Mohon tunggu...
M. A. Ulin Nuha
M. A. Ulin Nuha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Kadang Kolo

Belajar Oret-oretan, menggoreskan sebuah tinta pelan-pelan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eksistensi Nilai Pancasila dalam Bingkai Tanah Air dari Masa Dahulu, Sekarang, dan untuk Masa Depan

30 Januari 2025   20:04 Diperbarui: 30 Januari 2025   20:04 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada masa kini demokrasi dipahami tidak semata-mata suatu bentuk pemerintahan tetapi sebagai sistem politik. Namun dalam perkembangannya demokrasi selain sebagai sistem politik, juga harus dipahami sebagai sikap hidup atau pandangan hidup demokratis. Demokrasi membutuhkan usaha nyata dari setiap warga dan penyelenggara negara agar berperilaku sedemikian rupa. Nilai-nilai yang terjabar dari nilai-nilai Pancasila yaitu kedaulatan rakyat, kerepublikan, kenegaraan hukum, pemerintahan yang kontitusional, prinsip musyawarah, dan prinsip ketuhanan.

Dalam konteks budaya, pada dasarnya kultur Indonesia itu sudah sangat baik, hanya saja sekarang sudah mulai terkikis oleh pengaruh globalisasi. Fenomena ini bisa menjadi tantangan untuk penerapan nilai-nilai Pancasila. Bahkan dulu menurut dongengannya orang tua, Indonesia diakui berbagai negara dengan masyarakat yang sangat beretika. Tetapi hal ini lain pada realitas saat ini, nilai-nilai yang luhur pada Pancasila kini masih menjadi tantangan dalam penerapannya. Dari budaya gotong royong pada masa lalu, khalayak kini lebih cenderung individualisme. Ini menjadi PR bagi kita semua. Penulis juga mengakui masih banyak kekurangan dalam pengimplementasian nilai-nilai Pancasila.

Harapannya untuk masa depan, Pancasila mampu menjadi pedoman dalam mencapai tujuan negara, memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, serta menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Bahkan dalam ranah beragama, pemerintah sudah berupaya dengan program Moderasi Beragama yang sedikit demi sedikit disosialisasikan kepada masyarakat. Meski Pancasila dibuat sudah lama, namun tetap relevan bagi masa depan bangsa karena mampu menjadi landasan dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan zaman. Pancasila mendorong pembangunan yang berkelanjutan, demokratis, dan berkeadilan sosial.

Pancasila juga mampu menjadi sarana dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta menghindari konflik horizontal. Selain itu, Pancasila mampu menjaga keberagaman budaya dan agama di Indonesia, sehingga mampu memperkuat toleransi dan kebersamaan antarwarga negara. Dengan demikian, Pancasila menjadi kunci penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional dan kesejahteraan rakyat.

Lebih lanjut, Pancasila harus senantiasa kita jiwai dan pedomani agar menjadi ideologi yang bekerja, yang dirasakan kehadiran dan manfaatnya oleh seluruh tumpah darah Indonesia. Selain regulasi yang berlandaskan pada semangat dan jiwa Pancasila, kita juga perlu keteladanan yang tercermin dari etika, integritas, dan karakter para pemimpin dan rakyat Indonesia.

Perkembangan situasi global yang ditandai kemajuan teknologi komunikasi yang begitu pesat menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Pancasila diharapkan menjadi filter agar bangsa Indonesia tidak mengalami disorientasi di masa depan. Pesatnya kemajuan teknologi informasi saat ini yang ditandai dengan masifnya penggunaan teknologi dan ponsel pintar (smartphone) dalam mengakses informasi melalui beragam media harus dapat dimanfaatkan secara bijaksana untuk menyiarkan konten-konten dan narasi positif yang mencerminkan aktualisasi nilai-nilai Pancasila di tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Strategi untuk menjaga dan menguatkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat disoroti, dengan tiga pendekatan utama: pendekatan budaya, internalisasi di semua level pendidikan, dan penegakan hukum terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Pendekatan budaya dianggap sebagai cara yang efektif untuk menyebarkan nilai-nilai Pancasila, dengan memanfaatkan seni, musik, tari, dan budaya lokal sebagai media untuk mengajarkan kebersamaan, gotong royong, dan toleransi.

Contoh sikap yang dapat dilakukan sehari-hari, seperti menjalankan perintah agama, berbuat baik, bersikap ramah, dan menjaga lingkungan, dianggap sebagai wujud dari penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pengupayaan dalam menggali semangat nasionalisme pada peringatan-peringatan penting negara dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari juga dapat dilakukan. Pancasila diharapkan tetap menjadi fondasi utama bagi perencanaan masa depan Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Siregar Astar, (2013), REKONSILIASI DALAM PUISI, Jakarta: Penerbit Tulodong.

Winarno, 2021, PARADIGMA BARU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun