Asramaku sepi
Semua pergi
Dan tidak pergi
Dari rumahnya sendiri
Sebab aroma lebaran ini
Aku tahu temanku berada
Di mana seharusnya aku juga berada
Asrama sebelah ini
Asrama ramai
Sebelah asrama sepi
Tuk melayani
Membagi snack
Air mineral
Memutar sandal
Kupikir, tak ada hal yang patut dan baik kulakukan selain ini
Beruntung, asramaku sepi
Aku jadi ke mari
Rezeki memang tidak ke mana
Tak diduga datang juga
Rencana Allah
Luar biasa, Alhamdulillah
Padahal baru niat baik saja
Bidadari lewat di depanku
Bukan, itu hiperbolaku
Lalu duduk di antara keluarga terhormat
Aku mengintai diam, lamat-lamat
Penarasan
Siapa dia?
Aku tak tahu
Hanya kecantikkannya yang kutahu
Sepuluh dari sepuluh
Pertama kali kulihat yang begitu
Kepalanya berputar sembilan puluh
Mataku tertangkap gagap
Yang lalu tidak bisa apa-apa
Selain membuang mata darinya
Ia peka, bodohnya aku
Pandanganku yang menyentuhnya
Memunculkan waspada
Tiba-tiba bayi ada di tangannya
Setelah kulihat ulang
Harapanku hilang
Aku tahu, aku bukan siapa-siapa
Hanya hitam yang melihat heran dia
Hanya tukang cuci
Hanya pelayan
Dan kau lebih
Kau bagian darinya
Kau kakaknya ternyata
Putri seorang Gus
Tentunya idola para Gus nantinya
Oh, ini acara aqiqah adikmu
Bodohnya aku
Padahal sudah setahun di sini
Ya, tapi aku punya kesempatan emas
Kesempatan puncakku di sini
Minta dijodohkan Gusku
Yang kumau hanya
Perempuan asli sini, yang baru pertama kali kulihat
Hei, yang pandangan pertama itu nafsu
Diam, aku tak peduli kau
Ya, dia
Tapi tetap saja
Kau takkan di sampingku berada
Karena kau terlalu istimewa