu bersama diri sendiri
Melahirkan ide-ide brilian di benaknya

Baca juga: Sepi Pagi

Dalam sepi di tengah keramaian
Ia belajar banyak tentang hidup
Tentang arti kebersamaan dan kesendirian Tentang keberanian dan ketakutan

Kini ketika keramaian tak lagi membuatnya sepi Tersenyum di setiap langkah kaki yang dijalani
Ia tahu, di keramaian itu ia tak sendiri
Meski dalam kesepiannya, ia merasa hidup lagi.

Kata-kata dan kalimatnya terus tercipta
Seperti sederet kisah yang tak pernah habis Setelah ia merasa sepi di tengah keramaian Kini semangatnya tak terbendung lagi

Diksi puisinya memikat hati banyak orang
Begitu dalam dan memikat hati banyak insan Mereka duduk menikmati puisi yang ia ciptakan Terpesona, takjub, dan kagum pada tekadnya

Kini ia bukan lagi orang yang sepi di tengah keramaian Ia menjadi semangat dalam ramai yang menderu Karya tantangan dan pahitnya pengalaman Melahirkan siapa ia kini dan akan jadi semakin ke depan

Keramaian selalu akan ada
Tapi ia takkan lagi merasa sepi di dalamnya Karena ia menemukan banyak teman Dari dalam hatinya dan seisi dunia manapun

Sepi di tengah keramaian menjadi tak sepi lagi Merupakan jalan menuju keseimbangan hidup Kucing-kucingan dan hindari zona nyaman Takkan sekali lagi membuat hatinya sepi sendirian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun