"Begitukah, Saya harap kamu dapat menentukan secepatnya." Ucap tuan Syahrir.
"...."
"...."
"Sepertinya sudah tidak ada lagi yang perlu saya sampaikan, Saya pamit keluar." Kata tuan Syahrir.
"Tunggu pak, saya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah membela saya disaat saya tidak bisa membela diri saya sendiri." Kataku
"Tidak usah kau pikirkan, Saya hanya membela apa yang pantas dibela dan kebetulan kamu memenuhi penilaian saya." Jawab tuan Syahrir.
"Terima kasih Pak, sebelumnya saya sudah memikirkannya, tapi bolehkah saya mengambil cuti untuk hari ini?"Tanyaku
"Lakukan saja semaumu." Kata tuan Syahrir sambil meninggalkan ruanganku.
Setelah itu aku bergegas pergi meninggalkan kantor. Aku menuju tempat parkir dan mengambil mobilku. Aku membawa mobilku pergi, tidak tau pasti tujuanku. Jalanan sangat ramai pada saat itu, mungkin orang-orang sedang istirahat makan siang karena seingatku aku keluar sekitar pukul 11. Jika kalian menanyakan keadaan ku, aku tidak lapar, ya mungkin sedikit lapar jika bisa kukatakan. Pikiran ku terlalu lelah untuk menyadari bahwa aku lapar. Mobilku lalu berhenti disebuah panti asuhan di pinggiran kota. Aku bahkan tidak tau kenapa aku sampai di sini, sebelum dapat berpikir lebih lanjut aku sudah sampai di pintu masuk panti asuhan tersebut.
"Paman, kemarilah main bersamaku." Ucap seorang anak asuh panti tersebut.
"Iya Paman, mari kita bermain perang-perangan." Ucap anak lainnya.