Mohon tunggu...
Muhammad Bernas Avisena
Muhammad Bernas Avisena Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA - UNIVERSITAS JEMBER

Hobi saya menyanyi khususnya bernyanyi music genre dangdut dan lagu daerah Banyuwangi,saya suka nonton bola saya juga analis bola mulai dari Liga Indonesia sampai Liga Europa.Kepribadian saya,jujur saya orangnya suka totalitas dalam menjalankan kegiatan baik itu tugas,diskusi,dan kolaborasi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sudah Selayaknya Jember Menjadi Kota

7 September 2022   20:55 Diperbarui: 7 September 2022   21:22 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jember merupakan suatu kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Jember merupakan daerah yang terletak di tengah- tengah Tapal Kuda, Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, daerah Kabupaten Jember dibagi jadi 31 kecamatan terdiri atas 28 kecamatan dengan 226 desa serta 3 kecamatan dengan 22 kelurahan.

Apa yang menjadikan Jember gagal menjadi Kota?

Jember pernah mempunyai kota administratif, namun semenjak tahun 2001 sebutan Kota administratif dihapus, sehingga Kota Administratif Jember kembali jadi bagian dari Kabupaten Jember. Hari jadi Kabupaten Jember diperingati tiap bertepatan pada 1 Januari.

Bertepatan dengan pembuatan Kota Administratif Jember , daerah Kewedanan Jember beralih pula dari Jember ke Arjasa dengan daerah kerja meliputi Arjasa , Pakusari , serta Sukowono yang lebih dahulu masuk Distrik Kalisat . Dengan terdapatnya perubahan - perubahan tersebut , pada pertumbuhan selanjutnya , secara administratif Kabupaten Jember dikala itu dibagi jadi 7 Daerah Pembantu Bupati , satu daerah Kota Administratif , serta 31 Kecamatan.

Dengan diberlakukannya Otonomi Wilayah semenjak 1 Januari 2001  tentang Pemerintahan Wilayah, Pemerintah Kabupaten Jember sudah melaksanakan penyusunan kelembagaan serta struktur organisasi, tercantum penghapusan lembaga Pembantu Bupati yang saat ini jadi Kantor Koordinasi Camat.

Memasuki kawasan penduduk tentunya masyarakat Jember memiliki keunikan tersendiri, kebanyakan penduduk Kabupaten Jember merupakan Suku Jawa serta Suku Madura Pendalungan sebagian besar beragama Islam. Tidak hanya itu ada minoritas Suku Osing. Ada pula masyarakat Tionghoa yang mayoritas tinggal di pusat bunda kota kabupaten ini. 

Suku Madura Pendalungan dominan di wilayah utara serta Suku Jawa di wilayah selatan serta pesisir tepi laut. Bahasa Madura serta Bahasa Jawa digunakan di banyak tempat, sehingga universal untuk warga di Jember memahami 2 bahasa wilayah tersebut serta pula silih pengaruh tersebut menimbulkan sebagian ungkapan khas Jember. 

Percampuran kedua kebudayaan Madura serta Jawa di Kabupaten Jember melahirkan satu bahasa baru yang bernama Madura Pandalungan. Warga Pandalungan di Jember memiliki ciri yang unik selaku hasil dari penetrasi kedua budaya tersebut.

Kawasan ekonomi tentunya menjadi hal yang sangat penting mengingat masyarakat Jember memiliki lahan atau persawahan yang bias dibilang cukup luas dan mendukung, dengan sebagian besar penduduk masih bekerja selaku petani, perekonomian Jember masih banyak ditunjang dari zona pertanian. 

Di Jember ada banyak zona perkebunan, sebagian besar aset Belanda. Perkebunan yang terdapat dikelola oleh Industri nasional PTP Nusantara, Tarutama Nusantara( TTN), serta Industri wilayah ialah PDP( Industri Wilayah Perkebunan). Jember populer selaku salah satu wilayah penghasil tembakau utama di Indonesia.

Tembakau Jember merupakan tembakau yang digunakan selaku susunan luar/ kulit cerutu.    Di pasaran Internasional . Tidak hanya Tembakau,Jember pula penghasil kedelai Endamame yang dikelola oleh PT Mitratani  yang pabrik pengolahannya terletak di kelurahan Mangli.

Memasuki kawasan industri di Kabupaten Jember masih berkembang. Kawasan industri manufaktur di Jember sebagian besar berada di kecamatan Ajung, Pakusari dan Arjasa.

Industri UMKM banyak dijumpai di jalan-jalan dan desa-desa di Kabupaten Rimmo, seperti sentra kerajinan di Desa Tutul, Kecamatan Barung yang sudah tersebar di seluruh kalangan masyarakat elit dan industri Rumbo Batik yang memproduksi motif daun tembakau yang banyak dijumpai. hampir di semua wilayah di Kecamatan Puger tepatnya di Desa Grenden.

Sarana Transportasi juga tidak kalah mendukung tercatat ,Stasiun Jember merupakan stasiun terbesar di Kabupaten dan merupakan pusat Daop IX Jember, yang mengelola stasiun dari Pasuruan hingga Banyuwangi. Kecuali Tanggul, Rambi Puji dan perhentian kecil lainnya di Kalisat.

Ada juga stasiun kecil di Jember seperti Bangsalsari, Mangli, Arjasa, Kotok, Ledokombo, Sempolan, Garahan. Stasiun ini hanya digunakan bila ada perlintasan kereta api, dan hanya untuk kereta api ekonomi seperti Probowangi (Surabaya-Banyuwangi) dan kereta Pandanwangi (Jember-Banyuwangi). Jalur KA Kalisat-Panarukan sudah tidak beroperasi lagi.

Walaupun sekarang masyarakat sudah lupa dengan namanya Terminal namun Jember memiliki beberapa Terminal yang bias dibilang cukup besar dulunya. Terminal Bus Tawang Alun merupakan terminal utama jalur Surabaya-Jember-Banyuwangi (melalui Tanggul), Surabaya-Jember-Banyuwangi (melalui Kencong-Balung dan/atau Ambulu), juga melewati kota Lumajang. 

Terminal ini juga menawarkan jalur bus Patas (kecepatan terbatas) ke Jember-Yogya, Jember-Surabaya, Jember-Malang, Jember-Cilacap, Jember-Medan dan Jember-Denpasar. Bandara Nentoja Dinegoro (JBB) Terletak di Desa Wirowonsmgso, Kecamatan Ajung. Melayani penerbangan PP Surabaya-Jember.

Daratan yang tidak dikelilingi oleh lautan nampaknyatidak menjadikan kawasan industry serta Transportasi lautan Jember menjadi lemah dan tidak mau bersaing di dunia sekarang Pelabuhan Perikanan Puger terletak di Desa Puger Kulong, Kecamatan Puger. Merupakan pelabuhan perikanan terbesar di Kabupaten Jember dan terletak di muara Sungai Bedadung. Tempat ini juga memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terbesar di Kabupaten Jember.

Apakah aspek tersebut masih belum bisa menjadikan Jember sebuah Kota ?

Sudah selayaknya Jember menjadi Kota tapi apa bisa buat ketika Kota ini sudah memiliki syarat untuk menjadi Kota namun hal itu masih menjadi problematic sampai sekarang.Bahkan Jember mendapat julukan Kota Pendidikan selain Surabaya dan Malang, Jember merupakan salah satu pusat pendidikan di Jawa Timur. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat di sekitarnya yang memilih untuk melanjutkan pendidikan di Kabupaten Jember, sehingga banyak terdapat perguruan tinggi baik yang berstatus PTN maupun PTS.

Mengapa pemikiran kuno seperti ini masih dimiliki oleh Pejabat Pemerintah?

Jabatan Wali Kota Administratif tidak sama menggunakan jabatan Wali Kota Madya yang pribadi bertanggung jawab pada Gubernur Provinsi dan mempunyai dewan rakyatnya sendiri. Wali Kota Administratif masih harus bertanggung jawab pada Bupati dan tidak berhak mempunyai dewan rakyatnya sendiri.

Konflik bermula berdasarkan ketidakpuasan pemerintah Kota Administratif Jember atas kegagalan kenaikan statusnya sebagai wilayah otonom (kota). Lalu berlanjut menggunakan pengamputasian kewenangan Wali Kota Administratif sang Bupati Jember pada bentuk penarikan ulang banyak forum kedinasan yang terdapat dalam Kota Administratif Jember ke Kabupaten Jember, akibatnya pelayanan generik bagi keperluan penduduk kota Jember terbengkalai.                             

Kasus ini berlanjut pada bentuk somasi pada taraf PTUN pada Surabaya. Setelah dilakukan pertimbangan dan tidak  terdapat dukungan berdasarkan Kemendagri dan DRPD Jember maka dalam tahun 2001 Pemerintah Kota Administratif  Jember resmi dibubarkan.

Sebagai masyarakat pendatang baru saya melihat Jember ini lebih baik dari segi penataan kota,tapi melihat perbandingan Kotanya jangan membandingkan dengan Kota yang memang tempatnya untuk pusat keramaian publik untuk melakukan kegiatan yang positif, melainkan membandingkan Kabupaten Jember dengan Kabupaten disekelilingnya itu saja sudah jauh berbeda dengan Jember.Jember memiliki segalanya untuk menjadi Kota yang mandiri,sejahtera,dan mampu mengendalikan segala kegiatan yang memang itu mampu dilakukan oleh Jember.

Apa sebagai masyarakat yang berpendidikan kalian hanya diam dan tidak mau berpikir kritis untuk menanggapi hal ini?Padahal kalau sebagai Mahasiswa saya dituntut untuk memikirkan sesuatu diatas realita dan itu bisa terjadi jikalau komunikasi antara masyarakat dan Pemerintah itu berjlan dengan baik.Nampaknya hal ini masih belum terjadi.

Aliansi masyarakat Jember tidak sepenuhnya mendukung daerah Jember kota terpisah secara otonomi menggunakan Kabupaten Jember lantaran dikhawatirkan akan sama-sama tidak berkembang. Kabupaten Jember akan kehilangan bunda kotanya ad interim bila jadi dibuat Kota Jember dikhawatirkan akan berpendapatan asli wilayah (PAD) mini lantaran kehilangan penopang pemasukan pada area kabupaten sebagai akibatnya tidak sanggup melakukan pembangunan yang signifikan pada area kota.

Kekhawatiran ini ternyata terbukti waktu ini, wilayah-wilayah yg daerah kotanya terpisah secara otonomi  menggunakan Kabupatennya justru sama-sama tidak berkembang pesat, misalnya misalnya Pasuruan, Probolinggo, Blitar, dan lain-lain. Justru Purwokerto yang bernasib sama menggunakan Jember waktu itu, sekarang sama-sama semakin berkembang.

Pemisahan otonomi daerah kota bukanlah solusi untuk menaikkan pembangunan pada wilayah tersebut, justru akan semakin menaikkan pengeluaran belanja wilayah menggunakan birokrasi yang tidak efektif.

Berkaca pada tahun 2012 tentang buat memisahkan balik daerah kota Jember muncul. Hal ini sempat dibahas oleh DPRD Kabupaten Jember dikemukakan oleh Suprapto (Ketua Fraksi Demokrat). 

Alasan pemisahan ini berdasarkan kemajuan Jember yang semakin pesat sebagai akibatnya perlu pemisahan buat pemerataan APBD.Suprapto pula yang mengusulkan supaya nantinya daerah Kota Jember selain tiga kecamatan keluaran dari Kota Administratif  Jember tersebut pula ditambah Kecamatan Ajung. Karena pada Kecamatan Ajung waktu ini pembangunan objek-objek penting Kabupaten Jember dilakukan disana,misalnya Bandara dan Stadion.

Menurut saya itu great untuk menaikan kualitas dari prasarana tersebut terbilang cukup kurang apalagi melihat Bandara di Jember yang tidak bisa melayani pelayanan komersial tidak hanya itu club sepak bola Jember atau yang dikenal dengan PERSID JEMBER, itupun hanya bermain di skala kasta Liga 3 Indonesia, buat apa membangun Stadion kalau tidak untuk mengembangkan Jember menjadi pusat area industri yang beraneka macan kalau investasi kedepan aja sudah tidak jelas..Tetapi sampai saat  ini tentang tadi tidak  menerima tindak lanjut dan kurangnya dukungan menurut masyarakat. Sehingga sampai sekarang harapan itu masih belum terwujud.

Wilayah Jember saat ini memang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Tetapi hanya berpusat pada daerah kota saja, lalu sementara ini buat pada luar daerah kota masih banyak pembangunan yang tidak terlaksana sesui koridor, misalnya jalanan  rusak dan infrastruktur lain yang tidak terurus. Tentu ini akan menjadi bumerang bila daerah kota memisahkan diri. Aset-aset krusial yang dulu dikuasai pemerintah Kabupaten akan berpindah kuasa ke Pemerintah Kota sehingga Kabupaten Jember akan kebingungan buat membentuk objek-objek penting baru. 

Selain itu  bila daerah kota memisahkan diri, belum terdapat lokasi yang layak buat dijadikan Ibu kota Kabupaten  baru. Hal yang penting menurut saya saat ini adalah ,bagaimana Jember harus berupaya menemukan solusi yang tepat yang tidak merugikan sebelah pihak dan tidak pula menguntungkan diri sendiri melainkan demi kesejahteraan bersama dan kepentingan bersama.

Menurut saya, usulan pemekaran Kota- kota Jember  adalah suatu hal yang positif, akan namun tetapi harus dibarengi dengan perencanaan yang matang,oleh karena itu saya memilih untuk menjadi Mahasiwa Fakultas Teknik Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota,dengan maksud untuk memperbaiki skala Kota yang ada tidak hanya menjadi gengsi-gengsian semata tetapi  juga harus bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Jika dilaksanakan secara serius persiapan ini akan memakan waktu hingga 10 tahun, karena pemetaan perencanaan pembangunan dan pemerintah kabupaten harus benar-benar diperhatikan dan Pemerintah Kabupaten Jember juga harus membangun wilayah kawasan perkotaan baru selain di wilayah luar kota kawasan perkotaan Jember untuk sebagai dipersiapkan persiapan menjadi ibu kota kabupaten daerah yang baru.

Saya sebagai Mahasiswa yang bisa terbilang masih bau kencur bermimpi suatu saat Jember segara melakukan pemekaran wilayah,karena apa? Jember hamper memiliki segalanya untuk menjadi kota masalah terbesar hanyalah komunikasi saja. Penataan tata ruang wilayah dan perkotaan adalah bagian dari tugas saya untuk menata penetapan tata ruang.Oleh karena itu,menjalin komunikasi dari berbagi pihak itu sangat penting bagi saya.Merencanakan tidak hanya sekedar wacana yang bisa dijanjikan melainkan diperjuangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun