Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak Langkah di Hening Senja

25 April 2024   13:13 Diperbarui: 25 April 2024   13:20 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pexels.com/ pne-prod-7062179

Jejak langkah di hening senja Meninggalkan bayang-bayang rindu Semerbak aroma kopi jadi saksi Bicara sendiri dalam kerinduan

Takbir senja menggema merdu Menyampaikan cerita sunyi Ku duduk termenung merenung Mengenang segala yang pernah ada

Berangkat dari awal perjalanan Lenyap membawa semua asa Jejak langkah yang tertinggal Hanya butir debu di tengah jalan

Namun, tahukah kau? Jejak langkah tak akan hilang Senja yang hening akan merangkum Segala cerita di dalamnya

Biarlah suara hati bicara Dalam keheningan yang ada Jejak langkah tak akan berhenti Menyusuri, mengarungi hidup ini.

Jejak langkah yang merunduk Menerpa liukan tajam realita Merapat asa, batinku merintih Jejakku berlalu, seakan tak merasakan sekali pun

Jejak-jejak lama masih terukir jelas Di relung kegetiran nan sepi Sesaat, di hening senja aku melungsurkan kenangan Jejak itulah saksi bisu yang tak mampu ku beri pengharapan

Semilir angin diterpa wajahku Sekuat tenaga ku hadapi Tak peduli beratnya hidup yang ku sandang Jejakku ku kan tetap teruskan

Jejak itu, muram dan kelam Tak membuatku merengkuh kegagalan Justru itu, ku jadikan semangat Mengarah ke tuntutan waktu nan ketat

Tuhan telah menetapkan waktu Mungkin petunjuk ini akan ku ikuti Bunga-api dalam dada ku menyala, selalu Takdir yang ku jalani adalah jejak langkah di hening senja.

Jejak langkah yang merunduk Menerpa liukan tajam realita Merapat asa, batinku merintih Jejakku berlalu, seakan tak merasakan sekali pun

Jejak-jejak lama masih terukir jelas Di relung kegetiran nan sepi Sesaat, di hening senja aku melungsurkan kenangan Jejak itulah saksi bisu yang tak mampu ku beri pengharapan

Semilir angin diterpa wajahku Sekuat tenaga ku hadapi Tak peduli beratnya hidup yang ku sandang Jejakku ku kan tetap teruskan

Jejak itu, muram dan kelam Tak membuatku merengkuh kegagalan Justru itu, ku jadikan semangat Mengarah ke tuntutan waktu nan ketat

Tuhan telah menetapkan waktu Mungkin petunjuk ini akan ku ikuti Bunga-api dalam dada ku menyala, selalu Takdir yang ku jalani adalah jejak langkah di hening senja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun