Mohon tunggu...
Muhammad Ardian Syah
Muhammad Ardian Syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Calon Sosiolog

Bercita-cita menjadi pendobrak sistem dan kedunguan mindset masyarakat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Imperialisme Gerakan Zionisme Israel dalam Pandangan Actor-Network Theory

30 November 2023   00:19 Diperbarui: 1 Desember 2023   17:19 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, actans dipahami sebagai dasar yang menggerakan suatu realitas yang terdiri dari komponen agensi manusia dan non-manusia. Kita dapat melihat kehadiran actans melalui kasus di atas. Gerakan Zionis-Israel dapat diposisikan sebagai actans yang digerakan oleh tujuan didirikannya negara Yahudi atas dasar teologis yang mereka yakini. Aspek teologis dan kekuasaan dilihat sebagai komponen non-manusia yang mempengaruhi tindakan keji yang dilakukan mereka terhadap Bangsa Arab-Palestina. Begitu pula dengan kekerasan yang mereka lakukan adalah bentuk interaksi mereka terhadap keinginan berkuasa dengan kekuatan persenjataan yang mendukung militer-mendukung kekerasan yang dilakukan.

Kedua, actor-network pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan jaringan antara aktor, agensi dan struktur yang menciptakan suatu realitas. Kita dapat melihat konflik Palestina-Israel sebagai fenomena perebutan kekuasaan. Menggunakan bahasa Latour, fenomena itu menjadi realitsnya. Perebutan kekuasaan, keinginan untuk memiliki kedaulatan dan pemenuhan hak-hak kedua negara adalah bentuk networking antara manusia sebagai agen dan negara sebagai struktur.

Ketiga, translations adalah hal paling inti dalam menganalisis masalah dalam tulisan ini. Translations mengandaikan adanya asosiasi tujuan dan kesepakatan dalam sebuah jaringan yang terbentuk. Sebuah realitas yang terhubung dalam jaringan, dalam hal ini Gerakan Zionisme membutuhkan adanya suatu tujuan dan kesepakatan untuk mencapai suatu definisi umum. Menurut Latour, pencapaian inilah yang akan membuktikan berhasil tidaknya sebuah realitas. Jelaslah bahwa tujuan didirikannya Negara Israel dengan sejarah yang panjang telah membentuk strategi-strategi dan kesepakatan dalam Gerakan Zionis hingga mereka dapat eksis sampai hari ini. Salah satu contoh yang dapat diambil dari fenomena tersebut adalah pengusiran, perampasan dan genosida yang diamini secara legal oleh hukum Israel diikuti kekuatan militer yang mereka miliki. Segala perilaku hina tersebut, menghubungkan manusia dengan komponen materil sebagai sarana suksesi tindakan-senjata, alutista, rudal dan segala bentuk teknologi yang digunakan untuk kejahatan kemanusiaan atas bangsa Arab-Palestina. Sebuah kehinaan apartheid yang dipenuhi ketidakadilan dan diskriminasi demi suksesi teologis dan rasial. 

ANT telah membuktikan bahwa dalam fenomena actans dan proses translations yang terjadi, manusia adalah makhluk yang mampu mereproduksi jejaring dengan sangat kompleks. Saking sangat kompleks, kadangkala manusia luput dan mengesampingkan keadilan dan kebenaran. Bagi Latour, tujuan manusia dapat diproduksi sekaligus direproduksi atas interaksi dan akses yang ia miliki. Ia mengandaikan, 

"If I define you by what you have (the gun), and by the series of associations that you enter into when you use what you have (when you fire the gun), then you are modified by the gun - more or less so, depending on the weight of the other associations are another subject because you hold the gun; the gun is another object because it has entered into a relationship with you" (Latour 1999: 179).

Dalam pengandaian tentang senjata tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu tujuan dapat diciptakan atas interaksi yang terjadi dengan jaringan. Zionis adalah organisasi dan gerakan untuk mendirikan sebuah negara. Namun dengan kekuatan yang mereka miliki saat ini genosida akhirnya menjadi kunci untuk suksesi yang mencederai kemanusiaan.

Bibliografi

Muchsin, M. A. (2015). Palestina dan Israel: sejarah, konflik dan masa depan. MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman, 39(2), 390-406.

Yustriani, L. (2012). Sebuah Perspektif Aktor-Jaringan Dalam Perubahan Partisipasi Politik Pemuda dan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Universitas Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun