Mohon tunggu...
Muhammad Arif
Muhammad Arif Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

saya muhammad arif masih sebagai mahasiswa pascasarjana universitas Muhammadiyah Malang selamat menjalani status sebagai mahasiswa saya sering aktif di berbagai organisasi baik organisasi intra maupun ektra

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pertanian Indonesia Terancam Punah

4 Maret 2023   19:00 Diperbarui: 7 Maret 2023   11:01 4711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Krisis petani muda di sektor pertanian dan dominannya petani tua memiliki konsekuensi terhadap pembangunan sektor pertanian berkelanjutan, khususnya terhadap produktivitas pertanian, daya saing pasar, kapasitas ekonomi perdesaan, dan lebih lanjut hal itu akan mengancam ketahanan pangan serta keberlanjutan sektor pertanian.

Sebagai bangsa yang tanahnya subur, seharusnya pemerintah Indonesia harus segera sadar dan malu dengan kondisi pertanian saat ini. Artinya, pemerintah tidak cuma sekadar mengimbau dan menyindir. Pemerintah justru harus bertindak, sebab krisis petani muda di sebabkan kebijakan pemerintah itu sendiri.

Berbagai contoh kebijakan yang tidak sesuai dengan situasi petani Indonesia, di antaranya mematok harga jual produk pertanian, membiarkan pasokan pangan distabilkan oleh impor, dan membiarkan bisnis properti menggunakan lahan produktif.

Maka dari itu harapanya, pemerintah harus segera menyatakan sikap untuk lebih mengutamakan produk pangan dalam negeri, melindungi pemasaran produk pertanian dalam negeri, dan memberikan kemudahan pembiayaan bagi bisnis pertanian.

Jika tiga hal ini konsisten dilakukan, maka Anak anak muda yang mempunyai paradigma modern dan konstruktif akan lebih fokus berinovasi dan bekerja sebagai petani apabila mendapat perlindungan dari pemerintah. Perlindungan yang dimaksud terkait dengan hasil produk, pemasaran, dan sumber pembiayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun