Mohon tunggu...
Muhammad Arif
Muhammad Arif Mohon Tunggu... Guru - Columnist

Bekerja untuk masyarakat dan ilmu pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berawal dari Olok-olok

20 Agustus 2019   00:14 Diperbarui: 11 Agustus 2020   19:17 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara cepat aku balikkan badan menyembunyikan ekspresi yang sudah berubah untuk menulis tugas membuat kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Lalu mereka menuliskan apa yang aku perintahkan.

"Sudah?", aku memastikan hal itu dikerjakan, "Selanjutnya secara bergantian kalian bacakan!"

Setelah semua saling mendengar kelebihan dan kekurangan masing-masing dengan saksama. Aku mengambar tiga buah keping puzzle di papan tulis.

"Apa itu, Pak?", kata murid-murid.

"Silahkan kaliah gambar ini di buku kalian", jawabku singkat dan diikuti oleh murid yang lain.

"Sudah selesai semua?", tanyaku untuk memastikan semua menyalin di buku masing-masing.

Hampir serempak semua menjawab sudah dan mengatakan tidak mengerti apa yang telah mereka buat.

"Kalian lihat tiga keping puzzle yang ada di papan tulis?", tanyaku basa-basi.

"Maksudnya apa, Pak?"

"Coba perhatikan bahwa puzzle itu memiliki sisi yang menonjol dan melengkung"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun