pada saat ini konten yang mengandung ekstremisme sudah sangat sering bermunculan, oleh karena itu hindarilah hal-hal yang bersifat mendukung atau menyebarkan konten-konten yang seperti itu karena hal ini dapat memecah belah masyarakat.
4. Berperan aktif dalam moderasi.
laporkanlah jika suatu saat kita menemukan konten-konten yang bermasalah yang mungkin dapat memicu terjadinya perpecahan di antara masyarakat atau umat bergama.
C. Peran Pancasila dalam Memperkuat Moderasi di Media Sosial.
Kebijakan yang mengakomodasi pandangan agama mayoritas sering kali memicu ketidakstabilan sosial-politik, terutama di negara multikultural seperti Indonesia (Maimun & Kosim, 2019). Pancasila sebagai dasar negara memiliki peran penting dalam mencegah dominasi satu agama terhadap kebijakan publik. Sila Ketiga, Persatuan Indonesia, menekankan pentingnya membangun kebijakan yang inklusif, dengan mempertimbangkan keberagaman agama sebagai kekayaan bangsa.
Pancasila menawarkan pedoman moral yang kuat untuk menjaga keharmonisan di ruang digital. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mengingatkan kita untuk memperlakukan setiap individu dengan rasa hormat. Sila ketiga, Persatuan Indonesia, menekankan pentingnya menjaga persatuan di tengah keberagaman. Implementasi nilai-nilai ini mencakup:
1. Meningkatkan kesadaran bersama.
Media sosial adalah ruang publik, dimana kita dapat saling berinteraksi dengan orang lain, oleh karena itu tentu saja di dalam media sosial kita perlu menumbuhkan sikap saling menjaga dan menghormati.
2. Memprioritaskan kepentingan kolektif.
dengan cara tidak menjadikan agama sebagai alat pemecah bangsa, tetapi sebagai landasan untuk memperkuat solidaritas.
3. Mengedepankan kesadaran kebangsaan.
Dengan mengedepankan kesadaran kebangsaan maka kita akan sadar bahwa toleransi antarumat beragama lebih penting dari pada mengedepankan ego pada agama masing masing, bahkan  di dalam ajaran agama sekalipun kita di ajarkan untuk saling menghormati antar umat beragama, contohnya pada agama Islam, dimana agama ini mengajarkan untuk tidak mencampuri urusan agama lain "lakum dinukum waliyadin" artinya untukmu agamamu dan untukku agamaku.Â
D. Kolabrasi Semua pihak.
Toleransi dan moderasi bergama di media sosial tentu saja tidak bisa di wujudkan jika hanya segelintir orang yang melaksanakannya, perlu beberapa pihak yang berpartisipasi dalam mewujudkan hal ini:
1. Pemerintah.
Jika pemerintah menyusun kebijakan yang mendukung penerapan nilai-nilai pancasila dan moderasi beragama di dunia digital, maka hal ini juga dapat membantu terwujudanya hal yang kita inginkan.
2. Platform Media sosial.
Mengembangkan sistem deteksi untuk mengidentifikasi dan menghapus konten yang melanggar norma toleransi.
3. Tokoh Agama.
Media sosial seperti Instagram dan Facebook menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama. Pendakwah muda kini memanfaatkan platform ini untuk menjangkau generasi muda dengan pendekatan yang lebih santai, menggunakan bahasa gaul dan konten visual menarik (Firdaus, 2018). Dukungan masyarakat terhadap gerakan ini terlihat dari antusiasme dalam bentuk jumlah pengikut, tanda suka, dan komentar positif yang diterima.