Pengalaman yang sama juga dialami oleh Nugi, mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta.
"Kesehatan fisik saya juga semakin memburuk, fisik saya terus membesar karena kurangnya bergerak, alhasil jadi makin capek dalam beraktivitas dan memerlukan tidur yang lebih lama." Ungkapnya.
"Pembelajaran daring menurut saya kurang efektif, karena saya kurang dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dikarenakan sering pusing saat melihat layar laptop terlalu lama." Lanjut Nugi.
Begitu pula dengan Adit, salah satu mahasiswa Universitas Trisakti yang memiliki pendapat yang sama dengan Navira dan Nugi.
"Menurut saya pembelajaran daring ini sangat melelahkan fisik sekali karena kita harus fokus dalam mendengarkan penjelasan dosen, dimana hal itu membutuhkan tenaga ekstra dalam mendengarkannya. Selain itu, akibat terlalu lama di depan laptop dapat menyebabkan gampang letih dan sakit dibagian mata. Badan saya juga sering pegal-pegal karena full tegak hampir selama berjam-jam."
"Saya juga terkadang malas dan rasanya bawanya selalu letih ketika kuliah dan juga sering merasa kelelahan dalam mengerjakan tugas di larut malam sekali. Intinya, kalau mood sedang jelek, mengikuti perkuliahan pun juga." Ungkap Adit dalam penjelasannya.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa memang terdapat pengaruh pembelajaran secara daring terhadap kesehatan fisik dan mental siswa, terutama pengaruh yang negatif.
Meski hanya sibuk di depan layar, tetapi pembelajaran secara daring memang cukup menguras energi dan terkadang terasa tidak efisien. Tidak heran jika para siswa merasakan tekanan dari kegiatannya tanpa memperhatikan kesehatan fisik dan mental.
Istirahat juga tidak kalah penting. Istirahat sejenak lebih baik daripada tidak sama sekali, tetapi kita juga tetap harus mengontrol waktu dan energi dengan lebih efektif agar dapat fokus kembali.