Mohon tunggu...
Muhammad Arif
Muhammad Arif Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Konten favorit puisi cerpen

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam yang Sunyi

14 Mei 2024   15:05 Diperbarui: 24 Juni 2024   18:07 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di malam yang sunyi, bintang-bintang bersinar terang,

Menyinari langit dengan gemerlap yang mempesona.

Angin malam berbisik lembut, mengusap wajahku dengan lembut,

Membawa aroma bunga yang harum dan menyejukkan hati.

 

Di malam yang sunyi, heningnya malam memelukku,

Sepi yang menenangkan, merangkul dalam keheningan.

Suara langkah kaki yang terdengar jauh,

Menyiratkan kesendirian yang indah dalam relung jiwa.

 

Di malam yang sunyi, pikiran melayang jauh,

Memikirkan mimpi-mimpi yang tak terucapkan.

Dalam kegelapan, cahaya harapan menyala,

Membawa keyakinan bahwa esok akan menjadi lebih baik.

 

Di malam yang sunyi, hati terasa tenang,

Melihat keindahan yang tersembunyi di balik kegelapan.

Malam yang sunyi, sungguhlah indah,

Memberikan ketenangan dalam kesendirian yang terpilih.

 

Saat malam berganti pagi, kuucapkan terima kasih,

Kepada malam yang sunyi, telah memberi ketenangan di dalam hati.

Di malam yang sunyi, angin berbisik lembut,

Menyapu rasa sepi yang menghantui hati,

Dengarlah, bisikan angin membawa pesan,

Tentang rahasia malam yang penuh misteri.

 

Dalam gelapnya malam, angin pun bercerita,

Tentang perjalanan yang tak terduga,

Sepi yang mengalun dalam bisikan lembut,

Menyentuh jiwa yang tengah merenung.

 

Angin malam membawa aroma kehidupan,

Mengusik hati yang terluka dan pilu,

Dalam bisikan angin yang penuh makna,

Ku temukan ketenangan dalam kesunyian.

 

Dengarlah, bisikan angin malam yang sepi,

Mengiringi langkah di malam yang sunyi,

Meski sepi, ada keindahan dalam hening,

Di dalam bisikan angin yang tak pernah terlupakan.

Di malam yang hening, rindu datang menjelma,

Menyelinap perlahan di antara bayang-bayang,

Hatiku merindu pada kenangan yang terpatri,

Di dalam gelapnya malam yang sunyi.

 

Dalam diam yang mengalun di malam yang hening,

Rindu memeluk erat hati yang merindu,

Sepi menjadi saksi dari kerinduan yang terpendam,

Di dalam relung jiwa yang dipenuhi kekosongan.

 

Bintang-bintang bersinar redup di langit gelap,

Menyaksikan rindu yang mengalun dalam hening,

Angin malam membawa bisikan-bisikan sayu,

Mengiringi langkah-langkah yang terhenti.

 

Rindu di malam yang hening mengajarkan arti,

Tentang kekuatan cinta yang abadi,

Meski sunyi, rindu tetap bersinar terang,

Di dalam malam yang hening, dalam diam yang mendalami

malam sunyi, hatiku merasakan sepi,

Hening yang mengalun, memenuhi relung jiwa,

Bayang-bayang gelap menari di dinding,

Menyiratkan kesendirian yang menghantui.

 

Langit malam dipenuhi bintang-bintang redup,

Menyaksikan kehampaan yang menggelayuti hati,

Dalam malam sunyi, aku merenung sendiri,

Mencari makna dari keheningan yang menyelimuti.

 

Hatiku sepi, tersesat di dalam kegelapan,

Menyatu dengan malam yang sunyi dan hening,

Rindu akan kehangatan menyelimuti batin,

Namun kini, hanya sunyi yang menjawab.

 

Di malam sunyi ini, ku temukan kekuatan,

Dalam kesendirian, ku temukan keberanian,

Hatiku sepi, namun tetap tegar berdiri,

Menyongsong fajar yang akan datang berseri.

Di malam yang gelap, jejak langkah terdengar,

Melangkah perlahan di antara bayang-bayang,

Langit dipenuhi awan hitam yang menggelayut,

Menyaksikan perjalanan di malam yang sunyi.

 

Jejak langkah menggetarkan hening malam,

Menyisipkan cerita dalam setiap langkah,

Dalam gelapnya malam yang membelai,

Rahasia tersembunyi terkuak dalam diam.

 

Di antara gemuruh angin dan bisikan malam,

Jejak langkah mengikuti alur kehidupan,

Menghadapi ketakutan dan ketidakpastian,

Dalam malam yang gelap, harapan tetap menyala.

 

Langkah demi langkah, jejak terus melangkah,

Menembus kegelapan menuju cahaya,

Di malam yang gelap, ada kekuatan yang tumbuh,

Jejak langkah menuntun menuju masa depan yang cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun