Kita tidak perlu mempermasalahkan dengan biaya transportasi dan tempat tinggal karena dengan hanya bermodalkan kuota data internet, kita dapat mengakses berbagai materi pembelajaran tanpa perlu khawatir ketinggalan pelajaran yang sudah berlalu.Â
Hal ini juga didukung dengan banyaknya aplikasi dalam melaksanakan pembelajaran daring agar kita bisa selalu interaktif, seperti Zoom Meeting, Google Meeting, Google Classroom, Whatsapp Group, dan lain-lain.
Namun demikian, pembelajaran daring tidak sepenuhnya dapat dikatakan efektif dan efisien. Pembelajaran daring sangat tergantung dengan koneksi jaringan internet.Â
Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang sering dihadapi kita apalagi bagi kita yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, seperti di daerah pedesaan terpencil dan terbelakang. Walaupun ada, koneksi jaringan internet tekadang bisa tidak stabil.Â
Dengan demikian, penympaian materi yang diberikan oleh pendidik kurang terdengar jelas. Hal ini membuat pelaksanaan pembelajaran daring kurang optimal.
Berkaitan dengan jaringan tidak terlepas dengan kuota data internet. Kuota data internet sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran daring ini karena semua serba online. Walaupun pemerintah sudah memberikan kuota gratis, namun masih terdapat sebagian orang yang tidak menerima bantuan kuota tersebut.Â
Untuk masyarakat dengan perekonomian ke atas tidak akan merasakan masalah kuota, sedangkan masyarakat yang perekenomian ke bawah akan susah menyeimbangkan kebutuhan primer dengan kebutuhan sekunder.
Pelajar dan mahasiswa juga memiliki dilema tersendiri baik dari segi fasilitas yang kurang memadai dan kurangnya pemahaman materi yang dipelajari.Â
Mahasiswa rata-rata sudah memiliki perangkat yang cukup untuk mengikuti pembelajaran kuliah daring, namun bagi pelajar yang masih berbagi handphone dengan keluarga akan mengalami kesulitan. Bagi mahasiswa yang perlu bimbingan dosen akan mengalami kendala karena keterbatasan jarak dan pada akhirnya tujuan untuk mendapatkan waktu kelulusan yang tepat tidak akan terpenuhi.
Tidak hanya pelajar dan mahasiswa, guru dan orangtua juga mengalami kesulitan dalam membimbing dan mendampingi anaknya. Banyak dari orangtua yang merasa kewalahan dalam mendampingi anaknya apalagi bagi orangtua yang memiliki pendidikan yang rendah dan kurangnya memahami teknologi.
Guru akan sulit dalam mengukur tingkat keberhasilan tujuan pembelajaran karena guru tidak bisa melihat secara langsung apakah pelajar itu benar-benar memahami materi yang diberikan.Â