Mohon tunggu...
Muhammad Arfan Pramana Iksakta
Muhammad Arfan Pramana Iksakta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Walisongo Semarang

Mahasiswa yang minat dalam menulis, hobi berolahraga dan media desain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengisi Keterbatasan Pendidikan di Era Disrupsi

23 November 2021   21:22 Diperbarui: 2 Desember 2021   12:07 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan zaman yang semakin maju menjadikan beberapa pendidikan terhalangi oleh keterbatasan, mulai dari pendidikan umum sampai dengan pendidikan Islami, tidak hanya memiliki kontribusi dalam membangun bangsa lebih baik lagi, pendidikan seharusnya juga mampu menyadarkan anak-anak bangsa agar termotivasi dalam menempuh pengetahuan dibidang akademik meski hantaman lingkungan yang terdapat disekitar seringkali menjadikan kita ikut dan terbawa susana mereka, jika lingkungan baik memang hasilnya juga baik, akan tetapi ketika sudah terkontaminasi dengan lingkungan yang buruk hasilnya tidak jauh dari kemunduran berfikir yang menjadikan rasa malas itu muncul.

Dalam suasana desa banyak sekali kondisi yang mengisyaratkan bahwa keterbatasan pendidikan itu hadir dan menghantui, keterbatasan dalam mengajar, keterbatasan dalam fasilitas untuk menyokong pembelajaran serta keterbatasan guru dalam mengajar dan mengarahkan anak-anak agar berada diposisi terarah juga memiliki kepentingan yang lebih. Bukan hanya sebatas itu, keterbatasan dalam sistem dan tatanan yang dibuat untuk menunjang pembelajaran juga menjadi kunci sukses pendidikan, apakah sesuai dengan yang diharapkan atau meleset dari perencanaan, itu akan kembali kepada sistem dan tatanan yang dibuat sebelumnya

Sistem desa misalkan, mereka lebih menitikfokuskan pada pembelajaran yang klasik, seperti menggunakan buku-buku dan mengajar sesuai isi buku yang ada, beberapa mungkin menjelaskan konteks yang terdapat pada materi dari buku yang digunakan, akan tetapi dukungan sistem untuk meningkatkan isi konteks yang ada masih belum tersampaikan secara sempurna. Apalagi anak-anak desa memiliki doktrin yang keras dari orang tua bahwa jika tidak sesuai dengan apa yang disampaikan orang tua, bisa dibilang meraka melawan apa yang dikatakan kedua orang tua. Jika dalam pendidkan formal, gurulah yang menjadi peranan utama pembentukan siswa sebagai pengganti orang tua.

Arah tujuan yang digunakan dalam sistem dan tatanan pendidikan formal desa lebih megutamakan bagaimana anak-anak tersebut mampu mengikuti dan melaksanakan pendidikan seperti anak-anak yang lain, katakan saja mereka seringkali terbebani oleh masalah ekonomi yang semakin lama semakin menurunkan tingkat pendidikan karena orang tua tidak mau menanggung resiko ketika anak-anak mereka disekolahkan atau bahkan menjadi mahasiswa, pertimbangan dan perhitungan utama orang tua dalam ranah desa lagi-lagi adalah masalah perekonomian.

Terlepas dari masalah ekonomi, sebenarnya peranan utama orang tualah yang dapat membentuk karakteristik baik setiap individu, mampu mengarahkan, membimbing dan mencontohkan hal-hal baik adalah poin tambahan yang dapat dijadikan tolak ukur untuk menyelami dunia pengetahuan, khususnya pengajaran kepada anak-anak. Prestasi yang dapat diraih oleh anak memiliki kaitan yang sangat erat pada peranan orang tua. Data demikian merupakan hasil riset yang pernah digelar oleh HFRP (Harvard Family research Project's). Fakta tersebut membuat semua orang wajib memastikan diri khususnya kepada orang tua untuk selalu terlibat aktif dalam proses belajar mengajar anak, terutama pada aktivitas akademiknya untuk menunjang pola fikir yang baik saat menanggapai berbagai macam hal yang akan terjadi nantinya.

Pendidikan Orang Tua

Biasanya orang tua yang revolusioner adalah orang tua yang ingin cita-cita anaknya dapat terwujud. Salah satu bentuk stimulus yang dapat direalisasikan adalah dengan menempatkan anak pada lingkungan yang baik, utamanya dalam bidang akademik yaitu sekolah. Seringkali kedua orang tua memilih dan memilah sekolah mana yang sesuai dengan keinginan dan bakat anak mereka. Jangan sampai lembaga tersebut yang seharusnya dapat mewadahi anak, namun karena tidak sesuai, ini akan membebani anak itu sendiri. Misalnya saja jika anak merupakan seorang yang aktif dan suka bergerak, bisa jadi sekolah yang tepat adalah sekolah yang memiliki ekstrakurikuler yang banyak dan sesuai dengan minat bakat yang ingin dimasuki oleh anak.

Dengan mengarahkan anak pada lembaga atau wadah yang tepat maka potensi dan bakat yang dimiliki anak akan lebih mudah tumbuh dan berkembang. Ini juga bisa berdampak pada jalan hidup dan masa depannya. Karena proses selalu hadir ketika orang-orang atau anak-anak aktif bergerak mencari sesuatu hal yang mereka belum ketahui, kedua orang tua pun juga dapat menikmati dan memantau proses perkembangan belajar anak-anak. Apakah anak-anak belajar dengan tenang, bahagia dan responsif, atau jangan-jangan anak-anak terbebani. Jadi, pengawasan dari kedua orang tua sangat penting untuk menentukan masa depan anak.

Selain pengawasan, terkadang ada beberapa orang tua yang ingin ada keikutsertaan langsung dengan sekolah untuk kesusksesan anak, seperti ada komunikasi dengan guru yang mengampu, atau komunikasi dengan sekolah itu sendiri. Ada sistem pembentukan yang bagus untuk pembelajaran antara anak, orang tua dan pihak sekolah. Salah satunya adalah membentuk forum musyawarah sebagai wadah komunikasi dan diskusi agar sosialisasi yang berhubungan dengan akademik atau pendidikan dapat berproses dengan baik. Selain itu teknis bagaimana proses pengajaran juga dapat dijadikan pembahasan utama untuk bahan materi yang nantinya ingin disampaikan pada anak.

Membuat jadwal pertemuan dengan pihak sekolah tentang perilaku dan keikutsertaan anak juga dapat dijadikan catatan perkembangan anak dalam menempuh pendidikan. Sesekali menggelar kegiatan psikologi misalnya untuk membuka wawasan orang tua dan anak khususnya pola asuh disekolah juga sangat penting. Selain hal-hal demikian orang tua yang terjun dilapangan untuk selalu mendampingi anak mampu dijadikan landasan pembentukan pendidikan karakter serta pola pikir anak. Minimal merespon baik dengan lingkungan sekitar dan dapat membawa manfaat bagi orang tua, tidak hanya pada kehidupan saat ini namun sampai dengan kehidupan kelak.

Seorang anak yang sedang dalam proses belajar juga memiliki keinginan agar tempat yang dijadikan ladang untuk pendidikan dapat tersedia dengan nyaman dan kondusif, seringkali anak-anak juga sangat memperhatikan waktu belajar mereka, jika waktu yang disediakan terlalu lama biasanya mereka akan cepat merasa bosan, sebuah konsep pembelajaran yang menarik juga dapat menentukan apakah anak tersebut menikmati untuk mencari pengetahuan akademiknya ataukah mereka juga sedikit banyak terbebani dengan kenginan-keinginan kedua orang tua.

Orang tua juga harus dapat memotivasi anak-anaknya agar tidak salah dalam memilih jalan mereka, lagi-lagi mengarahkan setiap hari merupakan peranan utama yang sangat baik. Kecerdasan dan prestasi akademik bisa gugur jika pribadi anak dalam kepercayaan diri luntur. Jangan sampai ketika dewasa nanti ia sulit untuk menyadari potensi dalam dirinya sehingga tidak berani mengambil keputusan dan peluang-peluang yang besar didepan mata mereka. Ini akan disayangkan karena potensi yang ada tidak dapat terjadi berulang-ulang, apalagi diera disrupsi ini dengan tatanan dan sistem yang sudah maju namun kita tidak dapat beradaptasi dengan pergantian yang ada.

Menggunakan kalimat-kalimat pendukung dan halus serta dapat dipahami untuk menjelaskan pentingnya belajar agar mereka berhasil kedepannya. Memberikan pujian kepada anak ketika mereka meraih prestasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan belajar anak agar kepercayaan diri dapat terbangun sejak dini dan dapat selalu berkembang dengan berjalannya waktu.

Dalam berjalannya waktu, selalu memenuhi kebutuhan anak dapat memberi kenyamanan, hal penting lain jangan sampai orang tua terlalu berlebihan memberikan apapun yang anak inginkan. Agar semakin sempurna pendidikan dapat diwujudkan dengan ikhlas dan menikmati semua proses yang ada.

Keterbatasan Pengajar

Dunia pendidikan di Indonesia masih memiliki keterbatasan pada pengajar atau pendidik. Utamanya dibeberapa posisi desa mengalami  kekurangan guru, bahkan beberapa guru yang berada mengajar di sekolah desa merangkap dua posisi, menjadi guru dan menjadi kepala sekolah atau bahkan merangkap pada jabatan lain, inilah yang menyebabkan titik fokus guru untuk mengajar murid-murid mengalami kemunduran. Bisa jadi juga dibeberapa sekolah terdapat minim sekali pengajar, dimana berbanding terbalik dengan jumlah murid yang terdapat pada sekolah tersebut.

Guru yang seharusnya sebagai tiang peneguh pengetahuan bagi anak-anak mengalami keterbatasan kuantitas, itu akan akan berdampak pada proses pendidikan pada lokasi sekolah tersebut. Selain hal tersebut, kepribadian dari seorang guru juga kunci sukses proses akademik bagi anak-anak yang sedang menempuh pendidikan. Sebagian guru-guru tertentu masih dikuasai oleh emosi yang kurang tenang. Misalkan saja ketika gagasan dari seorang murid disampaikan dan guru sedang tidak setuju boleh jadi personal dari para muridlah yang diserang seperti persoalan nilai ulangan, perilaku dan hal lainnya.

Proses yang dijalankan sepatutnya perlu komunikasi yang baik antara guru dan murid. Lebih awal ketika sudah tahu akan posisi disekolah, beberapa sekolah yang kekurangan pengajar sudah seharusnya sadar akan posisi mereka, bagaimana ia akan bertindak untuk memecahkan solusi, bagaimana menginisiasi persoalan-persoalan yang terjadi. Karena jika jumlah guru yang terbatas maka dampak besar yang akan tertimpa pada murid-murid adalah mereka tidak mendapatkan kesempatan materi yang dipaparkan oleh guru karena ada keterbatasan itu tadi. Banyak sekolah-sekolah terutama di pedesaan yang sistem dan tatanannya kurang teratur, apalagi tenaga untuk membangun pendidikan yang baik tidak bisa membantu banyak dalam perjalanan pembelajaran.

Dampak yang ekstrem pun juga bisa saja terjadi jika guru membiarkan para siswanya berperilaku bebas sehingga yang didapatkan siswa adalah ajaran tanpa pengarahan. Misalkan saja ijin untuk keluar ruangan padahal pembelajaran sedang berlangsung, hal-hal seperti ini sebenarnya kurang baik karena akan mengakibatkan siswa lain juga akan melakukan hal yang sama, bahkan kebiasaan ini akan terulang-ulang, boleh jadi juga para siswa akan memanfaatkan ijin-ijin semacam itu untuk keperluan pribadinya, buruknya dimanfaatkan untuk bolos sekolah. Hal semacam itu jika kita biarkan akan berdampak pada sisi psikologi siswa. Jadi membiarkan sebuah pelangaran-pelanggaran kecil yaitu melanggar ketertiban yang sudah ditentukan. Seharusnya guru dapat bertindak tegas dan memberikan sanksi agar siswa jera dengan aktivitas-aktivitas yang kurang baik yang sering dibiasakan.

Persoalan yang perlu diangkat yaitu guru tidak bosan untuk memberikan motivasi dan mengingatkan kepada seluruh siswa untuk tetap mematuhi peraturan dan etika kesopanan dalam belajar mengajar disekolah, singkatnya bahan yang pernah disampaikan coba untuk diulang-ulang secara terus menerus agar masuk dalam pemahaman para siswa.

Keterbatasan Ekonomi

Peran perekonomian dalam pendidikan sangat menentukan seseorang dalam mencapai suatu pendidikan yang baik, walaupun bukan menjadi peranan utama dalam pendidikan. Ada hal lain yang lebih menentukan hasil seseorang dalam menempuh pendidikan. Pendidikan merupakan lembaga yang berkewajiban mengembangkan masa depan seseorang. Dunia pendidikan bukan bicara hanya sebatas uang atau bisnis saja, melainkan tempat untuk mewadahi seseorang untuk dibina dan diarahkan. Meski demikian tanpa ekonomi yang memadai juga pendidikan tidak akan bisa berjalan dengan baik dan lancar, sebagai jembatan perantara untuk mengarungi pembelajaran. Misalkan saja seperti sekolah-sekolah yang atapnya roboh karena tersapu angin kencang, akan membuat anak-anak dan guru mengungsi ketempat lain, ini yang juga akan berdampak jika masalah perekonomian mengalami keterbatasan yang amat sulit. Hal itu juga dapat mengurangi peranan intensitas proses belajar siswa serta ketidaknyamanan siswa.

Meski begitu, kondisi tersebut tidak dapat mematikan peranan sekolah sebagai lahan belajar. Fungsi ekonomi seharusnya untuk menunjang kelancaran proses belajar dalam pendidikan. Seperti sumber-sumber untuk mendatangkan guru, fasilitas, kurikulum, perlengkapan dan yang lainnya untuk mensukseskan misi pendidikan dan cita-cita perkembangan peserta didik lebih baik lagi, khususunya untuk kemajuan bangsa dan negara. Karena sebuah negara yang maju adalah negara yang pembinaan pendidikan maju dan berkembang baik. Peranan pendidikan dapat meningkatkan kualitas siswa.

Kendala lain dalam hal perrekonomian adalah orang tua dari siswa tersebut. Banyak orang tua yang sulit untuk sekolahkan anak-anaknya. Membanting tulang demi anaknya bisa menempuh pendidikan. Oleh karena itu tidaklah heran bila negara yang memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan pertumbuhan ekonomi yang pesat akan membantu proses yang ada. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin lain halnya kemampuan ekonomi sangat membantu siswa untuk melengkapi sarana dan prasarana belajarnya. Selain itu, persoalan ekonomi baik juga dapat membantu sekolah untuk melengkapi sarana dan prasarana belajar mengajar.

Persoalan ekonomi merupakan salah satu masalah sangat penting dalam proses pendidikan formal. Oleh karena itu, bila ekonomi seseorang mengalami kesuraman pastinya proses pendidikan akan terhambat juga. Bahkan akan terjadi proses pendidikannya terhenti disebabkan oleh tidak mampunya menanggung ekonomi keluarganya untuk membiayai pendidikan. Sementara pendidikan saat ini semakin lama semakin meningkat seiring berjalannya waktu, ditambah lagi semakin meningkatnya kebutuhan pokok sehari-hari semakin lama semakin mahal. Ini membuat beberapa orang khususnya dalam ranah kampus utamanya bagi mahasiswa juga ikut andil untuk membantu perekonomian keluarga dan membantu meringankan kebutuhan.

Demikian, disamping bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, beberapa sekolah juga menyediakan beasiswa atau bantuan pendidikan gratis bagi yang berprestasi. Rendahnya perekonomian keluarga berdampak pada kelanjutan anak bahkan ada yang sampai putus sekolah dan menjadi anak jalanan. Cita-cita masa depan anak tidak akan tercapai tanpa pendidikan, sedangkan pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dana. Oleh karena itu, antara pendidikan dan kondisi ekonomi keluarga merupakan suata kesinambungan yang tak berujung dan selalu terikat satu sama lain.

Jadi pada prinsipnya mendidik ialah memberi tuntunan, bantuan, pertolongan kepada peserta didik. Didalam pengertian memberi tuntunan telah tersimpul suatu dasar pengakuan bahwa anak memiliki daya potensi untuk terus berkembang. Untuk bisa terjamin berkembangnya potensi-potensi anak agar menjadi terarah diperlukan tuntunan dari luar. Jika suatu pertolongan demikian tidak ada maka potensi tersebut boleh jadi akan gugur. Tidak sempat untuk mengaplikasikannya dan seorang anak harus mendapatkan hak yang memang dimilikinya.

Keterbatasan Fasilitas

Permasalahan yang sering terjadi dalam pendidikan khususnya sekolah mengalami kekurangan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang pembelajaran dan banyak yang memprihatinkan apalagi yang berada dalam daerah pendalaman atau daerah yang terpencil, seperti halnya fasilitas yang kurang atau tidak memadai yaitu seperti kelas bocor, alat praktek yang rusak, kursi, dan meja rusak serta hal-hal lainnya.

Demikian juga terhadap kurangnya tenaga pengajar yang kurang profesional, apabila sarana dan prasarana kurang memadai maka mengakibatkan masalah minimnya pendidikan disebabkan olah kekurangan fasilitas sekolah dan pembelajaran yang tidak memadai. Dengan ini, problematika tersebut dapat menimbulkan kesenjangan dalam mutu pendidikan yang terdapat dalam sekolah. Faktanya didaerah terpencil, tidak memadai dalam pendidikan termasuk dalam sumber daya manusianya akan fasilitas yang ada sendiri sehingga dapat membawa dampak perkembangan pendidikan.

Akibatnya banyak siswa mendapatkan dampak atau kerugian dari masalah tersebut. Siswa menjadi korban dari kurangnya perhatian pemerintah untuk masa depan negara kita sendiri, padahal para siswa berada pada daerah terpencil memiliki semangat yang tinggi dalam belajar meskipun fasilitasnya kurang memadai. Hal tersebut membuktikan bahwa kurang memperhatikan sekolah, khususnya dipedalaman. Masih banyak sekolah-sekolah dipedalaman yang perlu akan dukungan pemerintah ataupun pejabat-pejabat tinggi negara agar bisa mengulurkan bantuan kepada tempat menuntut ilmu untuk bisa sesuai cita-cita yang diharapkan anak-anak dan kedua orang tua.

Dampak yang ditimbulkan oleh siswa adalah rendahnya mutu hasil pendidikan, dengan adanya dampak tersebut siswa hanya mendapatkan pengetahuan atau wawasan dari buku atau tulisan-tulisan saja dan siswa tidak bisa mempraktekkannya menggunakan sarana pendidikan secara langsung serta menimbulkan siswa sulit untuk memahami pelajarannya hanya dapat mengandalkan teori tanpa adanya suatu usaha yang nyata dalam pembelajaran. Dengan peningkatan mutu hasil pengajaran guru tentunya dapat berguna dan bermanfaat, apalagi jika guru yang mengajar memang bersungguh-sungguh untuk memberikan ilmunya dan berbagi kepada para siswa yang semangat mencari pengetahuan dalam pendidikan.

Faktor penyebab dari masalah tersebut adalah alokasi dana yang terhambat karena banyaknya kasus yang menyalahgunakan dana sekolah yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan sekolah namun digunakan untuk kepentingan lain. Sehingga siswa lagi yang harus menanggung resiko semuanya. Adapun faktor penyebab lainnya yaitu perawatan yang kurang atau buruk terjadi karena pihak sekolah tidak memperhatikan bagaimana merawat sarana prasarana yang telah diberikan pemerintah, akibatnya siswa tidak nyaman dalam memakai atau menggunakan fasilitas tersebut dalam pembelajaran mereka.

Dengan itu pemerintah harus memperhatikan kondisi daerah terpencil yang memiliki sarana sekolah yang terbatas. Supaya pendidikannya berkembang dan juga dapat mencapai tujuan pendidikan yang revolusioner. Padahal jika diketahui pendidikan disusun secara sistematis dan memiliki rencana yang baik dan bagus maka akan sesuai dengan tujuan yang ingan dicapai nantinya. Serta kurangnya peruntukan dana yang terhambat dalam banyak hal penyalahgunaan dana sekolah serta adanya hal yang tidak bertanggung jawab dalam hal pendanaan keuangan sehingga dapat menghambat proses pendidikan dalam belajar.

Oleh karena itu, yang harus dilakukan saat ini suapaya permasalahan tersebut dapat diperbaiki atau dapat diselesaikan, dengan cara mengorganisir koordinasi antara pemerintah daerah yang terpencil sehingga tidak terputusnya komunikasi. Dan pada masalah ini pendidikan di Indonesia perlu melakukan sesuatu, karena apa yang dilakukan adalah dengan pendidikan pembelajaran yang harus berjalan dengan efektif. Beberapa perlu dipraktekkan dan terus dipantau agar sesuai dengan apa yang diperkirakan dan tidak meleset.

Sistem Era Disrupsi

Salah satu kata yang akhir-akhir ini begitu populer dan selalu kita dengar adalah Disrupsi. Pelopor terjadinya disrupsi ditandai dengan persoalan bisnis yang kemudian semakin menyebar dan merambah pada ke dalam persoalan kehidupan masyarakat secara umum. Terdapat dua buku yang yang populer membahas paham disrupsi, yaitu The Innovator's Dilemma oleh Clayton M. Christensen dan The Great Disruption: Human nature and The Reconstitutioon of Social Order oleh Francis Fukuyama.

Era Disrupsi merupakan pola terjadinya perubahan-perubahan besar yang disebabkan oleh adanya inovasi yang mengubah sistem dan tatanan bisnis ke taraf yang lebih baru lagi. Dalam perkembangannya, perubahan besar yang terjadi di dunia ini bisa kita kenal dengan revolusi industri 4.0. terdapat sembilan pilar yang menjadi ciri perkembangan teknologi revolusi industri 4.0 diantaranya Analisis Big Data, Robot Otonom, Teknologi Simulasi, Integrasi Sistem Horisontal dan Vertikal, Industri Berbasis Internet of Things, Keamanan Siber, Teknologi Informasi berbasis Cloud, Manufaktur Aditif, dan Teknologi Augmented Reality.

Adanya Disrupsi diberbagai lini dan elemen kehidupan tentunya menuntut untuk beradaptasi dari masing-masing personal untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan besar-besaran disekelilingnya. Demikian adalah hal yang mutlak jika seseorang harus secara cepat mengubah mindset dan menyesuaikan diri agar tidak tertinggal teknologi dan informasi baru yang semakin lama semakin cepat dan mudah kita rasakan. Beberapa pandangan mengatakan bahwa revolusi industri ini akan sangat berdampak sekali dengan tenaga manusia yang boleh jadi nantinya akan tergantikan dengan teknologi, bahkan kecerdasan buatan yang diciptakan manusia lagi-lagi boleh jadi akan menyingkirkan manusia itu sendiri. Resiko yang ditanggung oleh kemajuan juga sangat besar, inilah yang menjadikan perubahan-perubahan besar perlu disandingi dengan nilai pendidikan yang baik agar efek buruk yang mula-mula menghantui sedikit teredam dengan pengetahuan tentang nilai-nilai sebuah pendidikan.

Efek disrupsi yang semakin luas pada akhirnya juga akan berdampak kepada sistem pola kerja Pemerintahan. Disrupsi yang erat kaitannya dengan kemunculan perubahan teknologi, ini dapat membentuk pola gangguan pada sistem dalam sebuah organisasi atau pemerintahan. Saat ini penggunaan teknologi informasi telah diimplementasikan diberbagai sektor pada sistem pemerintahan. Istilah e-Government mungkin cukup sering kita dengar namun mungkin sebagian orang belum mengerti apa yang dimaksudkan. Pengertian e-Government merupakan proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk memabantu menjalankan sistem pemerintah secara efisien. Namun saat ini belum bisa menjawab tantangan dan belum memenuhi harapan dari setiap elemen masyarakat.

Pembentukan ini salah satunya dibenturkan dengan pendidikan, di era disrupsi perkembangan sistem pembelajaran pendidikan khususnya di Indonesia masih mengalami stagnanisai, artinya tidak ada gerakan bagus untuk membangun dan bangkit dari keterpurukan. Hal demikian ditandai oleh beberapa sekolah yang masih tidak mampu menjawab persoalan-persoalan ini. Mulai dari perubahan-perubahan besar yang terjadi dalam sistem tatanan, adaptasi terhadap perkembangan serta realisai pada teknologi dan informasi yang seharusnya ikut andil dalam jalannya perkembangan zaman, akan tetapi tidak mampu mengiringinya. Hal tersebut terjadi karena banyak faktor. Pertama, sistem yang digunakan oleh sekolah ditempat terpencil tidak dapat merubah kefesianan para murid dalam belajar, mereka cenderung hanya memberikan sesuatu dengan tanpa melihat bagaimana cara terbaik untuk menyesuaika dari apa yang diberikan.

Kedua, adaptasi yang dilakukan berjalan begitu lamban, hasilnya mereka tertinggal dari yang lain mengenai teknologi informasi yang akhir-akhir ini melesat begitu cepat. Tidakk dapat dipungkiri bahwa perkembangan dan kemajuan yang besar akan berdampak pada wilayah-wilayah kecil yang sering sekali tidak tersentuh oleh pemerintah. Ketiga, keberanian merubah pola pada pembelajaran, sitem ini seharusnya dapat dijadikan pertimbangan besar oleh sekolah-sekolah pedesaan. Hal ini perlu karena perubahan besar yang terjadi ketika kita tertinggal dan dihantam oleh potensi buruk namun kita tidak berani untuk mengambil keputusan besar dan cepat secara baik ini akan berdampak pada kemunduran sistem dalam tatanan pendidikan.

Pendidikan didalam desa begitu monoton dan lemah akan tekonologi, analoginya mereka orang kota sudah sampai puncak pegunungan namun orang desa masih saja berada di kaki gunung. Bukan karena bisa atau tidaknya meraka sampai pada tujuan, namun seberapa adaptifkah dan seberapa berani untuk mengubah sistem pendidikan yang notabenenya adalah kunci pelopor kemajuan bangsa. Harapannya bisa terdorong untuk mengarah pada revolusi mental anak-anak sebagai dukungan pendidikan karakter mereka.

Oleh: M. Arfan Pramana Iksakta
(Anggota KKN RDR 77 Keelompok 65)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun