Mohon tunggu...
Muhammad Asmar Joma
Muhammad Asmar Joma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sunan Klijaga

setidaknya kita pernah mengisi dunia ini dengan kata-kata perlawanan terhadap kekuasaan bahwa masih ada ketidakadilan di negara ini.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Tensi Geopolitik Amerika Serikat-Tiongkok di Kawasan Asia Pasifik

23 Desember 2024   01:17 Diperbarui: 23 Desember 2024   02:20 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi: Pertarungan Geopolitik AS-Tiongkok di Kawasan Asia Pasifik)

Dalam melawan dominasi kawasan Tiongkok di Luat China Selatan dalam perebutan Selat Malaka, Amerika pun sudah merekomendasikan hal ini lewat Council of Foreign Relations (CFR) dan bahkan sudah di kaji secara lebih matang lewat beberapa think thank di Washington. Sehingga kemudian dirumuskan sebagai dasar kebijakan luar negeri Presiden George W Bush yang kemudian kita kenal sebagai Project New American Century (PNAC).

Ketegangan tersebut selalu memicu perhatian yang serius bagi setiap negara. Pertahanan dan keamanan yang menjadi proporsi yang subtansif dalam negara, arena geopolitik dan geostrategi menjadi satu kesatuan yang vital dengan geoekonomi negara, indikator tersebut memperkuat bahwa pertahanan dan keamanan sebuah negara didukung dengan kekuatan ekonomi yang besar.

Situasi dunia saat ini sangat tidak baik-baik saja, konflik antar negara terjadi kapan saja, pertarung ekonomi, politik, dan kekuatan militer selalu menjadi poin penting. Belum lagi kita lihat pergeseran pola perang yang semakin berubah. Dalam karya Joseph M. Elbaum yaitu Cyber Power in the 21st Century (Kekuatan Siber di Abad 21) mengeksplorasi pergeseran kekuatan siber yang terjadi akibat kemajuan terknologi informasi dan komunikasi. Jhoseph mengatakan bahwa cyber power saat ini sebagai kemampuan individu, kelompok, atau negara dalam memanfaatkan teknologi yang akhir-akhir ini bukan hanya mempermudah umat manusia tetapi juga sebagai bencana besar. Jhoseph menekankan bahwa kekuatan negara saat ini harus mencakup kekuatan ekonomi, sosial dan budaya. 

Kecanggihan teknologi saat ini telah merubah lanskap kekuatan global secara signifikan. Apalagi pertarungan geopolitik yang semakin menegangkan, tentu menjadi perhatian serius dalam keamanan negara. Kebocoran data pribadi terjadi dimana-mana, bahkan di berbagai negara-negara besar juga mengalami kebocoran informasi penting. Indonesia salah satu negara yang beberapa kali mengalami kebobolan data, bahkan institusi negara mengalami hal yang sama. Dalam arena perang modern saat ini, setiap negara memiliki keamanan cyber tersendiri, tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan akan terjadi peretasan oleh actor non-negara yang mencoba melakukan proses peretasan system keamanan negara yang ditargetkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun