Pada tahun 1975, masyarakat Baduy mulai merespon pengobatan kesehatan kontemporer yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak. Namun, masyarakat Baduy masih menolak penerapan prinsip dan pola hidup sehat yang memenuhi persyaratan kesehatan nasional. Kesulitan yang paling besar antara lain adalah kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap hukum adat, rendahnya tingkat pengetahuan karena masyarakat Baduy tidak diperbolehkan bersekolah di sekolah formal, serta rasa takut dan malu terhadap orang luar.
Desa Baduy Dalam mulai menerapkan pengobatan kekinian pada tahun 1997. Meskipun sudah mendapatkan pelayanan kesehatan, namun pelayanan kesehatan masyarakat Baduy dalam berbeda dengan masyarakat Baduy luar karena harus mengikuti standar adat yang berlaku. Sebagai penganut sistem budaya tradisional, masyarakat Baduy juga dapat digambarkan sebagai masyarakat yang sedang berkembang. Hal ini terjadi bukan hanya karena adanya pembangunan yang terus berlanjut, namun juga karena adanya pergeseran sikap atau adat istiadat. Perubahan yang begitu cepat dapat terlihat pada masyarakat Baduy yang berada di Baduy Luar.
Struktur sosial dan ekonomi masyarakat Baduy tidak pernah berubah. Dalam bidang sosial, mereka hidup berdampingan dan saling membantu. Semangat gotong royong tersebut terlihat dalam setiap kegiatan, seperti pembangunan rumah, pembukaan lahan, penanaman dan panen padi, pendirian leuit (lumbung) dan gudang, serta pembangunan jembatan. Kegiatan tersebut masih dilakukan secara tradisional. Namun dengan adanya modifikasi yang terus menerus menyebabkan terjadinya pergeseran adat atau adat istiadat Baduy.
Masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar memperoleh makanannya melalui usaha bercocok tanam atau berladang  (huma) dengan bercocok tanam padi dan palawija. Penerapan perusahaan yang berorientasi pasar (commerce) kini mulai diterapkan di rumah-rumah masyarakat. Masyarakat yang berdagang hampir terdapat di setiap kota (Baduy Luar).
Perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat Baduy didorong oleh dua hal, yaitu kekuatan internal dan pengaruh eksternal. Unsur internal yang mempengaruhi perubahan masyarakat Baduy antara lain pertumbuhan jumlah penduduk dan adanya perselisihan dan pemberontakan dalam masyarakat, baik atas kemauan sendiri maupun akibat pengasingan. Lingkungan alam sekitar manusia serta dampak budaya orang lain merupakan variabel eksternal yang mempengaruhi perkembangan kebudayaa masyarakat Baduy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H