Mohon tunggu...
Muhammad Arfan Pramana Iksakta
Muhammad Arfan Pramana Iksakta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Walisongo Semarang

Mahasiswa yang minat dalam menulis, hobi berolahraga dan media desain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengisi Keterbatasan Pendidikan di Era Disrupsi

23 November 2021   21:22 Diperbarui: 2 Desember 2021   12:07 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski begitu, kondisi tersebut tidak dapat mematikan peranan sekolah sebagai lahan belajar. Fungsi ekonomi seharusnya untuk menunjang kelancaran proses belajar dalam pendidikan. Seperti sumber-sumber untuk mendatangkan guru, fasilitas, kurikulum, perlengkapan dan yang lainnya untuk mensukseskan misi pendidikan dan cita-cita perkembangan peserta didik lebih baik lagi, khususunya untuk kemajuan bangsa dan negara. Karena sebuah negara yang maju adalah negara yang pembinaan pendidikan maju dan berkembang baik. Peranan pendidikan dapat meningkatkan kualitas siswa.

Kendala lain dalam hal perrekonomian adalah orang tua dari siswa tersebut. Banyak orang tua yang sulit untuk sekolahkan anak-anaknya. Membanting tulang demi anaknya bisa menempuh pendidikan. Oleh karena itu tidaklah heran bila negara yang memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan pertumbuhan ekonomi yang pesat akan membantu proses yang ada. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin lain halnya kemampuan ekonomi sangat membantu siswa untuk melengkapi sarana dan prasarana belajarnya. Selain itu, persoalan ekonomi baik juga dapat membantu sekolah untuk melengkapi sarana dan prasarana belajar mengajar.

Persoalan ekonomi merupakan salah satu masalah sangat penting dalam proses pendidikan formal. Oleh karena itu, bila ekonomi seseorang mengalami kesuraman pastinya proses pendidikan akan terhambat juga. Bahkan akan terjadi proses pendidikannya terhenti disebabkan oleh tidak mampunya menanggung ekonomi keluarganya untuk membiayai pendidikan. Sementara pendidikan saat ini semakin lama semakin meningkat seiring berjalannya waktu, ditambah lagi semakin meningkatnya kebutuhan pokok sehari-hari semakin lama semakin mahal. Ini membuat beberapa orang khususnya dalam ranah kampus utamanya bagi mahasiswa juga ikut andil untuk membantu perekonomian keluarga dan membantu meringankan kebutuhan.

Demikian, disamping bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, beberapa sekolah juga menyediakan beasiswa atau bantuan pendidikan gratis bagi yang berprestasi. Rendahnya perekonomian keluarga berdampak pada kelanjutan anak bahkan ada yang sampai putus sekolah dan menjadi anak jalanan. Cita-cita masa depan anak tidak akan tercapai tanpa pendidikan, sedangkan pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dana. Oleh karena itu, antara pendidikan dan kondisi ekonomi keluarga merupakan suata kesinambungan yang tak berujung dan selalu terikat satu sama lain.

Jadi pada prinsipnya mendidik ialah memberi tuntunan, bantuan, pertolongan kepada peserta didik. Didalam pengertian memberi tuntunan telah tersimpul suatu dasar pengakuan bahwa anak memiliki daya potensi untuk terus berkembang. Untuk bisa terjamin berkembangnya potensi-potensi anak agar menjadi terarah diperlukan tuntunan dari luar. Jika suatu pertolongan demikian tidak ada maka potensi tersebut boleh jadi akan gugur. Tidak sempat untuk mengaplikasikannya dan seorang anak harus mendapatkan hak yang memang dimilikinya.

Keterbatasan Fasilitas

Permasalahan yang sering terjadi dalam pendidikan khususnya sekolah mengalami kekurangan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang pembelajaran dan banyak yang memprihatinkan apalagi yang berada dalam daerah pendalaman atau daerah yang terpencil, seperti halnya fasilitas yang kurang atau tidak memadai yaitu seperti kelas bocor, alat praktek yang rusak, kursi, dan meja rusak serta hal-hal lainnya.

Demikian juga terhadap kurangnya tenaga pengajar yang kurang profesional, apabila sarana dan prasarana kurang memadai maka mengakibatkan masalah minimnya pendidikan disebabkan olah kekurangan fasilitas sekolah dan pembelajaran yang tidak memadai. Dengan ini, problematika tersebut dapat menimbulkan kesenjangan dalam mutu pendidikan yang terdapat dalam sekolah. Faktanya didaerah terpencil, tidak memadai dalam pendidikan termasuk dalam sumber daya manusianya akan fasilitas yang ada sendiri sehingga dapat membawa dampak perkembangan pendidikan.

Akibatnya banyak siswa mendapatkan dampak atau kerugian dari masalah tersebut. Siswa menjadi korban dari kurangnya perhatian pemerintah untuk masa depan negara kita sendiri, padahal para siswa berada pada daerah terpencil memiliki semangat yang tinggi dalam belajar meskipun fasilitasnya kurang memadai. Hal tersebut membuktikan bahwa kurang memperhatikan sekolah, khususnya dipedalaman. Masih banyak sekolah-sekolah dipedalaman yang perlu akan dukungan pemerintah ataupun pejabat-pejabat tinggi negara agar bisa mengulurkan bantuan kepada tempat menuntut ilmu untuk bisa sesuai cita-cita yang diharapkan anak-anak dan kedua orang tua.

Dampak yang ditimbulkan oleh siswa adalah rendahnya mutu hasil pendidikan, dengan adanya dampak tersebut siswa hanya mendapatkan pengetahuan atau wawasan dari buku atau tulisan-tulisan saja dan siswa tidak bisa mempraktekkannya menggunakan sarana pendidikan secara langsung serta menimbulkan siswa sulit untuk memahami pelajarannya hanya dapat mengandalkan teori tanpa adanya suatu usaha yang nyata dalam pembelajaran. Dengan peningkatan mutu hasil pengajaran guru tentunya dapat berguna dan bermanfaat, apalagi jika guru yang mengajar memang bersungguh-sungguh untuk memberikan ilmunya dan berbagi kepada para siswa yang semangat mencari pengetahuan dalam pendidikan.

Faktor penyebab dari masalah tersebut adalah alokasi dana yang terhambat karena banyaknya kasus yang menyalahgunakan dana sekolah yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan sekolah namun digunakan untuk kepentingan lain. Sehingga siswa lagi yang harus menanggung resiko semuanya. Adapun faktor penyebab lainnya yaitu perawatan yang kurang atau buruk terjadi karena pihak sekolah tidak memperhatikan bagaimana merawat sarana prasarana yang telah diberikan pemerintah, akibatnya siswa tidak nyaman dalam memakai atau menggunakan fasilitas tersebut dalam pembelajaran mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun