Krisis petani muda di sektor pertanian dan dominannya petani tua memiliki konsekuensi terhadap pembangunan sektor pertanian berkelanjutan, khususnya terhadap produktivitas pertanian, daya saing pasar, kapasitas ekonomi perdesaan, dan lebih lanjut hal itu akan mengancam ketahanan pangan serta keberlanjutan sektor pertanian.
Sebagai bangsa yang tanahnya subur, seharusnya pemerintah Indonesia harus segera sadar dan malu dengan kondisi pertanian saat ini. Artinya, pemerintah tidak cuma sekadar mengimbau dan menyindir. Pemerintah justru harus bertindak, sebab krisis petani muda di sebabkan kebijakan pemerintah itu sendiri.
Berbagai contoh kebijakan yang tidak sesuai dengan situasi petani Indonesia, di antaranya mematok harga jual produk pertanian, membiarkan pasokan pangan distabilkan oleh impor, dan membiarkan bisnis properti menggunakan lahan produktif.
Maka dari itu harapanya, pemerintah harus segera menyatakan sikap untuk lebih mengutamakan produk pangan dalam negeri, melindungi pemasaran produk pertanian dalam negeri, dan memberikan kemudahan pembiayaan bagi bisnis pertanian.
Jika tiga hal ini konsisten dilakukan, maka Anak anak muda yang mempunyai paradigma modern dan konstruktif akan lebih fokus berinovasi dan bekerja sebagai petani apabila mendapat perlindungan dari pemerintah. Perlindungan yang dimaksud terkait dengan hasil produk, pemasaran, dan sumber pembiayaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H