Pernahkah Anda bertanya, mengapa uang yang dimiliki cepat sekali habis? Padahal baru saja gajian, tapi seperti hanya numpang di dompet sebentar!
Mungkin sebagian orang beranggapan dengan berkata, "Ya, wajar saja cepat habis, memang uangnya sedikit!" Namun, tahukah Anda bahwa standarisasi kata "cukup" atau "sedikit" masing-masing orang berbeda? Mari kita bahas!
Pentingnya Perencanaan Keuangan
Misal, ada seorang ibu memiliki dua anak yang sedang sekolah. Dia bekerja sebagai buruh tani di salah satu ladang milik tetangganya. Ia mendapatkan upah satu juta dalam satu bulan.
Sebagian besar orang mengira, pasti uang tersebut tidak cukup memenuhi kebutuhan si ibu dan anak-anaknya. Namun, justru sebaliknya mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan bisa menyisihkan untuk sedekah.
Lantas bagaimana dengan orang yang memiliki gaji berkali lipat dari sang ibu, namun masih merasa kurang? Masalahnya bukan pada jumlah, tetapi pada pengelolaannya.
Dalam proses mengelola keuangan maka perlu membuat perencanaan, karena jika gagal dalam membuat perencanaan maka sesungguhnya seseorang sedang merencanakan kegagalan.
Dalam Islam, perencanaan keuangan merupakan hal yang dianjurkan sebagaimana sabda Rasulullah Saw, "Allah akan memberi rahmat bagi hambanya yang mencari rezeki yang halal dan menyedekahkan dengan kesengajaan, mendahulukan kebutuhan yang lebih penting, pada hari di mana ia dalam keadaan fakir dan memiliki hajat." (Muttafaq 'alaih).
Oleh sebab itu, berikut ini 5 tips perencanaan dan pengelolaan keuangan yang dianjurkan dalam Islam.
1. Bekerja yang Halal
Bekerja dalam Islam merupakan hal yang sangat dianjurkan, bahkan bagi mereka yang sehat jasmani dan rohani bekerja menjadi suatu kewajiban.
Namun, Islam juga mengatur bahwa pekerjaan yang digeluti haruslah halal, terhindar dari hal-hal yang diharamkan, seperti riba, syubhat, dan sebagainya. Artinya, langkah awal dalam perencanaan keuangan adalah menentukan jenis pekerjaan.
Rasulullah Saw. pernah bersabda, "Bekerja mencari yang halal itu suatu kewajiban sesudah kewajiban beribadah." (HR. Thabrani dan Baihaqi)
2. Membedakan Kebutuhan dan Keinginan
Sering kali orang sulit membedakan antara kebutuhan dengan keinginan, karena keduanya terlihat mirip dan dirasa sama-sama penting. Namun, sayangnya hal ini justru yang membuat uang cepat sekali habis.
Jadi, penting untuk membedakan antara kebutuhan dengan keinginan. Kebutuhan secara sederhana diartikan sebagai hal yang wajib terpenuhi dalam hidup, seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal.
Sedangkan keinginan merupakan hasrat yang ada dalam diri untuk mendapatkan sesuatu, seperti keinginan membeli sepatu, tas, aksesori, dan sebagainya, padahal ia sudah memilikinya atau itu sebenarnya hal yang tidak terlalu penting baginya.
3. Menghindari Utang
Terkadang hal yang tidak diinginkan bisa saja mendadak datang, sehingga membuat kita harus berutang. Namun, perlu diketahui bahwa Islam menganjurkan kepada umatnya untuk menghindari utang.
Biasanya orang memiliki utang cenderung untuk melakukan dosa, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. "Sesungguhnya, ketika seseorang berutang, maka bila berbicara ia akan dusta dan bila berjanji ia akan ingkar." (HR Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, solusinya adalah menyisihkan dana yang dimiliki dalam setiap bulan sebagai dana darurat, sehinga jika sewaktu-waktu ada musibah uang tersebut dapat digunakan dan tidak perlu berutang.
4. Alokasi Pos Masa Depan
Semua orang tentu menginginkan masa depan yang cerah dan berkecukupan, sehingga perlu mengalokasikan dana untuk pos masa depan.
Idealnya proporsi dana untuk pos masa depan adalah 5-10% dari total pendapatan setiap bulan. Rasulullah Saw. pernah bersabda, "Simpanlah sebahagian dari pada harta kamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu." (HR. Bukhari)
Untuk alokasi pos masa depan, sebaiknya disimpan dalam bentuk tabungan atau investasi Syariah, dengan demikian selain terjamin juga sesuai dengan anjuran Islam.
5. Â Sisipkan untuk Zakat, Infak, Sedekah
Menyadari bahwa di dalam harta yang dimiliki terdapat hak orang merupakan hal yang mulia. Untuk itu, Islam menyerukan kepada umatnya untuk senantiasa menunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS).
Orang yang menunaikan ZIS sama sekali tidak mengurangi harta yang dimiliki, melainkan sebagai wasilah (perantara) mendatangkan keberkahan dari Allah Swt. sang Maha Pemberi Rezeki.
Allah Swt. berfirman, "Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan." (Q.S Al Baqarah: 245)
Kesimpulan dari pembahasan di atas, bahwa membuat perencanaan dalam pengelolaan keuangan merupakan hal yang sangat penting, baik untuk masa sekarang maupun masa depan.
Oleh karena itu, mari segera rencanakan pengelolaan keuangan Anda, dan dapatkan kehidupan yang lebih baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H