Sejarah Singkat
Museum Sri Baduga didirikan di Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal
18 Mei 1974 oleh Pemerintah Kota Bandung. Tujuannya adalah untuk melestarikan warisan
sejarah dan budaya Sunda. Nama museum ini diambil dari seorang raja legendaris bernama Sri
Baduga, yang memerintah Kerajaan Sunda pada abad ke-16. Museum ini bertujuan untuk
mengumpulkan, merawat, dan memamerkan artefak dan benda bersejarah terkait dengan tanah
Sunda.
Museum Sri Baduga memiliki koleksi yang beragam, termasuk prasasti, arca, senjata
tradisional, tekstil, dan alat rumah tangga. Koleksi ini mencakup berbagai periode sejarah.
Selain itu, museum juga menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti pameran, seminar, dan
workshop, dengan fokus pada edukasi dan pemahaman masyarakat tentang sejarah dan budaya
Sunda.
Sebagai salah satu museum penting di Kota Bandung, Museum Sri Baduga berperan
dalam melestarikan dan menghargai kekayaan budaya serta memfasilitasi pembelajaran bagi
generasi mendatang.
Selama Proses Magang Penulis melakukan beberapa kegiatan salah satu diantaranya adalah penerjemahan.
Pada hari pertama magang, penulis beserta 3 rekan magang lainnya disambut
dengan baik oleh pegawai museum. Setelah itu, penulis beserta rekan diajak untuk
berjalan-jalan mengelilingi museum untuk melihat beragam koleksi museum. Selesai
tur singkat, penulis beserta rekan diminta untuk menerjemahkan label koleksi museum
yang belum ada terjemahan bahasa Inggris. Museum Sri Baduga memiliki tiga lantai
untuk memamerkan koleksi museum. Setelah berdiskusi pembagian tugas, penulis
mendapatkan sebagian label dari lantai 2, sedangkan 3 rekan lainnya masing-masing
menerjemahkan label koleksi lantai 1 dan lantai 3. Proses penerjemahan memerlukan
waktu kurang lebih tiga minggu bagi penulis untuk diselesaikan.
Penulis juga ditugaskan untuk menerjemahkan dokumen koleksi keramik
museum sebanyak 235 koleksi. Penulis beserta rekan membagi jatah terjemahan
masing-masing setiap orang mendapat 57 sampai 59 terjemahan. Penulis mendapat
terjemahan koleksi ke-60 hingga koleksi ke-118. Proses penerjemahan memerlukan
waktu kurang lebih dua minggu bagi penulis untuk diselesaikan.
Selain menerjemahkan label koleksi museum, penulis beserta rekan juga
ditugaskan untuk mendesain label koleksi untuk pihak museum cetak nantinya. Penulis
beserta rekan menggunakan aplikasi Canva untuk mendesain seluruh label museum.
Penulis membuat beberapa ukuran label yang berbeda yaitu 17x12 cm,15x12 cm dan
30x9 cm. Penulis membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk menyelesaikan desain
label. Total waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas terjemahan label
museum adalah kurang lebih satu bulan lamanya.
Menjelang selesainya kegiatan permagangan, penulis beserta rekan ditugaskan
untuk membantu mengawasi peserta Lomba Cerdas Cermat antar-SMP se-Jawa Barat.
Pengawasan dilakukan secara berganti-gantian di babak eliminasi dan dilakukan secara
bersamaan di babak semifinal dan final. Pengawasan dilakukan secara daring selama
babak eliminasi dan semifinal dan dilakukan secara luring di babak final.
Selama menjalani Program Mandiri Penguatan Profesional Keilmuan (PMP2K)
di Museum Sri Baduga, berikut adalah manfaat yang dirasakan oleh penulis,
diantaranya:
- a) Diberikan peluang untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari selama kuliah, seperti dalam kegiatan penerjemahan dan penyuntingan.
- b) Mendapatkan kesempatan untuk mempelajari dan memperluas kemampuan desain grafis penulis dalam membantu membuat label koleksi museum.
- c) Memperoleh pengalaman bekerja di lingkungan kerja profesional.
- d) Mengasah keterampilan interpersonal seperti kemampuan komunikasi, kerjasama tim, kepemimpinan, manajemen waktu, dan kedisiplinan.
- e) Memperluas jaringan hubungan dengan sesama anggota magang, staf pembimbing, dan dosen.
- F) Mendapatkan pengetahuan baru mengenai dunia sejarah dalam berbagai bentuk seperti benda peninggalan, tokoh-tokoh bersejarah, dan bahasa
Laporan ini memberikan gambaran umum tentang pelaksanaan Program Mandiri
Penguatan Profesional Keilmuan (PMP2K) yang telah penulis ikuti di Museum Sri Baduga
Bandung selama periode 15 minggu dari 24 Februari 2023 hingga 10 Juni 2023. Seluruh
kegiatan dilakukan secara luring/work from office (WFO) berhubung sudah tidak berlakunya
lagi darurat COVID-19.
Selama pelaksanaan PMP2K, penulis bertanggung jawab untuk menyelesaikan
beberapa tugas yang diberikan oleh Museum Sri Baduga. Tugas-tugas tersebut melibatkan
kerjasama dengan rekan magang lainnya dan berkomunikasi dengan staf Museum. Tugas-tugas
yang penulis lakukan meliputi: (1) menerjemahkan label koleksi museum dan koleksi keramik
museum (2) mendesain label koleksi museum, (3) mengawasi jalannya acara Lomba Cerdas
Cermat antar-smp se-Jawa Barat.
Kegiatan PMP2K ini memberikan banyak manfaat bagi penulis, terutama dalam hal
pengalaman bekerja di lingkungan profesional. Secara keseluruhan, kesempatan magang di
Museum Sri Baduga Bandung memberikan penulis pengetahuan baru dan meningkatkan
keterampilan baik soft skill maupun hard skill. Kedua aspek ini sangat berharga dan bermanfaat
untuk masa depan karier penulis. Meskipun penulis menghadapi beberapa kendala, seperti
penyesuaian dalam dunia kerja yang baru, kelowongan tugas, dan pembagian waktu dalam
mengerjakan tugas, penulis berhasil mengatasi kendala-kendala tersebut dengan bantuan dan
motivasi staff museum dan rekan magang penulis sehingga semua tugas dapat diselesaikan
dengan maksimal.
Secara umum, penulis merasa bahwa pelaksanaan PMP2K ini telah berjalan dengan
cukup baik. Semua pihak yang terlibat, termasuk program studi Bahasa dan Sastra Inggris,
Fakultas Bahasa dan Sastra, UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Museum Sri Baduga, dan anggota magang
lainnya, telah memberikan banyak pengetahuan dan bantuan kepada penulis dalam
mengerjakan dan menyelesaikan semua tugas yang telah diberikan. Penulis juga memiliki
beberapa saran dan point bagi mahasiswa yang tertarik menjalani PMP2K di masa depan.
Pertama, prioritas kan berkomunikasi dengan sesama anggota tim dan staff pembimbing karena
komunikasi termasuk salah satu kunci terpenting dalam menjalankan kegiatan agar tidak terjadi
kesalahpahaman atau tertinggalnya informasi. Selain itu, disarankan juga untuk mencatat atau
membuat catatan mental hal-hal kecil yang dianggap penting. Hal ini akan sangat membantu
dalam menyelesaikan tugas-tugas, bukan berati bertanya adalah hal terlalarang,Â
catatan befungsi untuk memaksimalkan efisiensi kerja dengan waktu yang terbatas. Dan jika
mengalami kebingungan dalam menjalani kegiatan PMP2K atau kegiatan lainnya, usahakan
selalu menghubungi dosen pembimbing yang bertanggung jawab atas mahasiswa yang
melaksanakan kegiatan tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI