Mohon tunggu...
Muhammad Atho Idhomi
Muhammad Atho Idhomi Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Pendidikan Sejarah

im currently studying history education in state malang university

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Interaktif: Nikmati Museum Digital

13 Desember 2024   19:11 Diperbarui: 13 Desember 2024   19:11 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demo/Percobaan Akses Website Sumber: Dokumentasi Pribadi

              "Membuka Babak Baru Pembelajaran Sejarah: Inovasi Silkroad Virtual Museum & Virtual Museum Nasional Indonesia"

                                                                                                                                                 

Era digital saat ini telah membawa transformasi signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di bidang pendidikan, terutama dalam pembelajaran sejarah. Pembelajaran sejarah yang sering dianggap sebagai mata pelajaran yang kering dan membosankan kini telah mengalami revitalisasi berkat inovasi teknologi. Mahasiswa Asistensi Mengajar Sejarah dari Universitas Negeri Malang yang melaksanakan kegiatan praktik mengajar di SMAS Diponegoro Tumpang berupaya mengadakan program kerja dengan mengenalkan inovasi media pembelajaran berbasis Silkroad Virtual Museum dan Museum Nasional Indonesia Via website kepada siswa kelas XI peminatan sejarah. Tujuannya adalah untuk menghadirkan pembelajaran sejarah yang inovatif dan terkini di era digital.

Demo/Percobaan Akses Website Sumber: Dokumentasi Pribadi
Demo/Percobaan Akses Website Sumber: Dokumentasi Pribadi

Dengan adanya media museum virtual, siswa dapat menjelajahi berbagai museum dunia secara virtual seolah-olah mereka sedang berada di sana. Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah, mahasiswa asistensi mengajar sejarah telah menginisiasi proyek inovatif dengan memanfaatkan teknologi museum virtual. Kegiatan pengenalan Silkroad Virtual Museum dan Museum Nasional Indonesia bertujuan untuk membekali siswa kelas XI peminatan sejarah dengan pengalaman belajar yang lebih historis dan bermakna. Melalui eksplorasi virtual ini, siswa tidak hanya sekedar melihat peninggalan artefak, tetapi juga dapat berinteraksi dengannya secara digital. Mereka dapat memutar video, membaca deskripsi rinci, dan bahkan mengikuti tur virtual yang dipandu oleh kurator. Dengan menjelajahi museum secara virtual, siswa diharapkan dapat membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang peristiwa sejarah, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan menumbuhkan apresiasi terhadap warisan budaya bangsa

Konsep Museum Virtual

Museum virtual merupakan sebuah platform digital yang memungkinkan pengguna untuk menjelajahi koleksi artefak dan informasi sejarah tanpa harus mengunjungi lokasi fisik museum secara langsung. Dalam konteks kegiatan ini, Silkroad Virtual Museum dan Virtual Museum Nasional Indonesia menjadi solusi alternatif yang menawarkan pengalaman mendalam mengenai sejarah Jalur Sutra, rute perdagangan penting antara Asia dan Eropa yang berfungsi sebagai penghubung budaya dan ekonomi selama berabad-abad. Melalui website ini, siswa dapat melihat koleksi artistik yang mencerminkan pencapaian budaya dari berbagai peradaban sepanjang Jalur Sutra. Hal menarik lainnya dari koleksi museum nasional Indonesia adalah siswa diajak melihat lokasi Museum Nasional dengan tampilan 360º, yang memberikan kesan tersendiri bagi siswa yang ingin mengetahui lokasi museum.

                                                                                                                                           

Tampilan Silkroad Virtual Museum Sumber: Silkroad Virtual Museum
Tampilan Silkroad Virtual Museum Sumber: Silkroad Virtual Museum

Museum pertama dari Silkroad Virtual Museum terletak di Nanjing, ibu kota Dinasti Ming di Tiongkok, dengan fokus pada pameran karya seni berkualitas tinggi yang dikembangkan oleh kelompok elit masyarakat masing-masing. Melalui koleksi porselen, lukisan, dan tekstil yang indah. Museum ini mengajak pengunjung untuk menyelami kehidupan sehari-hari masyarakat Tiongkok pada masa kejayaan Dinasti Ming. Dengan tujuan untuk menghidupkan kembali era keemasan Jalur Sutra pada periode 1200-1450, museum ini memberikan wawasan tentang bagaimana perdagangan dan pertukaran budaya mencapai puncaknya. Pengunjung dapat melihat bagaimana pengaruh budaya asing, seperti Persia dan Arab, terintegrasi ke dalam seni dan budaya Tiongkok, membentuk identitas yang unik dan kaya.

Sementara itu, Museum Nasional Indonesia menyediakan tur virtual dengan tampilan 360º yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi lokasi museum secara menyeluruh dan menyajikan koleksi yang mencerminkan kekayaan sejarah serta budaya Indonesia. Mulai dari artefak prasejarah hingga benda-benda peninggalan kerajaan Nusantara, museum ini menyajikan gambaran komprehensif tentang perjalanan panjang peradaban Indonesia. Dengan fitur interaktif seperti keterangan detail dan zoom, siswa dapat mengamati benda-benda koleksi secara lebih dekat, seolah-olah sedang memegangnya langsung. Selain itu, tur virtual ini juga memungkinkan siswa untuk menjelajahi berbagai ruangan di museum, termasuk ruang pamer utama, perpustakaan, dan ruang auditorium, seolah-olah sedang berjalan-jalan di dalam museum sungguhan.

Koleksi-koleksi utama di museum ini mencakup:

 - Arkeologi: Artefak dari zaman prasejarah hingga masa kerajaan Hindu-Buddha.

 - Etnografi: Benda-benda yang merepresentasikan keberagaman budaya Indonesia.

 - Keramik: Berbagai jenis tembikar dan porselen dari Indonesia serta negara lain.

 - Numismatik: Koin dan mata uang kuno dari berbagai masa.

 - Sejarah: Benda-benda bersejarah terkait peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.

Selain itu, Museum Nasional Indonesia virtual juga menyajikan informasi mengenai sejarah museum dan publikasi-publikasi terkait koleksi museum. Dengan menjelajahi website ini, siswa dapat memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang kekayaan sejarah dan budaya Indonesia.

 

Tampilan VIrtual Museum Nasional Indonesia Sumber: Dokumentasi Pribadi
Tampilan VIrtual Museum Nasional Indonesia Sumber: Dokumentasi Pribadi
Tur ini menampilkan visual gedung, pameran, dan koleksi sebelum pembaruan museum pada tahun 2024. Dengan menggunakan teknologi ini, siswa dapat merasakan pengalaman seolah-olah mereka berada di dalam museum, menjelajahi setiap sudutnya tanpa batasan fisik. Keunggulan lain dari museum virtual adalah kemudahan akses yang tinggi, koleksi yang kaya, dan fitur-fitur interaktifnya, menjadikannya pelengkap yang sangat baik untuk pembelajaran di kelas. Dengan pendekatan inovatif ini, diharapkan pembelajaran sejarah tidak hanya menjadi lebih menarik tetapi juga lebih efektif dalam membangun pengetahuan dan apresiasi siswa terhadap warisan budaya bangsa di era digital ini.

Penerapan Dalam Pembelajaran

Kegiatan pengenalan media pembelajaran melalui museum virtual ini dilakukan sesuai dengan materi sejarah yaitu Pemikiran-Pemikiran Besar Dunia yang diajarkan oleh mahasiswa sejarah. Sebelum kegiatan pengenalan dilakukan, terlebih dahulu mahasiswa sejarah melakukan demo website kedua museum tersebut guna memudahkan siswa saat pelaksanaan program kerja. Dengan memanfaatkan kedua platform tersebut, diharapkan siswa dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menarik dibandingkan dengan metode pembelajaran kuno/konvensional. Pengalaman belajar yang menyenangkan dan interaktif ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sejarah serta memperluas wawasan mereka tentang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah. Selama sesi pengenalan, sebanyak 19 siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Mereka diberikan instruksi untuk mengakses dan mengeksplorasi koleksi yang tersedia di masing-masing museum selama dua jam pelajaran.

Hasil observasi menunjukkan bahwa 95% siswa merasa terkesan dengan kualitas koleksi yang dipamerkan di Silkroad Virtual Museum, sementara 90% siswa merasa bahwa tur virtual di Museum Nasional Indonesia memberikan pengalaman belajar yang berbeda dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Sebagai bagian dari kegiatan ini, siswa juga diberikan penugasan sebagai luaran untuk memahami dan mencatat tiga peninggalan dari museum yang telah mereka kunjungi secara virtual. Penugasan ini tidak hanya menguji pemahaman mereka terhadap materi pelajaran tetapi juga mendorong keterampilan observasi dan analisis terhadap artefak sejarah.

Hasil penugasan menunjukkan bahwa semua siswa mampu menyebutkan peninggalan tersebut, menandakan bahwa metode pembelajaran ini berhasil dalam mencapai tujuan edukatifnya.

Umpan Balik Siswa

Umpan balik dari siswa sangat positif. Banyak dari mereka mengungkapkan bahwa pengalaman belajar melalui media virtual membuat mereka merasa lebih terlibat dan termotivasi untuk belajar sejarah. Beberapa komentar dari siswa mencakup pernyataan bahwa mereka merasa seolah-olah berada di museum dan bisa melihat semua koleksi secara dekat, serta bahwa tur virtual membuat mereka lebih memahami pentingnya Jalur Sutra dalam sejarah perdagangan. Penggunaan teknologi informasi dalam pendidikan tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa tetapi juga menyediakan akses kepada sumber daya pendidikan yang lebih luas. Dengan adanya museum virtual, siswa dapat menjelajahi berbagai koleksi tanpa harus terikat oleh waktu dan tempat. Hal ini sangat relevan di era digital saat ini, di mana akses informasi semakin mudah dan cepat.

 

Dokumentasi Bersama Siswa Sumber: Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Bersama Siswa Sumber: Dokumentasi Pribadi
Menariknya Sejarah Jalur Sutra

Salah satu aspek menarik dari Jalur Sutra adalah perannya sebagai jembatan antara berbagai budaya. Rute perdagangan ini tidak hanya mengedarkan barang-barang seperti rempah-rempah dan sutra tetapi juga ide-ide, agama, dan teknologi antara Timur dan Barat. Misalnya, penyebaran agama Buddha dari India ke Tiongkok terjadi melalui jalur ini, serta pengenalan teknologi seperti kertas dan kompas ke dunia Barat. Museum Virtual Silkroad memungkinkan siswa untuk memahami betapa pentingnya jalur perdagangan ini dalam membentuk interaksi antarbudaya. Dengan menjelajahi artefak-artefak bersejarah yang dipamerkan, siswa dapat melihat bagaimana barang-barang tersebut tidak hanya memiliki nilai ekonomi tetapi juga nilai budaya yang mendalam.

Tantangan dan Solusi

Meskipun hasil evaluasi menunjukkan respon dan umpan balik positif dari siswa terkait pengenalan media pembelajaran berbasis museum virtual, terdapat beberapa tantangan teknis yang perlu diperhatikan. Keterbatasan akses terhadap perangkat komputer dan koneksi internet yang stabil menjadi kendala utama. Hanya sebagian kecil siswa yang memiliki perangkat pribadi yang memadai untuk mengakses website museum virtual secara mandiri. Selain itu, kurangnya pemahaman tentang navigasi website dan fitur-fitur yang tersedia juga menjadi hambatan bagi siswa dalam mengeksplorasi konten secara efektif. Oleh karena itu, pelatihan yang lebih intensif dan komprehensif mengenai cara mengakses dan memanfaatkan platform museum virtual perlu dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Untuk memastikan keberlanjutan program ini, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk sekolah, pemerintah, dan komunitas, dalam menyediakan infrastruktur teknologi yang memadai serta mengembangkan program pelatihan yang berkelanjutan.

Secara keseluruhan, pengenalan metode pembelajaran berbasis museum virtual merupakan langkah inovatif yang dapat mengubah cara siswa belajar sejarah. Dengan memanfaatkan teknologi digital seperti Silkroad Virtual Museum dan Museum Nasional Indonesia, kita dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan relevan bagi generasi muda. Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan minat dan motivasi siswa dalam mempelajari sejarah akan semakin meningkat serta mereka dapat memahami pentingnya peristiwa sejarah dalam konteks kehidupan sehari-hari. Inovasi digital dalam pendidikan bukan hanya sekadar alat bantu ajar tetapi juga merupakan jembatan untuk menghubungkan generasi muda dengan warisan budaya dan sejarah bangsa. Dengan terus mengembangkan metode pembelajaran seperti ini, kita dapat memastikan bahwa pendidikan sejarah tetap hidup dan relevan di tengah perkembangan zaman yang cepat. Mari kita sambut babak baru dalam pembelajaran sejarah melalui inovasi museum virtual.

Dengan demikian, langkah-langkah ke depan perlu difokuskan pada pengembangan lebih lanjut dari metode pembelajaran berbasis teknologi agar semakin banyak siswa dapat menikmati manfaat dari inovasi pendidikan ini. Hal ini tidak hanya akan memperkaya pengalaman belajar mereka tetapi juga membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan.

Inovasi seperti museum virtual tidak hanya memberikan akses kepada siswa untuk belajar tentang sejarah secara mendalam tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir kritis tentang konteks sosial-budaya masa lalu. Melalui eksplorasi artefak bersejarah secara langsung melalui layar komputer atau smartphone mereka, siswa diajak untuk merasakan kedekatan dengan sejarah-sebuah pengalaman yang mungkin sulit dicapai melalui metode pembelajaran konvensional. Dengan demikian, mari kita terus dorong penggunaan teknologi dalam pendidikan agar generasi muda kita tidak hanya menjadi penerus bangsa tetapi juga menjadi individu-individu yang memiliki pemahaman mendalam tentang warisan budaya dunia serta mampu berkontribusi positif bagi masyarakat global di masa depan.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun